Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Tak Hanya Polda Sumut, Alumnus Suriah Ini Juga Incar 4 Tempat Lain

Foto: Polri menggelar jumpa pers terkait teror di Polda Sumut. (Noval/detikcom)

Foto: Polri menggelar jumpa pers terkait teror di Polda Sumut. (Noval/detikcom)
Jambipos Online, Jakarta-Kelompok teror menyerang pos jaga Polda Sumutara (Sumut) dan menyebabkan seorang anggota polisi tewas. Ternyata, pelaku juga mengincar Markas Satuan Brimob Polda Sumut. 

"Dalam melakukan surveinya tidak hanya ke Polda Sumatera Utara, mereka juga melakukan survei di tempat-tempat lain seperti Markas Komando Sat Brimob Polda Sumut," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (30/6/2017). (Baca: Kronologis Penyerangan Polisi di Polda Sumut)

Selain itu, pelaku teror juga mensurvei Kodam Bukti Barisan, Polsek Tanjung Rawa, dan Markas Yon Zipur. Tempat-tempat tersebut disurvei untuk dijadikan target di waktu yang tepat. 

"Khusus untuk penjagaan Polda Sumatera Utara mereka telah lakukan survei satu minggu dan mereka mendapatkan kelemahan di pintu tengah. Jadi ada penjagaan di kanan kiri, pintu tengah jaraknya agak jauh, sehingga mereka lompat dari pagar tengah, di situlah mereka masuk, kemudian mendapati Aiptu Sigalingging sedang istirahat dan gugur terbunuh di situ," jelasnya. (Baca: Jenazah Ipda Martua Sigalingging Dikebumikan di Kisaran)

Ada beberapa barang bukti yang ditunjukkan Polri dalam konferensi pers tersebut. Barang bukti tersebut berupa 2 bilah pisau, tumpukan buku bersampul ISIS, sendal jepit, hingga KTP atas nama Saifuddin Lingga. 

Pelaku dengan inisial SP merupakan mantan teroris yang pernah melakukan pendalaman terorisme di Suriah selama 6 bulan. Sepulang dari Suriah SP kemudian merekrut tetangganya untuk menjadi tim survei. 

"Jadi Alumni Suriah 2013 selama 6 bulan, dan setelah dari sana pulang. Yang bersangkutan merekrut tetangganya pedagang kecil, di lingkungan tempat jualannya, maka direkrut lah atas nama AR kemudian FP, kemudian HP. 

"Mereka ini direkrut untuk menjadi kaki tangannya. Dari 2 orang tersebut satu tewas satu terluka kakinya dikembangkan, kemudian ditangkaplah inisial FP kemudian HP. Mereka semua yang tertangkap ini berperan sebagai tim survei," tambahnya.(JP_03)


Sumber: Detik.com

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar