Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Permainan Kartu Ceki atau Koa

Ilustrasi Kartu Ceki
Oleh: Fadhila Salsabila


Jambipos-Permainan adalah suatu aktivitas yang dilakukan dengan tujuan untuk menghibur diri atau orang lain, melatih keterampilan, atau bahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Permainan dapat dimainkan secara individu maupun dalam kelompok, dan dapat dilakukan dengan menggunakan benda-benda atau media tertentu.

Permainan sangat penting dalam kehidupan manusia. Bermain membantu manusia dalam mengembangkan kreativitas, imajinasi, keterampilan social, dan emosional, serta membantu memperkuat hubungan dengan orang lain. Selain itu, bermain juga dapat membantu mengurangi stress dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.

Dari banyaknya jenis permainan, pada artikel ini penulis ingin membahas salah satu permainan dari kartu. Permainan kartu merupakan jenis permainan yang menggunakan kartu sebagai media untuk bermain. Terdapat banyak jenis permainan yang kartu yang bervariasi di seluruh dunia, dengan aturan dan cara bermain yang berbeda-beda. Salah satu permainan kartu tersebut adalah permainan kartu yang disebut ceki, koa atau pei.

Ceki sudah menjadi permainan kartu tradisional sejak lama. Dahulu permainan Ceki ini sering dimainkan oleh para wanita, namun juga populer di kalangan masyarakat Malaysia, Singapura dan Indonesia. Ceki atau Cekian, juga disebut koa atau peik di beberapa negara lain, adalah jenis permainan kartu, kegiatan perjudian tradisional suku kuno yang telah diwariskan secara turun-temurun. Saat ini, popularitas Ceki sedikit menurun di Malaysia dan Singapura, namun masih sangat populer di Indonesia. Permainan kartu Ceki konon berasal dari permainan kartu kuno yang pernah dimainkan di Tiongkok kuno, dan permainan kartu Ceki adalah sumber dari permainan mahjong yang kini menjadi tren di kalangan masyarakat Tionghoa di banyak negara di dunia.

Di Indonesia permainan koa atau ceki ini masih popular dikalangan masyarakat salah satu daerah di Indonesia yang masih melakukan permainan koa atau ceki ini adalah sumatera barat. Mulai dari wilayah pesisir, wilayah rantau hingga wilayah Darek, kota-kota, sampai nagari-nagari paling pelosok di dataran tinggi.

Menurut cerita dari para tertua adat di Minangkabau, permainan Koa atau ceki ini awalnya berasal dari Cina. Namun tidak ada pembahasan tertulis yang membahas tentang permainan ini. Pembahasan permainan ini terjadi secara lisan dan turun-temurun. Kebanyakan dari mereka hanya mengetahui cara memainkan dan peraturannya saja. Tetapi mereka tidak mengetahui asal usul nama-nama pada kartu Koa atau ceki tersebut.

Di Minangkabau sendiri, koa atau ceki bahkan dianggap sebagai permainan anak nagari. Biasanya dimainkan sebagai hiburan pada waktu luang di lapau (warung) dan bahkan sering dimainkan di rumah orang Baralek (hajatan). Permainan ini biasanya dimainkan setiap ada acara kumpul-kumpul yang melibatkan kaum bapak-bapak.

Meski permainan ini sering disamakan dengan judi, namun tidak sedikit yang berpendapat bahwa Ceki atau koa ini juga termasuk judi. Mereka lebih suka menyebutnya permainan ber-adat (main baradaik), bermain untuk bersenang-senang dan mempererat silaturahmi (pertemanan).

Cara bermain ceki atau koa

Koa atau ceki bisa dimainkan oleh 2-6 orang. Namun di Minang, biasanya dimainkan oleh 4 orang. Dibagi menjadi dua tim dan setiap tim beranggotakan 2 orang. Rekan satu tim disebut mandan. Anggota tim harus dapat bekerja sama dengan mandannya. Oleh karena itu, anggota tim biasanya memilih orang yang sangat berpengalaman atau dekat dengannya untuk dijadikan mandan. Karena biasanya Mandan lah yang paling tahu coki teman mainnya.

180 kartu digunakan dalam satu permainan (3 set/lakon). 1 set kartu berisi 10 kartu yang berbeda. Jadi ada 30 jenis kartu dalam satu permainan. Setiap kartu memiliki namanya sendiri. Oleh karena itu, hal pertama yang perlu dipelajari untuk bermain koa adalah kenal dan hafal jenis kartunya. Berikut adalah daftar nama kartu:

            




            Nama serta jenis kartu ini harus dihafalkan oleh setiap pemain, karena tujuan permainan ini adalah untuk mengumpulkan kartu dalam jenis yang sama.

Kemudian cara bermain selanjutnya atur strategi dengan mandan. Rekan satu tim duduk saling berhadapan. Kemudian setiap orang dibagikan 11 kartu. Pemain pertama mengeluarkan satu kartu dari tumpukan kartu di tengah dan kemudian membuang satu kartu dalam keadaan terbuka. orang kedua kemudian dapat memilih dengan mengambil kartu yang dibuang oleh pemain pertama atau mengeluarkannya dari tumpukan kartu tengah. Dan begitu seterusnya.

Dan terakhir kumpulkan kartu menang. Pemenang nantinya adalah orang yang berhasil mengumpulkan 3 kelompok kartu. Seperti 3 mato (kartu dari jenis dan bentuk yang sama), 6 kaki dan 2 klorok. Misal pada gambar berikut:

3 kartu paling kiri dengan jenis dan motif yang sama (sisiak), disebut Mato. 6 kartu berikutnya dengan jenis yang sama (3 kartu hiu dan 3 kartu bengkok) disebut Kaki. 2 kartu berikutnya dengan jenis sama (batuang) disebut Klorok. Kartu itulah yang kemudian disebut sebagai coki. Keadaan kartu seperti ini disebut dengan manunggu masuak. Artinya tinggal selangkah lagi menuju kemenangan, tinggal mendapatkan satu kartu dengan jenis dan motif yang sama dengan kartu klorok.

                Sedikit ribet dan membingungkan memang untuk dipelajari. Namun memang kartu ini bukan untuk dipelajari, tapi dimainkan.

            Didalam bermain ceki atau koa terdapat bermacam-macam peraturan yang hanya berlaku dibeberapa tempat, peraturan ini biasanya disepakati bersama-sama.

1.      Peraturan tidak bebas:

- Tidak dibolehkan ceki dengan hiu (tidak boleh klorok hiu untuk sampai) untuk mata atau kaki boleh dengan hiu.

- Kartu hiu yang ada ditangan yang ingin dibuang diperbolehkan tanpa terikat atau takabek oleh lawan yang ingin memakannya.

- Ketika gantung, atau sudah batu dua kali tidak boleh memakan atau memegang hiu.

- Saat main kabek atau terikat Ketika kartu yang kita buang dimakan lawan dan saat mencabut kita dapat kartu yang persis sama maka kita tidak bisa membuangnya. 

2.      Peraturan bebas:

- peraturan bebas boleh menggunakan semua kaartu untuk coki

- Ketika gantung, boleh koa dengan semua kartu

- kartu yang telah di buang dan dimakan oleh lawan tidak dapat membuangnya lagi (takabek/terikat) sampai pemain tersebut koa baru bebas membuang kartu yang telah terikat tersebut.

Selain itu, permainan Koa juga dipercaya memiliki unsur strategi dan psikologi yang penting. Pemain harus pandai membaca gerak-gerik lawan dan membuat keputusan yang tepat untuk memenangkan permainan. Hal ini membuat permainan Koa menjadi menarik dan populer di kalangan masyarakat Minangkabau.

Perkembangan teknologi dan modernisasi telah membawa permainan Koa ke level yang lebih luas dengan memungkinkan permainan ini dimainkan secara online dan di platform digital lainnya. Meskipun begitu, permainan Koa tetap menjadi salah satu permainan tradisional yang dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat Minangkabau. (JP-Penulis Adalah (Mahasiswi Jurusan Sastra Minangkabau Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas)

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar