Wali Kota Jambi dr Maulana Terperosok Sedalam 2 Meter, Dr. Dedek Kusnadi: “Semesta Menolak”

Foto tangkap layar.


Jambipos Online, Jambi-Detik - detik Wali Kota Jambi terperosok kelobang sedalam 2 meter saat meninjau proyek normalisasi banjir di Kota Jambi. Saat itu Wali kota Jambi dr Maulana meninjau warganya yang terdampak pada pengerjaan Drainase penanggulangan banjir yang saat sedang di kerjakan oleh pihak pelaksana Balai Wilayah Sungai Sumatera VI Jambi.

Seketika Wali Kota melakukang pengecekan terkait drainase yang terdampak dengan rumah warga disitupun Wali kota dan rombongan BWSS pun terjatuh akibat struktur tanah pada pijakannya sudah rapuh, dan alhamdulillah semua tidak terjadi apa dan wargapun mendapatkan kebahagiaannya untuk di bangunkan rumah yang baru.

Sehat-sehat selalu pak Wali, gelombang pengorbanan sudah mulai terukir, sejatinya pemimpin mendahulukan kepedulian, dibalik keresahan warga ada pengorbanan yang ditunaikan.

Demikian akun Facebook Muhammad Idris Siregar yang mengirimkan video dan narasi detik-detik dr Maulana terperosok.  

Mengutip dari https://faktabungo.com, Dr. Dedek Kusnadi, S.Sos, M.Si, MM, seorang pengamat Ilmu Pemerintahan dari UIN STS Jambi, menunjukkan kepedulian yang mendalam setelah menyaksikan video insiden yang melibatkan Wali Kota Jambi, Dr. Maulana. Dalam kunjungan lapangan untuk meninjau progres proyek sistem pengendali banjir segmen 1 di Kelurahan Kenali Asam Bawah, Wali Kota Maulana terperosok ke dalam lubang sedalam hampir dua meter.

Dr. Dedek mengungkapkan keprihatinannya dan berharap agar Wali Kota Maulana dalam keadaan baik-baik saja. Ia menekankan bahwa insiden semacam ini bukanlah hal yang asing dalam dunia politik Indonesia. Ia mengingatkan bahwa sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, dan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, juga pernah mengalami situasi serupa. Namun, keduanya tak terperosok ke Parit dan berhasil mengubah momen tersebut menjadi citra positif di mata masyarakat.

Sebagai seorang akademisi yang berakar dalam kajian keislaman, Dedek mengaitkan insiden ini dengan ilmu firasat. Ia merujuk pada karya Imam Fakhruddin Ar-Razi yang membahas tentang firasat sebagai panduan untuk memahami perilaku manusia melalui pengamatan dan penalaran. 

Menurutnya, apa yang dialami Wali Kota Maulana bisa diartikan sebagai tanda bahwa alam sudah “bosan” dengan tingkah polahnya.

Dedek menegaskan bahwa proyek sungai Asam milik Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS), baik dari segi rencana maupun pendanaannya. Ia mengkritik Wali Kota Maulana yang dinilai tidak berupaya untuk membebaskan lahan di anak-anak sungai di kota untuk membuat kolam penampungan, dan hanya mengklaim program dari pusat.

“Berapa anggaran yang ia alokasikan untuk penanggulangan banjir di Kota Jambi?” tanya Dedek. Ia menilai kejadian ini sebagai peringatan yang disampaikan melalui firasat, agar pejabat tidak mengklaim kerja orang lain, tidak menganiaya senior, tidak bakhil dalam penganggaran, dan tidak terlalu fokus pada pencitraan. “Semesta menolak,” tegasnya.

Insiden ini menjadi sorotan publik dan menimbulkan berbagai reaksi di kalangan masyarakat, terutama terkait dengan tanggung jawab dan kinerja pejabat dalam menangani masalah yang dihadapi kota.(JPO-Red)

BERITA LAINNYA

Posting Komentar

0 Komentar