Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Cluster Vaksinasi Mengancam Peningkatan Kasus Covid-19 di Jambi

Salah satu lokasi vaksinasi yang menimbulkan kerumunan, yakni vaksinasi yang dilaksanakan Alumni Akademi Kepolisian (Akpol) 94 di Yello Hotel, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi, Rabu (25/8/2021).(Foto: Jambipos)

Jambipos, Jambi
-Cluster Vaksinasi mengancam peningkatan jumlah kasus terpapar Covid-19 di Kota Jambi menyusul terjadinya kerumunan massa tanpa terkendali dengan mengabaikan protokol kesehatan (prokes) saat melakukan vaksinasi. Kini pelaksanaan vaksinasi oleh pihak lain yang bukan lembaga yang dinilai tak kompeten semakin massif di Jambi. Bahkan pelaksanaan vaksin oleh pihak tak berkompeten dinilai mengancam peningkatan “Cluster Vaksinasi” Covid-19 di Jambi.

Sejumlah pihak termasuk warganet mengecam pelaksanaan vaksinasi yang mengabaikan prokes dengan berkerumun. Antusiasme warga Kota Jambi mengikuti vaksinasi sejak diterapkannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di kota itu Senin (23/9/2021) meningkat drastis. 

Hal tersebut tampak dari membludaknya warga Kota Jambi yang mengikuti vaksinasi seperti di halaman parkir pusat perbelanjaan Jamtos, Kota Jambi, Senin – Selasa (23 – 24/8/2021) dan tempat lainnya, di Yello Hotel, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi, Rabu (25/8/2021).

Bahkan Gubernur Jambi H Al Haris sampai turun tangan menghimbau warga agar tidak berkerumun untuk menghindari timbulnya cluster baru penyebaran Covid-19. Bahkan Al Haris meminta satgas Covid-19 Kota Jambi untuk mengawasi secara ketat pelaksanaan vaksinasi yang mengabaikan prokes.

Salah satu lokasi vaksinasi yang menimbulkan kerumunan, yakni vaksinasi yang dilaksanakan Alumni Akademi Kepolisian (Akpol) 94 di Yello Hotel, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi, Rabu (25/8/2021).

Terjadinya kerumunan pada vaksinasi tersebut disebabkan banyaknya warga yang tidak mendapat formulir vaksinasi. Warga berkerumun untuk mendapatkan formulir vaksinasi dari petugas. Kerumunan warga di lokasi vaksinasi terus bertambah hingga siang karena warga banyak tidak mendapatkan formulir vaksinasi.

Gubernur Jambi, Al Haris ketika meninjau vaksinasi tersebut mengingatkan warga masyarakat, petugas dan penyelenggara vaksinasi agar mencegah terjadinya kerumunan. Karena itu vaksinasi harus diatur dengan baik dan tertib.

"Tadi kan di Hotel Yello ada kerumunan pada pelaksanaan vaksinasi. Kami berharap pelaksanaan vaksinasi jangan sampai menimbulkan klaster baru Covid-19. Karena itu jangan ada kerumunan. Itu yang kita harapkan kepada warga masyarakat,"tegasnya.

“Sisi lain PPKM, berkerumun begini dibiarkan. Menjemukan kalian semua wahai pemimpin. Warung makan kalian suruh tutup. Padahal yang makan sedikit dan saat pandemi, bisa laku sebagian saja alhamdulilah. Toko toko kalian suruh tutup. Padahal yang masuk paling satu dua orang. Lebih banyak pegawai toko termenung,” ujar Ir Fitri Ulinda, Pemimpin Redaksi Media Jambi lewat akun media sosialnya.

“Jalan jalan kalian tutup. Padahal ada orang sudah sekarat mau lewat tak kalian kasih. Orang mau berobat, dokter mau menolong pasiennya harus mutar- mutar mencari jalan. Kalau mau PPKM, atau mau buat kebiajakan apapun itu tolong siapkan perangkatnya, aturannya dengan benar. Jangan bertolak belakang, jangan menyengsarakan rakyat,” tambah Fitri Ulinda yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Pendidikan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Jambi ini.

Hal senada juga disesalkan Bung Idris, seorang YouTuber Jambi yang juga mantan aktivis ini. Bahkan Bung Idris memplesetkan singkatan PPKM dengan “PEMBERLAKUAN PENGETATAN KERUMUNAN MASSA”. 

“Gubernur Jambi Al Haris tinjau langsung lokasi vaksin massal. Namun beliau sebentar saja. Pada dasarnya kita berharap vaksinasi terus berjalan. Namun disinilah mengukur kejelian serta kinerja pemerintah apakah prokes yang digadang - gadangkan itu berjalan sesuai peraturan yang berlaku,” ujar Bung Idris.

“Sementara puskesmas, posyandu tidak digerakkan menggalakkan vaksin itu dengan rutinitas seperti layaknya bayi suntik polio. Disisi lain kita juga tidak menyalahkan apa yang sudah dilakukan para dermawan dan organisasi yang peduli sosial. Namun ini tentu menjadi PR berat buat pemerintah kedepan. Semoga menjadi contoh yang baik atas antusias masyarakat Jambi,” tambah Bung Idris.

Sementara warganet Jambi, akun Murni Juliati Yakubyar juga menyikapi kerumunan warga saat vaksinasi disalah satu halaman hotel tersebut. 

“Pengetatan kerumunan bukan penyekatan jalan, aneh Bae disekat didepan awak. Lewat belakangnya biso lalu apo pungsi penyekatan itu. Pasar lah lesu non esensial ditutup padahal buka Bae sepi. Ditutup karyawan diberi sembako apo dak mikir yang punyo usaha ditutup satu minggu berapo kerugian dan do di kasih bantuan,” tulis Murni Juliati Yakubyar.

“Kalo nak ngasih bantuan tu merato kecuali ASN dan orang yang tinggal di komplek dan rumah mewah bae yang dak kasih. Kasian tu orang jualan nyari toko jual kantong dan kemasan tutup. Ngurus surat surat photo copy tutup laju keliling. Counter tutup terus nak beli kuota buat yang daring tepakso beli yang dijalan tikus keliling dulu nyarinyo,” keluh Murni Juliati Yakubyar lagi.

Menurut Murni Juliati Yakubyar, kalo jalan keluar masuk Kota Jambi dirinya setuju ditutup. “Kalo dalam kota buat apo, masih jugo orang lalu lalang, yang dicegah tu kerumunan. Tuh yang vaksin berjubel-jubel dak dicegah dan diatur biar dak bejubel-jubel itu kan melanggar PPKM,” kata Murni Juliati Yakubyar.

Zainal Arifin, warganet Jambi lainnya juga memberikan plesetan singkatan PPKM. “Itu namonyo PPKM + (PAKSIN PENYEBAB KERUMUNAN MASAL). Mari terapkan prokes Covid-19, sehingga PPKM bermakna. Jika setelah PPKM kasus Covid-19 malah meningkat, maka adakah yang berani mengatakan ada cluster baru dengan nama "CLUSTER VAKSINASI?,” tanya Zainal Arifin.

Sementara Rosenman Manihuruk, Pengurus PWI Provinsi Jambi yang menjabat sebagai Ketua Seksi Perlindungan Wartawan Dalam Hubungan Kerja ini mengatakan, kerumunan massa saat pelaksanaan vaksinasi sangat berkemungkinan menimbulkan cluster baru penyebaran wabah Covid-19 di Jambi.

“Seharusnya Satgas Covid-19 Jambi atau pemerintah tidak memberikan begitu saja ijin bagi instansi atau lembaga lain yang dinilai kurang berkompeten melakukan vaksinasi massal. Pasalnya petugas yang dibutuhkan dalam melakukan vaksinasi tidak sedikit. Serahkan saja vaksinasi itu dilakukan pihak terkait seperi dinas kesehatan dan TNI Polri,” ujar Rosenman Manihuruk.

Rosenman Manihuruk juga menyarankan agar Pemerintah Kota Jambi agar lebih memberdayakan pihak Puskesmas bekerjasama dengan kelurahan dan RT dalam melakukan vaksinasi dilingkungan masing-masing. Hal ini lebih terawasi dan bisa prokes karena jumlahnya tidak membludak dan bisa berjalan dengan baik.

“Seperti contoh vaksinasi jemput bola yang dilakukan Puskesman Kebun Handil, Jelutung yang menvaksin sebanyak 181 orang dosis pertama di RT 15, Kebun Handil, Kecamatan Jelutung Kota Jambi pada Kamis (19/8/2021) mulai Pukul 07.30 hingga Pukul 12.30 WIB lalu. Hal ini bisa diterapkan secara massif di Kota Jambi,” katanya. (JP-Asenk Lee Saragih)
Gubernur Jambi H Al Haris saat meninjau salah satu lokasi vaksinasi yang menimbulkan kerumunan, yakni vaksinasi yang dilaksanakan Alumni Akademi Kepolisian (Akpol) 94 di Yello Hotel, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi, Rabu (25/8/2021).(Foto: Jambipos/Istimewa)

Salah satu lokasi vaksinasi yang menimbulkan kerumunan, yakni vaksinasi yang dilaksanakan Alumni Akademi Kepolisian (Akpol) 94 di Yello Hotel, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi, Rabu (25/8/2021).(Foto: Jambipos/Istimewa)

Salah satu lokasi vaksinasi yang menimbulkan kerumunan, yakni vaksinasi yang dilaksanakan Alumni Akademi Kepolisian (Akpol) 94 di Yello Hotel, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi, Rabu (25/8/2021).(Foto: Jambipos/Istimewa)

Salah satu lokasi vaksinasi yang menimbulkan kerumunan, yakni vaksinasi yang dilaksanakan Alumni Akademi Kepolisian (Akpol) 94 di Yello Hotel, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi, Rabu (25/8/2021).(Foto: Jambipos/Istimewa)


Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar