Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


6 Pejuang Pelestarian Keanekaragaman Hayati Raih KEHATI Award 2020


Jakarta, Jambipos
– Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) mengumumkan enam individu dan lembaga peraih "KEHATI Award" pada Jumat (27/11). Ajang "KEHATI Award" ke-9 tahun ini mengusung tema Promoting Biodiversity Heroes, di mana KEHATI ingin mengangkat sosok pahlawan peduli keanekaragaman hayati dan lingkungan Indonesia.

Di tengah banyaknya tantangan dan problematika lingkungan yang dihadapi oleh Indonesia, seperti dampak dari disahkannya omnibus law, dan pembukaan food estate di beberapa wilayah di Indonesia, KEHATI Award diharapkan dapat menjadi angin segar dan tetap menjaga optimisme pelestarian keanekaragaman hayati dan lingkungan di Indonesia.

“Yayasan KEHATI sangat bangga dapat menampilkan para pejuang keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup di ajang KEHATI Award 2020 ini. Sesuai dengan visi KEHATI, maka atas jasa mereka alam Indonesia bisa lestari, tidak hanya bagi manusia kini, namun juga bagi masa depan anak negeri. Kami berharap 'KEHATI Award' yang ke-9 ini dapat menumbuhkan dan mendorong minat seluruh komponen bangsa Indonesia untuk lebih mempedulikan, mencintai, dan mengambil peran dalam upaya pelestarian keanekaragaman hayati,” ujar Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI Riki Frindos dalam siaran pers.

Berikut 6 peraih kategori penghargaan "KEHATI Award" 2020:

1. Rubama M dari Kota Banda Aceh (PRAKARSA KEHATI)

Rubama, adalah seorang perempuan dari Aceh yang berhasil mengorganisir dan mendampingi kelompok perempuan di Kampung Damaran untuk melakukan konservasi di kawasan ekosistem Leuser, yang telah rusak parah akibat pembalakan liar dan pembukaan lahan pada 2015.

2. H. Jarot Winarno M. Med. Ph dari Kabupaten Sintang (PAMONG KEHATI)

Kabupaten Sintang di bawah Kepemimpinan Bupati Jarot Winarno (periode 2015 – 2020) memiliki visi pembangunan berkelanjutan yang kuat. Visi tersebut diwujudkan dalam bentuk kebijakan daerah dan program-program yang dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Sintang. Bersandar kepada Peraturan Bupati, H Jarot menjalankan Rencana Aksi Daerah Sintang Lestari, atau RAD-SL, termasuk pembuatan paduan reorientasi arah dan semangat pembangunan Kabupaten Sintang, dan memprioritaskan program dan kegiatan yang berhubungan dengan pembangunan berkelanjutan.

3. PT Karya Dua Anyam dari DKI Jakarta (INOVASI KEHATI)

Berawal dari keprihatinan terhadap tingkat kesehatan perempuan dan anak-anak yang buruk di Flores Timur, sejak tahun 2014, PT Karya Dua Anyam, melalui program Du Anyam mencoba meningkatkan perekonomian dan taraf hidup perempuan disana melalui produksi dan pemasaran anyaman berbahan baku kulit kayu pohon waru dan pohon lontar. Peningkatan pendapatan diharapkan dapat membantu masyarakat di Flores Timur untuk mendapatkan hidup layak, terutama di bidang kesehatan.

4. Dr. Ir. Pande Ketut Diah Kencana dari Kota Denpasar (CIPTA KEHATI)

Dr. Ir. Pande Ketut Diah Kencana merupakan seorang akademisi dan peneliti yang mencanangkan kegiatan konservasi bambu lokal Bali dengan mempertimbangkan tiga aspek penting, yakni bambu, konservasi, dan ekonomi. Kegiatan konservasi ini menjadi nilai ekonomi dengan melakukan sosialisasi dimulai dari pembibitan, budidaya, teknik tebang pilih buluhnya, pengolahan rebung serta pendampingan ekonomi berkelanjutan.

Hampir punahnya jenis bambu tabah dan makin berkurangnya kepemilikan rumpun di petani, khususnya di daerah asalnya, merupakan alasan utama dari perempuan Bali ini untuk mengembangkan kegiatan pelestarian dan pengembangan bambu tabah.

5. Samsudin dari Kabupaten Indramayu (CITRA KEHATI)

Samsudin adalah seorang guru SD Inpres yang berdomisili di Jawa Barat. Dia rela meninggalkan pekerjaannya agar dapat mengedukasi anak-anak melalui media wayang kardus. Kegiatan mendongengnya dilakukan secara berkeliling menggunakan menggunakan sepeda. Dia telah mengunjungi 13 provinsi untuk edukasi mengenai pelestarian satwa langka Indonesia pada anak- anak.

Samsudin merupakan sosok yang sederhana, berkeinginan kuat, dan konsisten untuk mendongeng walaupun dengan kondisi atau sumber daya terbatas. Cita- citanya sangat kuat untuk mengenalkan kekayaan alam Indonesia ke generasi muda, terutama terkait isu pelestarian satwa langka. Samsudin merasa isu pelestarian satwa langka yang dia bawakan semakin relevan di tengah pandemi Covid-19.

6. Margaretha Mala dari Kabupaten Kapuas Hulu (TUNAS KEHATI)

Margaretha Mala adalah pengrajin muda tenun Dayak, Kalimantan Barat yang mengusung Dara Labu Anya Ngemata Ka Pengawa Ari Aki-Inek Kitai Bansa Iban Ngan Ngenanka Menua (Srikandi Pelestari Tradisi dan Konservasi) melalui kegiatan “Nenun”.

Sosoknya sangat dekat dengan tumbuh-tumbuhan di daerahnya. Begitu juga kecintaannya yang besar terhadap tenun. Bahkan Mala berhasil memadukan keduanya melalui inovasi kegiatan yang dia bangun, yakni Dara Labu Anya Ngemata Ka Pengawa Ari Aki-Inek Kitai Bansa Iban Ngan Ngenanka Menua (Srikandi Pelestari Tradisi dan Konservasi). Kegiatan yang dijalankannya sangat unik dan menarik, karena selain menitikberatkan pada pada aspek tradisi, kegiatan ini juga tetap berfokus pada kegunaannya. Melalui kegiatan itu, Mala mampu melestarikan adat istiadat sekaligus memberdayakan perekonomian kaum perempuan di daerahnya.

Sebagai informasi sejak diluncurkan pada 16 Januari 2020, Yayasan KEHATI telah menerima 153 pendaftar "KEHATI Award" 2020 dari 29 provinsi di Indonesia, antara lain Maluku Utara, Lampung, Riau, Sumatera Barat, Bali, Kalimantan Tengah, Papua Barat, Sulawesi Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Bangka Belitung, Maluku, NTB, Kalimantan Timur, Papua, Bengkulu, Jawa Timur, Banten, DI Yogyakarta, Sulawesi Tengah, Jawa Barat, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jakarta, Jawa Tengah, Jambi, Kalimantan Barat, NTT.

Para kandidat kemudian melalui tahap penjurian yaitu seleksi administrasi, verifikasi lapangan, dan penilaian akhir oleh tim juri. Beberapa tokoh dari berbagai sektor dipilih untuk menjadi dewan juri "KEHATI Award" 2020, yaitu Direktur Institute for Sustainable Earth and Resources sekaligus Ketua Juri "KEHATI Award" 2020 Prof. Jatna Supriatna, Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia Hasan Fawzi, Direktur CNN Indonesia Desi Anwar, Ketua Pusat Unggulan Lingkungan dan Ilmu Keberlanjutan Universitas Padjadjaran Prof Parikesit, dan Regional Director Ford Foundation Alexander Irwan.(JP)



Sumber:BeritaSatu.com

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar