Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Demo Pemindahan Kedubes AS Rusuh, 58 Tewas

Gas air mata ditembakkan pada pemrotes saat bentrokan dengan pasukan Israel di dekat perbatasan antara jalur Gaza dan Israel, sebelah timur Kota Gaza pada Senin (14/5/2018), menyusul langkah kontroversial AS yang memindahkan kedubes ke Yerusalem, [AFP] 
Jambipos Online, Yerusalem- Aksi demonstrasi menentang pemindahan Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) ke Yerusalem, Senin (14/5/2018), berlangsung rusuh dan mengakibatkan sedikitnya 58 orang tewas.

Sejumlah negara memprotes penembakan yang dilakukan pasukan keamanan Israel terhadap warga Palestina yang berdemo di Jalur Gaza, dan juga mendesak kelompok Hamas untuk tidak mengeksploitasi protes untuk tujuan kekerasan.

Jumlah korban tewas yang mencapai 58 orang diumumkan oleh kementerian Kesehatan Palestina yang dipimpin Hamas, namun belum ada bukti yang menguatkan secara independen. Otoritas Israel menyatakan tindakan represif dilakukan setelah pasukan kemanan diserang dengan bom yang diduga dilakukan oleh kelompok militan Hamas di dekat perbatasan.

Awalnya aksi demonstrasi yang dilakukan warga Palestina berlangsung aman. Ribuan warga Palestina berkumpul di jarak aman dari pagar perbatasan. Namun kelompok militan Hamas bergabung dengan gerakan demonstrasi dan memprovokasi untuk membakar ban dan melemparkan batu juga bom bensin ke arah pasukan keamanan Israel.

Menurut pihak berwenang Israel, Hamas meledakan dua bom dekat pasukan keamanan Israel yang berpatroli menyusuri pagar perbatasan. Sejumlah demonstran juga berupaya memotong pagar kawat dan memaksa memasuki wilayah Israel.

“Kami memiliki hak untuk mempertahankan perbatasan, melindungi warga Israel, dan mencegah infiltrasi ilegal. Tanggung jawab atas bentrokan yang terjadi hingga menyebabkan jatuh korban jiwa sepenuhnya berada pada Hamas dan Organisasi Palestina lainnya yang menyulut demonstrasi ini,” demikian pernyataan otoritas Israel, di Yerusalem, Senin.

Juru Bicara aksi demonstrasi, Ahmad Abu Artema, mengatakan aksi tersebut dirancang untuk mengirim pesan kepada Israel bahwa warga Palestina tidak akan mundur dari pendudukan yang dilakukan Israel, sejak 15 Mei 1948.

“Orang Palestina tidak akan menerima kondisi menjadi pengungsi selama 70 tahun dan berada dalam kondisi yang sulit setelah pendudukan Israel,” kata Artema.[AP/Reuters/J-9]

Sumber: SP

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar