Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


PKS Tak Rela Anies Jadi Cawapres Prabowo

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah) didampingi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri), Bakal Calon Gubernur Jawa Tengah Sudirman Said (kanan) menghadiri deklarasi Calon Gubernur (Cagub) Jawa Tengah di Jakarta, 13 Desember 2017. ( Foto: Antara / Reno Esnir ) 
PKS sudah memiliki sembilan nama capres dan cawapres. Ahmad Heryawan paling tinggi dipilih kader PKS. 

Jambipos Online, Jakarta – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menempati peringkat tertinggi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Menurut hasil survei Cyrus Network (CN), Anies meraih 15,3 persen.


Namun, apabila Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berkoalisi pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (pilpres) 2019, PKS tak menginginkan Anies menjadi cawapres. Sebab, PKS mempunyai sembilan nama calon presiden (capres) serta cawapres.

“Relakah kalau sembilan capres/ cawapres di-replace Anies? Kalau libat kondisi sekarang tidak rela,” kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS Mardani Ali Sera dalam diskusi rilis survei CN di Jakarta, Kamis (19/4/2018).

Pendaftaran pasangan capres dan cawapres baru berlangsung 4-10 Agustus 2018. Artinya, dia menegaskan semua kemungkinan masih bisa terjadi.

Dia mengungkapkan, berdasarkan hasil Pemira PKS, Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ahmad Heryawan paling tinggi dipilih kader PKS. Namun, bukan berarti Aher otomatis diajukan sebagai cawapres Prabowo.

“Kalau pakai logika publik, Pak Prabowo basis Jabar kuat, insentif elektoral sudah ada, justru perlu ambil dari Jawa Tengah atau Jawa Timur. Ada kajian seperti itu, itu dipertimbangkan Majelis Syuro,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Maruarar Sirait mengklaim bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungguli Prabowo di Jabar. Hal itu buah dari banyaknya pembangunan infrastruktur di Jabar. Di samping itu, Jokowi juga kerap berkunjung ke provinsi terbanyak penduduknya di Indonesia itu.

“Betul waktu 2014, Pak Jokowi kalah di Jabar dari Pak Prabowo. Tapi, kita sudah unggul tipis sekarang. Ini luar biasa, karena tadinya kalah telak sekitar 60-40,” kata Maruarar.

Dia menegaskan, posisi Jokowi secara politik baik di parlemen, rakyat dan elite, kini sangat kuat. Berbeda ketika menjelang Pilpres 2014.

“Sekarang jauh lebih kuat. Dukungan partai beda sekali kuatnya. Hubungan dengan tokoh agama, organisasi kemasyarakatan, mahasiswa, kepemudaan, petani dan nelayan,” tegasnya.

Dia berharap Pilpres 2019 tak diikuti satu pasangan saja.

“Jangan satu calon. Saya doakan Pak Prabowo maju. Enggak bagus satu pasang,” imbuhnya.

Sementara itu, CEO CN Hasan Nasbi Batupahat mengatakan, Prabowo bakal menjadikan figur cawapres sebagai kartu truf untuk menurunkan Jokowi. Ditambahkan, Jokowi juga tentu terus memantau pesaingnya dalam pilpres.(JP)



Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar