Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Kopi Liberika Dipamerkan di Jakarta

Pameran Expo Kopi Nusantara 2018 Perkenalkan Kopi Liberika 

Wakil Walikota Tangerang Selatan Benyamin Davnie (kedua kanan) mendapat penjelasan tentang kopi Indonesia dari Ketua Umum Dewan Kopi Indonesia (Dekopi) Anton Apriantono (tengah) saat mengunjungi stan kopi pada Festival Kopi Nusantara di Intermark Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Jumat, 9 Maret 2018.

Jambipos Online, Tangerang Selatan – Anda tentu sudah tak asing dengan kopi arabika dan robusta. Tapi mungkin tidak dengan kopi liberika. Nah, jika Anda ingin mengenal dan merasakan kopi liberika, datanglah ke Pameran & Expo Kopi Nusantara 2018 di Intermark Hall, BSD, Tangerang Selatan pada tanggal 9-11 Maret 2018.

Liberika, salah satu kopi estetik ini dipamerkan di ajang pameran kopi yang digelar untuk memperingati Hari Kopi Nasional tersebut. Kopi yang masih langka di Indonesia ini dihasilkan oleh provinsi Jambi.

Diungkapkan Sekretaris Perindag Provinsi Jambi, Nataluddin, kopi jenis liberika ini merupakan jenis kopi satu-satunya yang hanya ada di Jambi. Tak hanya menjadi satu-satunya, liberika juga memiliki keunikan tersendiri, yang mana kopi jenis ini tumbuh dan berkembang biak di tanah gambut.

Meski kualitas dan pamornya masih kalah dengan jenis kopi robusta dan arabica, jelas Nataluddin, liberika memiliki harga jual yang lebih mahal.

"Sekilo liberika dijual dengan harga 120 ribu. Kalau arabika atau robusta sekilonya berkisar antara 60-70 ribu," ujar Nataluddin saat ditemui di Pameran & Expo Kopi Nusantara 2018, Jumat (9/3/2018).

Soal harga yang lebih mahal, Nataluddin menjelaskan bahwa hal tersebut disebabkan kopi liberika sudah memiliki pembeli tersendiri, sehingga masyarakat sangat sulit untuk mendapatkannya, terkecuali untuk acara-acara tertentu.

"Mahal bukan karena langka, tapi petani yang menanam kopi liberika sudah punya pembeli sendiri. Pembelinya perusahaan minyak. Pas panen, kopi liberika diborong semua (berapapun produknya). Jadi, kalau masyarakat mau beli harganya pasti mahal, apalagi kalau untuk bisnis," beber Nataluddin.

Selain itu, mahalnya kopi liberika juga disebabkan oleh minimnya hasilnya ketika menjadi kopi bubuk. Misalnya, satu kilogram biji kopi liberika ketika diolah hanya menjadi sekitar 100 gram kopi bubuk, sementara dengan jumlah yang sama, kopi arabika dan robusta bisa menghasilkan 700 gram kopi bubuk. Minimnya hasil olahan tersebut disebabkan oleh kulit biji kopi liberika yang lebih tebal dibanding kopi arabika dan robusta.

Meski liberika merupakan kopi unik, akan tetapi Nataluddin tak menampik jika kopi arabika dan robusta khas Jambi juga mempunyai cita rasa yang ciamik serta memiliki penggemar tersendiri. Untuk kopi robusta misalnya. Nataluddin mengatakan jika tanaman kopi robusta di Jambi ditanam pada lahan yang berada di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut dan umurnya sudah ratusan tahun.

“Kalau untuk cita rasa robusta khas Jambi itu agak asam yang khas, sedangkan arabika dari Jambi lebih sweetness. Dan di Jambi itu, pengolahannya dilakukan secara homemade skala rumah tangga. Jadi benar-benar murni dan asli. Dan perlu diketahui bahwa kopi-kopi dari Jambi sudah diimpor ke berbagai negara, Australia, Eropa, dan Amerika. Untuk Amerika, kopi kami paling banyak beredar di daerah Virginia," pungkas Nataluddin.(JP)

Sumber: BeritaSatu.com

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar