Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Neraca Perdagangan Tercatat Defisit pada Januari 2018

ILUSTRASI-GUBERNUR JAMBI H ZUMI ZOLA-DEPUTI BANK BI PERWAKILAN PROV JAMBI POSTAS SITANGGANG
Jambipos Online-Seiring dengan peningkatan aktivitas ekonomi domestik, neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2018 mencatat defisit sebesar 0,68 miliar dolar AS. Defisit tersebut disebabkan oleh penurunan surplus neraca perdagangan nonmigas yang lebih besar dibandingkan dengan penurunan defisit neraca perdagangan migas.

Surplus neraca perdagangan nonmigas pada Januari 2018 tercatat 0,18 miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya yang mencapai 0,83 miliar dolar AS. Lebih rendahnya surplus neraca perdagangan nonmigas tersebut dipengaruhi oleh peningkatan impor nonmigas sebesar 0,46 miliar dolar AS (mtm) yang disertai dengan penurunan ekspor nonmigas sebesar 0,19 miliar dollar AS (mtm). 

Peningkatan impor nonmigas terutama bersumber dari kenaikan impor mesin dan pesawat listrik, plastik dan barang dari plastik, kendaraan dan bagiannya, bahan kimia organik, serta senjata dan amunisi. Sementara itu, penurunan ekspor nonmigas terutama disebabkan oleh turunnya ekspor lemak dan minyak hewan/nabati, besi dan baja, timah, bijih, kerak, dan abu logam, serta nikel.

Di sisi lain, defisit neraca perdagangan migas menurun seiring penurunan impor yang lebih besar dibandingkan dengan penurunan ekspor. Defisit neraca perdagangan migas turun dari 1,05 miliar dolar AS pada Desember 2017 menjadi 0,86 miliar dolar AS pada Januari 2018. 

Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh turunnya impor migas sebesar 0,42 miliar dolar AS (mtm) yang terjadi baik pada impor minyak mentah, hasil minyak, maupun gas. Sementara itu  pada periode yang sama, ekspor migas juga tercatat turun sebesar 0,22 miliar dolar AS (mtm). 


Bank Indonesia memandang defisit neraca perdagangan tersebut tidak terlepas dari peningkatan kegiatan produksi dan investasi, sejalan dengan membaiknya prospek perekonomian domestik, serta pengaruh kenaikan harga barang impor. 

Ke depan, kinerja neraca perdagangan diperkirakan membaik seiring berlanjutnya pemulihan ekonomi dunia dan harga komoditas global yang tetap tinggi. Perkembangan tersebut akan mendukung perbaikan prospek pertumbuhan ekonomi dan kinerja transaksi berjalan.(JP-Rel)

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar