Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Dari 81 Korban Insiden BEI, 23 Dioperasi

Petugas menutup kaca tempat kejadian perkara, saat dilakukan proses evakuasi usai peristiwa ambruknya selasar di gedung II Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin 15 Desember 2018. (BeritaSatu Photo/Joanito De Saojoao)
Jambipos Online, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan perkembangan terbaru jumlah korban robohnya selasar Gedung BEI Tower II Lantai I, kemarin. Hingga Senin (15/1/2018) pukul 22.55 WIB, ada 81 korban yang dibawa pada empat rumah sakit yakni MRCC Siloam Hospital Semanggi 35 korban, Rumah Sakit Jakarta (26 korban), Rumah Sakit Tarakan (1 korban), dan Angkatan Laut (RSAL) Mintohardjo (19 korban). Dari total 81 korban, 23 dilakukan tindakan operasi dan 7 orang diperbolehkan pulang.

“Korban mayoritas merupakan mahasiswa dari Universitas Bina Darma Palembang yang melakukan kunjungan edukasi ke BEI (Bursa Efek Indonesia)," kata Kepala Divisi Komunikasi Perusahaan PT BEI, Oskar Herliansyah dalam keterangannya, Selasa (16/1/2018).

Dari total jumlah 35 korban mahasiswa yang dirawat di MRCC Siloam Hospital Semanggi, sebanyak 17 orang masih mendapatkan perawatan, 11 orang mendapatkan tindakan operasi, dan 7 orang sudah boleh pulang.

Sedangkan dari total 26 mahasiswa yang dirawat di Rumah Sakit Jakarta, 17 korban mahasiswa masih menjalani perawatan dan 9 orang mendapatkan tindakan operasi. "Kemudian satu orang dosen masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Tarakan," kata Oskar.

Dari total 19 mahasiswa yang dirawat di Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Mintohardjo, sebanyak 16 orang menjalani perawatan dan 3 orang mahasiswa mendapatkan tindakan operasi.

Gedung yang dibangun pada akhir tahun 1990-an ini, merupakan bagian dari dua tower. Pihak manajemen gedung mengatakan Tower I akan dapat dioperasikan kembali secara normal Selasa (16/1). Namun Tower II ditutup karena masih dalam penyelidikan polisi.

Polisi Sudah Periksa 10 Saksi

Polisi telah memeriksa 10 orang saksi terkait ambruknya mezanin di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Kawasan SCBD, Jalan Jenderal Sudirman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Tim Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri masih menganalisis penyebab runtuhnya bangunan itu, hingga menyebabkan 73 orang terluka.

“Penyidik sudah memeriksa 10 saksi, terdiri dari mahasiswi, sekuriti, dan pegawai. Ada resepsionis di bawah situ dan ada pegawai yang melihat, ada 10 orang yang sudah diperiksa. Ini masih panjang, kami akan memeriksa beberapa saksi-saksi lain, terutama yang mengetahui dan melihat patahnya selasar (mezanin) itu," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Raden Prabowo Argo Yuwono, di Mapolda Metro Jaya, Selasa (16/1).

Dikatakan, Tim Laboratorium Forensik Mabes Polri masih menganalisis penyebab ambruknya bangunan itu.

“Jadi Labfor masih bekerja, belum selesai. Kita masih menunggu ahli, nanti ahli yang menyampaikan. Nanti kami berdasarkan ahli Labfor. Ini masih bekerja kita tunggu saja," ungkapnya.

Ia menyampaikan, Tim Labfor melakukan analisis terkait kenapa bangunan itu bisa ambruk, bahannya terbuat dari apa, sudah berapa lama gedung itu, dan akan memeriksa data-data serta puing-puing yang ada di lokasi.

"Ya nanti akan kita lihat bagaimana regulasinya (periksa kontraktor). Itu kan sudah 25 tahun, selama itu perawatannya seperti apa, apakah masih dibebankan kepada kontraktor. Kontraktor misalnya ada pembangunan kan pasti ada perawatannya berapa tahun," katanya.

Argo menuturkan, saat ini polisi menutup sekitar lokasi untuk mempermudah kegiatan olah tempat kejadian perkara (TKP).

“Untuk sementara, supaya kegiatan berjalan dengan baik dan lancar. Mungkin bagian yang olah TKP saja," jelasnya.

Menyoal ada kabar seorang sekuriti yang meninggal dunia, Argo mengatakan, belum mendapatkan informasi itu. "Belum ada informasi itu ya," tandasnya.

Sandiaga: Kita Jangan Berspekluasi

Mengenai rubuhnya selasar atau mezanin Bursa Efek Indonesia (BEI), Wakil Gubernur DKI, Sandiaga Uno mengajak semua pihak tidak berspekulasi. Menurutnya sikap itu bisa memicu aksi saling tuding dan prasangka buruk.

Ia meminta semua pihak menunggu hasil laporan dari pusat laboratorium forensik (Puslabfor) mengenai penyebab rubuhnya selasar BEI.

“Kita jangan terlalu berspekulasi. Saya mengingatkan, kita prihatin soal rubuhnya selasar BEI ini. Tetapi kita jangan langsung menuding, berprasangka, dan berspekulasi. Kita tunggu hasil laporannya dari Puslabfor,” kata Sandi di GBK, Senayan, Selasa (16/1).

Selain itu, Pemerintan Provinsi (Pemprov) DKI akan membentuk tim khusus yang akan terlibat dengan satuan petugas gabungan (Satgas) dalam melakukan audit gedung BEI.

“Jadi akademisi juga kita akan ambil, ahli-ahli sipil. Tim yang dikoordinasi Pemprov DKI, dan ada juga dari dunia usaha,” jelasnya.

Sebelum kejadian tersebut, lanjutnya, masa berlaku Sertifikat Laik Fungsi (SLF) Tower II BEI habis bulan ini. Sebelum insiden selasar ambruk, pihak pengelola gedung disebut telah melakukan perpanjangan izin.

"Itukan rutin, SLF yang BEI masih valid. Baru 25 Januari. Masih valid selama sembilan hari. Sudah lapor dan mereka sedang melakukan perpanjangan," ujarnya.

Sandiaga juga sudah meminta kepada pemilik gedung untuk membatalkan semua event yang akan digelar di BEI. Paling tidak, sesudah audit gedung rampung dan kondisi fisik gedung dinyatakan aman, baru BEI bisa menggelar acara yang mengundang banyak orang.

“Saya usul, untuk diaudit dulu. Untuk memastikan keamanan fisik gedung. Walau pun sudah dibuka akses untuk umum. Sudah aman dan tidak ada potensi untuk terjadinya peristiwa susulan. Tetapi kalau ada begini, biasanya menyebabkan struktur lain yang terhubung menjadi terganggu juga,” paparnya.(JP)

A. RS Pusat Pertamina berjumlah 7 Orang:

1. An Ny Sylvia 36 tahun
2. Tn Imanuel 20 Tahun
3. Tn Jonathan 22 Tahun
4. Tn Daru 44 Tahun
5. Ny Siti Latifah 22 Tahun
6. Tn Angga
7. Ny Nova 23 tahun (sedang hamil 32 minggu)


B. Rumah Sakit Siloam Jakarta berjumlah 30 orang:

1. Else
2. Frediicial Setjoan dinata
3. Yudhistira
4. Yuliana
5. Nike
6. Hanyani
7. Jordan
8. Febriyanti
9. Dahlia
10. Nora
11. Bela Ayu
12. Rahayu Sutra
13. Rizka Herdyana
14. Ria Maria
15. Nina Yudisia
16. Bela Adelia
17. Nida Priyanti
18. Suci Maulidia
19. Wanda Lestari
20. Bunga Febri
21. Tiara Sakti
22. Teti R Sihaan
23. Regina
24. Neilrah
25. Dedrit Sepriata
26. I Gusti Ngurah
27. Nina Meidiania
28. Elise Lilasari
29. Diana Febrianti
30. Al Fitah

C. RS Jakarta berjumlah 20 orang:

1. Ira
2. Arian Pradana
3. Mona
4. Fitria angraini
5. Kilun Henity
6. Nurhafizah
7. Nur Dewi Alimah
8. Suci wulandari
9. Kartika Agustina
10. Evi triwahyuni
11. Ayu rika
12. Rike damayanti
13. Pradita ameliya
14. Rika Rosari
15. Cindy Napiya
16. Yunita
17. Mustika Wulandari
18. Morel
19. Mirza
20. Artha

Sementara itu, masih ada beberapa korban yang dirawat di RS AL Mintohardjo Jakarta Pusat belum terdata.
 

Sumber: BeritaSatu.com

 

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar