Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Ada Dana Rp 30 Miliar untuk Perluasan Bandara Depati Parbo Kerinci

Pesawat Wing Air ATR72 saat mendarat di Bandara Depati Parbo Kerinci, Selasa 7 November 2017 Pagi. Photo: Asenk Lee Saragih
Jambipos Online, Kerinci-Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Jambi mengucurkan dana masing-masing Rp 15 Miliar tahun 2017 untuk pengembangan Bandara Depati Parbo Kerinci. Dana Rp 30 M itu dipergunakan untuk pembebasan lahan pelebaran landasan pacu serta perluasan lapangan terminal dan area parker pesawat (Apron).

Sejak September 2017, resmi dioperasikan penerbangan Pesawat Wing Air ATR72 setiap harinya yang melayanai penerbangan rute Kerinci-Jambi. Sehingga sampai saat ini sudah terdapat dua maskapai penerbangan yang beroperasi di Kabupaten Kerinci yakni “Susi Air” dan Wing Air”. Dan dalam waktu dekat ada juga maskapai lain yang membuka rut eke Kerinci.

Hal itu dikatakan Bupati Kerinci H Adirozal saat dijumpai Jambipos Online di Rumah Dinas Bupati Kerinci, Jumat (10/11/2017) lalu. Menurutnya, keindahan Kerinci kini sudah lebih banyak dinikmati wisatawan. Sebab Bandara Depati Parbo di Kabupaten Kerinci telah sedang diperbarui.

Apalagi kini pembebasan juga lahan tengah dilakukan untuk memperluas landasan pacu. Bila ini terealisasi, waktu tempuh yang biasanya memakan durasi 5-10 jam melalui darat bisa dipangkas menjadi 1 jam lewat penerbangan.

“Kerinci kan sudah ditetapkan sebagai branding pariwisata Jambi. Kalau sudah ditetapkan seperti itu maka Bandara Depati Parbo harus dikembangkan. Runway diperpanjang, terminalnya juga di-upgrade supaya penumpang nyaman,” kata Adirozal.

Bandara Depati Parbo yang saat ini memiliki landasan pacu sepanjang 1.800 meter yang biasanya didarati pesawat jenis ATR 72. Tapi bila ingin didarati pesawat sekelas Boeing, landasan pacu bandara tersebut perlu diperpanjang minimal menjadi 2.600 meter dengan lebar 100 meter.

“Ini akan kami upgrade. Tinggal maskapainya yang perlu ditambah. Sekarang cuma ada Susi Air dan Wing Air. Kalau bisa ada dua atau sampai tiga maskapai yang membuka rute penerbangan ke Kerinci,” katanya.

Adi Rozal memaparkan, Bandara Depati Parbo Kerinci itu sedang proses perluasan landasan pacu (runway). Selanjutnya diserahkan ke Kementerian Perhubungan untuk fasilitas pendukungnya.

“Pemkab Kerinci sudah siap melakukan upaya pembebasan lahan. Ada 30 hektare yang sedang dibebaskan tahun 2017 ini. Insya Allah tahun 2018 bisa selesai. Prinsipnya jangan sampai ada yang dirugikan," kata Adirozal.

Kunjungan Wisata

Adirozal mengatakan, sejak Kabupaten Kerinci ditetapkan sebagai branding wisata Provinsi Jambi dan sebagai Kawasan Strategis Parawisata Nasional (KSPN) serta masuknya Danau Gunung Tujuh dalam nominasi sebagai Danau Tertinggi, Terindah dan terbanyak pengunjung di Asia Tenggara, membawa dampak terhadap kunjungan wisatawan ke Kerinci.

“Sejak bulan Januari 2017 hingga September 2017, wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kerinci mencapai 1.063 orang. Dan wisatawan nusantara mencapai 78.057 orang," katanya.   

Disebutkan, guna mendukung akses obyek wisata di Kabupaten Kerinci, pembangunan infrastruktur jalan oleh Pemerintah Provinsi Jambi lewat Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Jambi dan Pemkab Kerinci terus dilakukan.

Dalam rangka mewujudkan terciptanya infrastruktur yang baik, terkoneksi antar sektor dan mendukung perekonoman rakyat dan juga sektor wisata, Pemkab Kerinci telah melakukan pembangunan dan peningkatan sarana infrastruktur berkelanjutan di Kerinci.

"Kini jalan dalam kondisi baik meningkat dari 339,82 Km di Tahun 2016 menjadi 400,85 Km Tahun 2017. Pemkab Kerinci juga mendapat dana dari Pusat Rp 15 Miliar untuk pengembagan Bandara Depati Parbo Kerinci. Dana itu untuk pembebasan lahan pelebaran landasan pacu serta perluasan terminal. Hal ini guna mempermudah akses transportasi wisatawan ke Kerinci," katanya.     
Sekadar gambaran, destinasi Jambi-Kerinci selama ini ditempuh jalur darat dengan waktu tempuh mencapai 10 jam.  Sedangkan waktu tempuh dari Padang, Sumatera Barat ke Kerinci dan Kota Sungaipenuh melalui Pesisir Selatan mencapai 5 jam.

Akses jalan Kota Jambi – Kerinci dan Kota Sungaipenuh serta Padang – Kerinci dan Kota Sungaipenuh pun kurang kondusif karena melewati perbukitan yang rawan longsor.

Bila via udara, waktu tempuhnya hanya 1 jam dari Jambi. Sayangnya, saat ini, baru dua maskapai penerbangan, yakni Wing Air dan Susi Air yang membuka rute penerbangan Jambi-Kerinci dan sebaliknya.

“Saya yakin setelah bandara dikembangkan, banyak maskapai yang akan terbang ke Kerinci. Kerinci pun bakal makin nge-hits di kalangan wisatawan," ungkap Adirozal.

Mengutip salah satu media online Nasional, hal itu ikut diamini Menpar Arief Yahya. Arief sadar betul bahwa critical success factor untuk mengejar target 2017 dengan 15 juta wisman itu ada di air connectivity. Sebab 80% wisman mengunjungi Indonesia menggunakan penerbangan.

Dengan membangun pariwisata secara bergotong royong, berbagi peran, dan maju bersama dalam kebersamaan, dia yakin wisata Kerinci bakal makin berkibar di level dunia. “Ini sangat bagus. Ada Kemenhub, Pemrov Jambi, Pemkab Kerinci yang kerja keroyokan. Hasil kerja keroyokan itu akan akan menghasilkan nada yang indah jika diharmonisasikan dan disinergikan dengan cantik,” katanya.

“Langkah Gubernur Jambi, Bupati Kerinci sudah tepat. Mengembangkan konektivitas udara lewat semangat Indonesia Incorporated. Harmoni dan sinergi bukanlah pilihan, tapi sebuah keharusan. Harmoni dan sinergi adalah kunci sukses kita. Salam Wonderful Indonesia, khususnya untuk Alam Kerinci,” kata Arief. (JP-Asenk Lee)
Pesawat Wing Air ATR72 saat mendarat di Bandara Depati Parbo Kerinci, Selasa 7 November 2017 Pagi. Photo: Asenk Lee Saragih
Pesawat Wing Air ATR72 saat mendarat di Bandara Depati Parbo Kerinci, Selasa 7 November 2017 Pagi. Photo: Asenk Lee Saragih
Anggota Komisi V DPR RP Dapil Provinsi Jambi H Bakri (PAN) saat meninjau Bandara Depati Parbo Kerinci, 9 November 2017 Pagi. 





Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar