Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Sherrin Harap Khasanah Budaya tidak Tergerus Kemajuan Zaman


Jambipos Online, Jambi-Dalam menindaklanjuti upaya Dewan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jambi yang bekerjasama dengan Dekranas (Pusat) menjadikan Provinsi Jambi sebagai percontohan pembuatan directory book (buku petunjuk) untuk kriya pakaian adat, Ketua Dekranasda Provinsi Jambi, Hj.Sherrin Tharia Zola mengajak tim dari Dekranas Pusat untuk melihat koleksi pakaian adat jambi di Museum Siginjai, Senin (7/8/2017) sore. 

Sherrin beserta pengurus Dekranasda Provinsi Jambi dan Ketua Dekranasda Kabupaten/Kota Se Provinsi Jambi mengajak Wakil Ketua Harian sekaligus Kepala Bidang Humas, Publikasi dan Promosi Dekranas Pusat, Triana Rudiantara dan Anggota Bidang Kreatif, Hj.Ratu Munawaroh Zulkifli untuk melihat koleksi kebudayaan yang dimiliki oleh Provinsi Jambi dan melihat kilas balik sejarah Provinsi Jambi dalam rangka menjadikan Provinsi Jambi sebagai file project pembuatan book directory Pakaian Adat. 

Sherrin mengemukakan bahwa upaya yang dilakukan adalah untuk melestarikan budaya, agar khasanah budaya tidak tergerus kemajuan zaman, yang bisa mendorong tumbuh kembangnya UKM dengan membuat pakaian-pakaian tradisional. 

Sherrin mengungkapkan, Dekranasda Provinsi Jambi merasa sangat bangga dengan dipilihnya Provinsi Jambi sebagai file project pembuatan directory book untuk kriya. Provinsi Jambi memiliki potensi kebudayaan yang sangat banyak sekali untuk dikembangkan tanpa menghilangkan keaslian dari kebudayaan yang sudah ada. 

“Dengan tidak menyalahi aturan sesuai dengan adat istiadat yang sudah ada, kebudayaan tersebut akan dikembangkan, sebelum mengembangkan semua itu harus mendata semua potensi kebudayaan yang ada di Provinsi Jambi agar tidak hilang begitu saja tergerus oleh zaman yang terus berkembang,” terang Sherrin. 

Sherrin menyampaikan, melalui file project pembuatan directory book untuk kriya, dapat dijadikan ajang untuk semua masyarakat mengingat kembali kondisi nenek moyang yang terdahulu dengan segala keterbatasannya lebih menghasilkan produk yang berkualitas, seperti dari segi ukiran dan pembuatan kain tenun maupun songket terlihat lebih halus dan lebih baik daripada produk masa kini yang kondisinya serba ada, mulai dari penerangan sampai ke alat produksi yang terbuat dari mesin. 

“Semua itu menjadi flashback bagi diri kita sendiri, untuk lebih bersyukur dengan kondisi saat ini serta memotivasi kita untuk mengembangkan kembali kebudayaan-kebudayaan yang ada untuk menjadikannya sebagai identitas kita sebagai orang Indonesia, khususnya Provinsi Jambi serta merasa bangga memiliki itu semua,” ungkap Sherrin. 

Lebih lanjut, Sherrin menjelaskan, Dekranasda Provinsi Jambi dan Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Jambi memiliki peran untuk mengingatkan kepada generasi muda bahwa akar kebudayaan Provinsi Jambi sangat beragam serta menanamkan rasa bangga itu sendiri kepada generasi muda bahwa kebudayaan itu hanya dimiliki oleh Indonesia, khususnya Provinsi Jambi. 

Wakil Ketua Harian sekaligus Kepala Bidang Humas, Publikasi dan Promosi Dekranas Pusat, Triana menyampaikan pemerintah dan semua pihak terkait harus terus menggali potensi warisan kebudayaan yang sudah ada, supaya tidak hilang termakan oleh zaman. 

“Jangan sampai dengan adanya modernisasi yang ada sekarang, menghilangkan semua potensi warisan kebudayaan yang dimiliki oleh Indonesia, khususnya Provinsi Jambi sendiri,” kata Triana. 

“Sangat disayangkan sekali jika kebudayaan yang kita punya sebagai identitas asli Indonesia, hilang begitu saja, ditengah kuatnya arus modernisasi sekarang, disaat semua orang telah beralih menggunakan t-shirt, jeans dan telah meninggalkan kain khas daerah yang kita punya seperti kain tenun, songket dan lainnya,” ungkap Triana. 

Triana menerangkan, sekarang Dekranas Pusat memiliki program untuk tetap melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia dengan membuat file project directory book untuk kriya, dimana yang pertama kali dilakukan adalah mendata kain khas, pakaian daerah dan perhiasan yang ada di daerah daerah agar kebudayaan-kebudayaan Indonesia yang memiliki nilai yang sangat tinggi tidak hilang begitu saja dan tetap dipertahankan. 

“Kebudayaan yang kita punya ini memiliki harga komersil yang tinggi karena hanya ada Indonesia dan merupakan suatu hal yang unik, jadi kita bisa mengajak generasi muda untuk mencintai dan mempertahankan kebudayaan kita sendiri dan bisa menghasilkan uang,” pungkas Triana. (JP-Humas)

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar