Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


SBY Sebut Pertemuannya dengan Prabowo Hal Biasa

Prabowo Sebut Pres-T Lelucon Politik 
 
Ketua Umum (ketum) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto telah bertemu Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pertemuan tertutup berlangsung sekitar pukul 20.50 WIB hingga 21.50 WIB di kediaman SBY, Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Kamis (27/7/2018). SP
Jambipos Online, Bogor-Ketua Umum (ketum) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto telah bertemu Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pertemuan tertutup berlangsung sekitar pukul 20.50 WIB hingga 21.50 WIB di kediaman SBY, Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Kamis (27/7/2018). 

“Pertemuan kami pada malam hari ini sebenarnya bukanlah sesuatu yang sangat luar biasa. Sangat dimungkinkan, pertemuan di antara tokoh-tokoh politik di negeri ini,” kata SBY saat jumpa pers dengan didampingi Prabowo.

Diungkapkan, Prabowo juga beberapa kali bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) baik di Istana Negara serta di Hambalang yang merupakan rumah Prabowo.

“Saya sekali dua kali juga bertemu dengan Presiden Jokowi. Jadi menurut saya sekali lagi, pertemuan antar tokoh politik, antara pemimpin-pemimpin parpol itu sesuatu yang biasa,” ungkap SBY.

Barangkali, menurutnya, pertemuan menjadi luar biasa usai pengesahan Rancangan Undang-Undang Penyelenggaraan Pemilu (RUU Pemilu) pada 20 Juli 2017.

Diketahui, Demokrat, Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera berada dalam satu kubu. “Tidak menyetujui dikukuhkannya RUU Pemilu,” ucap SBY.

Pertemuan SBY-Prabowo Tidak Bahas Pilpres

SBY-Prabowo.
Pertemuan antara Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Prabowo Subianto, Kamis (27/7) tidak membahas pemilihan presiden presiden (Pilpres) 2019. Meski begitu, Demokrat dan Gerindra berkomitmen untuk terus meningkatkan komunikasi dan kerja sama di parlemen.

“Pokoknya kan kita kerja sama harus ditingkatkan. Jadi komunikasinya juga ditingkatkan,” kata Wakil Ketum Syarief Hasan usai pertemuan SBY dan Prabowo di rumah SBY, Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Kamis (27/7).

Peluang putra sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Prabowo juga sama sekali tak dibicarakan. “Belum sejauh itu. Kan ini kan baru awal daripada pertemuan. Masih banyak pertemuan-pertemuan lagi yang akan dilakukan secara berkala,” ujar Syarief.

Dia menjelaskan, Demokrat tetap menginginkan kadernya tampil pada Pilpres 2019. Demokrat juga akan mendengarkan aspirasi dari masyarakat. “Memang ada keinginan agar kader Demokrat ikut dicalonkan. Tergantung sama masyarakat, tergantung sama rakyat,” ucapnya.

Sekadar diketahui, AHY sendiri turut hadir dalam pertemuan tertutup antara SBY dan Prabowo. Selain itu ada juga pengurus-pengurus Demokrat dan Gerindra di antaranya.

“Tempat duduknya (AHY) cuma dekat dengan Pak Prabowo. Jadi, Pak Prabowo sebelahnya Pak SBY. Di sebelahnya Pak SBY saya, di sebelahnya Pak Prabowo Sekjen Gerindra Mas Muzani. Nah di belakang saya persis itu Mas AHY,” kata Sekjen Demokrat Hinca IP Pandjaitan.

Hinca mengungkapkan, AHY dan masing-masing elite partai tidak ikut memberikan pernyataan ketika pertemuan. “Kalau pertemuan dua partai politik itu, meskipun tokohnya banyak yang mendampingi, tapi yang berbicara adalah pimpinan partai. Jadi yang bicara Pak SBY dari Demokrat dan Pak Prabowo dari Gerindra,” ungkapnya.

Senada dengan Syarief, Hinca menegaskan bahwa sama sekali tak ada pembahasan nama-nama calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres). “Kami tidak menyebut nama orang tadi, tapi kita bicara kerja sama sampai 2019,” tegasnya.

Sekjen Gerindra Ahmad Muzani juga menyatakan tidak ada ajakan dari SBY atau Prabowo untuk berkoalisi pada 2019. “Enggak. Hanya komunikasi lebih dilakukan intens. Tenang saja,” kata Muzani.

Prabowo Sebut Pres-T Lelucon Politik

Ketua Umum (ketum) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto telah bertemu Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pertemuan tertutup berlangsung sekitar pukul 20.50 WIB hingga 21.50 WIB di kediaman SBY, Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Kamis (27/7/2018). SP
Ketua Umum (ketum) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto angkat bicara mengenai ambang batas partai politik dalam mengajukan calon presiden atau disebut presidential threshold (Pres-T).

Menurutnya, angka Pres-T 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara sah nasional dalam Rancangan Undang-Undang Penyelenggaraan Pemilu (RUU Pemilu) yang disahkan DPR merupakan lelucon politik.

“Saya katakan kepada Fraksi Gerindra, Gerindra tidak mau ikut dalam sesuatu yang melawan akal sehat dan logika. Presidential threshold 20 persen adalah lelucon politik yang menipu rakyat Indonesia,” kata Prabowo saat jumpa pers usai bertemu Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di rumah SBY, Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Kamis (27/7).

Dia tidak menjelaskan lebih jauh kenapa Pres-T 20 persen itu menipu rakyat. Prabowo juga mengapresiasi penolakan terhadap Pres-T juga dilakukan Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

“Sikap Demokrat, Gerindra, PAN, dan PKS itu satu dalam masalah RUU pemilu yang baru saja disahkan oleh DPR yang kita tidak ikut bertangung jawab. Karena kita tidak mau ditertawakan oleh sejarah,” ujarnya.

Dia mengaku mengkhawatirkan demokrasi Indonesia menjadi buruk.

“Karena itu, kita wajib mengawal, mengingatkan, mengimbau dengan baik. Mengingatkan rekan-rekan yang berada di kekuasaan bahwa demokrasi itu adalah jalan terbaik dan demokrasi membutuhkan semangat patuh kepada logika, semangat patuh kepada rule of the game dan harus adil tidak memaksakan kehendak dengan segala cara,” ucapnya.

Dia berharap komunikasi dengan SBY beserta Demokrat dapat terus berlanjut.

“Lakukan juga komunikasi terus dengan siapa pun. Siapa pun yang undang kami, kami siap untuk lakukan dialog dan tukar menukar pandangan,” tandasnya.

Prabowo Puji "Diplomasi Nasi Goreng" Cikeas

Ketua Umum (ketum) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto memuji nasi goreng yang disajikan di rumah Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan secara bergurau menyebutnya sebagai alat diplomasi yang jitu. SP
Ketua Umum (ketum) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto memuji nasi goreng yang disajikan di rumah Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan secara bergurau menyebutnya sebagai alat diplomasi yang jitu.

“Tadi makan nasi goreng yang luar biasa enaknya. Saya harus akui secara jujur, nasi goreng ini menyaingi nasi goreng Hambalang,” kata Prabowo saat jumpa pers dengan didampingi SBY di halaman rumah SBY, Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Kamis (27/7) malam.

Prabowo menambahkan, informasi intelijen yang dimiliki SBY ternyata masih begitu kuat.

“Intelnya Pak SBY masih kuat. Jadi beliau tahu kelemahan Pak Prabowo nasi goreng. Asal diberi nasi goreng, Pak Prabowo setuju,” kelakarnya. Dia mengaku sejak lama meminta waktu untuk bertemu SBY.

“Saya terima kasih kepada Pak SBY, begitu pulang dari luar negeri langsung mengundang kami dalam pertemuan yang sebetulnya bukan luar biasa,” ucapnya.

Prabowo tiba bersama sejumlah elite Gerindra sekitar pukul 20.25 WIB. Beberapa tokoh Gerindra yang mendampingi di antaranya Ahmad Muzani, Fadli Zon, Edhie Prabowo, serta Hasjim Djojohadikusumo.

Sedangkan para petinggi Demokrat yang juga terlihat hadir yakni Hinca IP Pandjaitan, Syarief Hasan, Amir Syamsuddin, Pramono Edhie Wibowo, Edhie Baskoro Yudhoyono, Nurhayati Assegaf, Imelda Sari, dan Didi Irawadi Syamsuddin.

Sebelum pertemuan tertutup, SBY dan Prabowo beserta tokoh-tokoh Demokrat dan Gerindra menikmati nasi goreng. 

Pertemuan kami pada malam hari ini sebenarnya bukanlah sesuatu yang sangat luar biasa. Sangat dimungkinkan, pertemuan di antara tokoh-tokoh politik di negeri ini,” kata SBY.

Diungkapkan, Prabowo juga beberapa kali bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) baik di Istana Negara serta di Hambalang yang merupakan rumah Prabowo.

“Saya sekali dua kali juga bertemu dengan Presiden Jokowi. Jadi menurut saya sekali lagi, pertemuan antar tokoh politik, antara pemimpin-pemimpin parpol itu sesuatu yang biasa,” ungkap SBY.

Barangkali, menurutnya, pertemuan menjadi luar biasa usai pengesahan Rancangan Undang-Undang Penyelenggaraan Pemilu (RUU Pemilu) pada 20 Juli 2017. Diketahui, Demokrat, Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera berada dalam satu kubu. “Tidak menyetujui dikukuhkannya RUU Pemilu,” ucap SBY. (JP-03)




Sumber: Suara Pembaruan


 

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar