Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Gubernur Jambi Tekankan Toleransi dan Penggunaan Medsos secara Konstruktif

Jambipos Online, Jambi-Gubernur Jambi H Zumi Zola STP MA menghimbau seluruh komponen masyarakat Provinsi Jambi untuk menjaga kesatuan negara Indonesia. Penggunaan media sosial yang kebablasan membuat sikap intoleran dan penghilangan makna Pacasila semakin terlihat. Memaknai Hari Lahirnya Pancasila sebagai momentum mengembalikan kembali jiwa Pancasilais bagi rakyat Indonesia.

Himbauan tersebut disampaikan oleh Zola usai Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila Tingkat Provinsi Jambi, bertempat di Lapangan Depan Kantor Gubernur Jambi, Kamis (1/6/2017) pagi. 

Dalam upacara tersebut, Zola bertindak sebagai inspektur upacara. Wakil Gubernur (Wagub) Jambi, Dr.Drs.H.Fachrori Umar,M.Hum, Penjabat Sekretaris Daserah (Pj.Sekda) Provinsi Jambi, Drs.H.Erwan Malik,MM, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Jambi, para pejabat lingkup Pemerintah Provinsi Jambi, para rektor atau yang mewakili se Provinsi Jambi, perwakilan prajurit TNI/Polri, dan perwakilan dari pelajar dan mahasiswa mengikuti upacara tersebut. Selaku insnpektur upacara, Zola membacakan sambutan tertulis Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. 

Dalam sesi wawancara, untuk menjaga kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Zola menekankan sangat pentingnya menjaga toleransi di tengah kemajemukan, namun tetap satu kesatuan sebagai Indonesia. 

Hal lain yang tak kalah pentingnya ditekankan oleh Zola adalah penggunakan media sosial (medsos) secara konstruktif, bahwa sesuai dengan perkembangan teknologi dengan maraknya medsos, Zola menekankan sekaligus menghimbau agar penggunaan medsos juga bisa untuk menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia. 

 Zola mengatakan, seperti yang tertera dalam sambutan Presiden Indonesia, kembali ditegaskan bahwa negara Indonesia dikodratkan dengan keberagaman, ketika merebut atau meraih kemerdekaan, semua komponen (yang beragam) ikut berjuang. 

“Oleh sebab itu, ada Undang-Undang Dasar 1945, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika. Itu yang selalu dipegang dan menjadi anutan bagi negara-negara internasional, bagaimana kemajemukan Indonesia kok bisa hidup rukun. Kuncinya karena ada toleransi dalam perbedaan. Saat ini, Bhinneka Tunggal Ika dan juga Pancasila sedang diuji, dengan segala macam hal, termasuk juga yang menjadi sorotan adalah penggunaan media sosial, yang sangat gencar sekali menyebarkan berita bohong (hoax), yang isinya kebencian, provokasi, yang justru ingin memecah belah negara ini, dengan segala macam alasan, dengan segala macam hal,” jelas Zola. 

 “Kita diminta untuk dapat kembali berpegang teguh pada Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan Undang-Undang Dasar 1945,” lanjut Zola. 

 “Saya menghimbau agar, karena ini sudah modern sekali, dengan media sosial dan penggunaan smart phone yang bisa diakses dimanapun, jangan sampai ini masuk kedalam jiwa anak-anak kita. Oleh sebab itu, mohon dapat diingatkan kembali, mohon dapat ditanamkan kembali kepada siapapun masyarakat Indonesia, masyarakat Provinsi Jambi, dan juga termasuk anak-anak kita, salah satunya melalui pendidikan di sekolah, SD, SMP, SMA/SMK, dan perguruan tinggi. Saya sangat mengapresiasi para rektor yang memberi pemahaman tentang pentingnya Pancasila, mereka punya program masing-masing. Mohon ini jangan disepelekan. Ini adalah kesatuan bangsa kita yang dicoba dipecah belah, kita jangan sampai lengah,” tegas Zola.

 Zola mengungkapkan bahwa dia mengapresiasi slogan Saya Pancasila yang banyak beredar sekarang ini, termasuk di medsos. 

“Alhamdulillah di media sosial banyak sekali Saya Pancasila, bagus sekali seperti itu, lakukan seperti itu, supaya menjadi viral, karena kalau diserang lewat media sosial, lawannya salah satunya harus lewat media sosial juga,” terang Zola. 

 Selain itu, Zola juga menghimbau media supaya dalam pemberitaannya juga ikut menjaga kesatuan NKRI. “Mohon dari media juga, seperti yang dipesankan Pak Presiden tadi, dalam pemberitaan itu, bisa untuk tetap menjaga kesatuan negara kita, termasuk Provinsi Jambi,” pungkas Zola. 

Sebelumnya, dalam sambutan tertulis Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo disampaikan, Pancasila merupakan hasil dari satu kesatuan proses yang dimulai dengan rumusan pancasila tanggal 1 Juni 1945 yang dipidatokan Ir.Soekarno, Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945, dan rumusan final Pancasila pada tanggal 18 Agustus 1945. 

“Adalah jiwa besar founding fathers, para ulama dan pejuang kemerdekaan dari seluruh pelosok Nusantara, sehingga kita bisa membangun kesepakatan bangsa yang mempersatukan kita,” ujar presiden. Presiden mengatakan, kodrat bangsa Indonesia adalah keberagaman. 

“Takdir Tuhan untuk kita adalah keberagaman. Dari Sabang sampai Merauke adalah keberagaman, Dari Miangas sampai Rote adalah juga keberagaman. Berbagai etnis, bahasa, adat istiadat, agama, kepercayaan dan golongan bersatu padu membentuk Indonesia. Itulah ke-bhinneka tunggal ika-an kita,” ujar presiden. 

 Presiden mengungkapkan, dengan Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, Indonesia bisa terhindar dari pengalaman buruk negara lain yang dihantui oleh radikalisme, konflik sosial, terorisme, dan perang saudara. 

“Kita bisa hidup rukun dan bergotong royong untuk memajukan negeri. Dengan Pancasila, Indonesia adalah harapan dan rujukan masyarakat internasional untuk membangun dunia yang damai, adil dan makmur di tengah kemajemukan,” jelas presiden. 

“Oleh karena itu, saya mengajak peran aktif para ulama, ustadz, pendeta, pastor, bhiksu, pedanda, tokoh masyarakat, pendidik, pelaku seni dan budaya, pelaku media, jajaran birokrasi, TNI dan Polri, serta seluruh komponen masyarakat untuk menjaga Pancasila. Pemahaman dan pengamalam Pancasila dalam masyarakat, berbangsa, dan bernegara harus terus ditingkatkan. Ceramah keagamaan, materi pendidikan, fokus pemberitaan dan perdebatan di media sosial harus menjadi bagian dalam pendalaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila,” tegas presiden. 

“Komitmen pemerintah untuk penguatan Pancasila sudah jelas dan sangat kuat. Berbagai upaya terus kita lakukan. Telah diundangkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2017 tentang Unit kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila. Bersama seluruh komponen bangsa, lembaga baru ini ditugaskan untuk memperkuat pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, yang terintegrasi dengan program-program pembangunan. Pengentasan kemiskinan, pemerataan kesejahteraan dan berbagai program lainnya, menjadi bagian integral dari pengamalan nilai-nilai Pancasila,” tutur Presiden RI, Joko Widodo.(JP-Lee)

Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila Tingkat Provinsi Jambi, bertempat di Lapangan Depan Kantor Gubernur Jambi, Kamis (1/6/2017) pagi. Foto-foto Humas

 

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar