Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Sherrin Tharia : “Kartini-Kartini” Jambi Harus Kreatif dan Berdaya Saing

Hj Sherrin Tharia Zola saat meninjau banjir di Seberang Kota Jambi Maret lalu.
Jambipos Online-“Seorang ibu harus cakap melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, tentunya dengan peran Bapak juga, sebab keluarga merupakan wadah pendidikan pertama bagi anak-anaknya, dan seorang ibu merupakan guru pertama bagi putra putrinya,” demikian kata bijak Hj Sherrin Tharia Zola memaknai Peringatan Hari Kartini 21 April 2017. 

Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakan kunci untuk survive (bertahan) dan memenangkan persaingan yang kian hari kian ketat, bukan hanya persaingan antar daerah , tetapi juga persaingan antar negara dan persaingan global. Kualitaslah yang membuat SDM memiliki competitiveness (daya saing), baik daya saing dari sisi ilmu pengetahuan dan teknologi maupun dari sisi akhlak dan spiritual. 

Competitiveness harus dimiliki semua orang, baik laki-laki maupun perempuan. Sejalan dengan semangat emansipasi (kesetaraan) sebagai inti dari peringatan Hari Kartini, maka kaum perempuan harus memiliki daya saing yang terus-menerus meningkat. 

Hj Sherrin Tharia Zola, isteri Gubernur Jambi, H Zumi Zola, dengan kapasitas sebagai Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK), Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda), Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Ketua Forikan (Forum Peningkatan Konsumsi Ikan) dan Pembina Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) mengemukakan sekaligus mengharapkan perempuan Provinsi Jambi, “Kartini-Kartini” Jambi memiliki kualitas dan daya saing yang mumpuni, terlebih karena peran ibu dalam mendidik anak-anaknya. 

“Seorang ibu harus cakap melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, tentunya dengan peran Bapak juga, sebab keluarga merupakan wadah pendidikan pertama bagi anak-anaknya, dan seorang ibu merupakan guru pertama bagi putra putrinya,” ungkap Sherrin. 

Menurut Sherrin, supaya bisa mendidik anak-anak dengan baik, sebaiknya seorang ibu terdidik, agar anak-anak menjadi disiplin, orangtua terutama ibu harus bisa disiplin, dengan kata lain, ibu harus memberikan keteladanan bagi anak-anak dan keluarga. 
 
Sherrin menjelaskan, Kartini-kartini Jambi yang berdaya saing bukan sesuatu yang utopis (hanya angan-angan belaka), tetapi sesuatu yang bisa digapai, bisa diwujudkan, tentunya dengan komitmen dan kerja keras, kerja cerdas, dan berkesinambungan. 

Sherrin mengelaborasi gagasannya untuk menghasilkan perempuan Provinsi Jambi yang berdaya saing melalui berbagai program dan kegiatan PKK, Dekranasda, Bunda PAUD, Ketua Forikan, dan Pembina BKMT Provinsi Jambi. Menanamkan Kedisiplinan kepada Anak Sejak Dini Terlahir dari keluarga yang berkecukupan, tak membuat Sherrin Tharia berpangku tangan. 

Disiplin yang diterapkan orangtuanya, menempa dirinya menjadi pribadi yang berpikir positif, mandiri dan selalu berinovasi. Kedisiplinan itu pula yang dia tularkan kepada anak-anak, baik di keluarga sendiri dan meluas ke PKK. 

Sherrin menuturkan, melalui PKK ia ingin agar ibu-ibu tidak salah mendidik anaknya, mulai dari pola makan dan maakanan yang disediakan, tata krama di rumah, pendidikan, kesehatan dan tumbuh kembangnya harus benar-benar dijaga. Ini penting, harapannya agar nantinya lahir generasi penerus yang berkualitas. 

Dia meyakini, kedisiplinan yang ditanamkan kepada anak sejak dini merupakan pondasi karakter bagi anak-anak, yang setelah dilakukan secara konsisten, anak akan merasa tidak enak jika tidak disiplin dan tidak tertib, sehingga anak bertumbuh menjadi manusia yang suka melihat dan berusaha melakukan hal-hal yang positif. 

“Di sini peran ibu sangat penting, tidak hanya mengajari atau mendidik, namun juga memberikan panutan dan keteladanan,” tegas Sherrin. 

Sherrin menekankan supaya orangtua benar-benar berperan dalam pengawasan anak-anak. Sebab, dengan semakin terbukanya informasi saat ini, akses negatif justru kian banyak, mulai dari pengaruh handphone, internet, narkoba, tawuran hingga sex bebas. 

“Anak-anak harus benar-benar diawasi dan diperhatikan, mereka butuh perhatian, tidak bisa dilepas begitu saja, tetap harus didampingi, baik olah ibunya maupun ayahnya,” ungkap Bunda PAUD Provinsi Jambi ini. 

Tak Ingin Kegiatan Hanya Sebatas Seremoni 



Sherrin tidak ingin kegiatan-kegiatan seluruh wadah organisasi yang dipimpinnya hanya sebatas seremoni belaka. 

Sherrin berupaya maksimal membawa perubahan pada kehidupan keluarga masyarakat Jambi, agar lebih berdaya saing menghadapi tantangan ekonomi yang kian berat. Ia tak ingin, masyarakat Jambi hanya menjadi penonton di negeri sendiri, namun, supaya masyarakat Jambi mandiri dan sejahtera. 

Untuk itu, Sherrin mengupayakan supaya program dan kegiatan dirancang dan silaksanakanan sebaik-baiknya, agar memberikan kemaslahatan bagi masyarakat Jambi. Sherrin berusaha membuat terobosan pada masyarakat agar warga Jambi memiliki skill (keterampilan) dan kemampuan menambah pundi-pundi ekonomi keluarga. 

Ujungnya, tentu keinginan Sherrin agar warga Jambi lebih sejahtera. Salah satu terobosan yang dilakukannya adalah Desa Percontohan PKK, Desa Parit Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi menjadi salah satu Desa Percontohan PKK. 

Di Desa percontohan PKK, PKK Provinsi Jambi bekerja sama dengan PKK Kabupaten/Kota memberikan binaan terhadap seluruh hal yang terintegrasi dalam semua program PKK. Mulai dari Posyandu-nya, PAUD, tanaman Toga di setiap rumah, Halaman Asri Teratur Indah dan Nyaman (HATInya) PKK, kamar tidur layak, gizi anak-anak dan semuanya. 

“Jadi disitulah tempat kita mencurahkan semuanya agar desa lain melihat, oh ternyata hidup begini enak ya, ada tanaman tinggal petik, mau makan ikan tinggal dipancing sendiri dan yang lainnya,” tutur Sherrin. 

Desa percontohan ini terus dikembangkan. Sherrin menginginkan ke depan seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jambi memiliki minimal satu desa percontohan, sehingga program yang telah digagas PKK terarah, dan tampak keberhasilannya. Harapannya, desa lain tertular dan ingin mencontoh keberhasilan desa itu. 

Sebagai Bunda PAUD, Sherrin mengintegritaskan kegiatan bersama PKK. Dalam desa percontohan yang dibuat, ia juga menginginkan program PAUD berjalan maksimal. PAUD dinilai sangat penting, sebab, sebagaimana pesan Gubernur Jambi, Zumi Zola, PAUD menjadi pondasi pendidikan bagi anak-anak, yang tentunya harus dipadukan dengan pendidikan di rumah. 

“Di PAUD anak dididik, mulai dari pola makan, pendidikan hingga tata krama, serta mengajarkan membedakan mana yang baik dan salah,” sambung ibu dari Zameer Zahid Abyadh Zola dan Zhafran Ziyadh At-thahirah Zola ini. 

Meskipun urusan kebersihan rumah sudah sangat biasa, namun Sherrin tak bosan-bosannya mengingatkan melalui PKK agar seluruh ibu-ibu kader PKK terus menjaga kebersihan dan kesehatan rumah, hal yang sangat sederhana namun sangat penting. 

Sebagai Ketua Dekranasda Provinsi Jambi, perempuan kelahiran 32 tahun silam (12 November 1984), terus berupaya mengembangkan kerajinan yang ada di Jambi, agar kerajinan asli Jambi dikenal masyarakat luas karena kualitas, baik nasional mapun internasional, yang selanjutnya bisa menciptakan lapangan kerja baru, sehingga menambah penghasilan masyarakat Jambi. 

Hj Sherrin Tharia Zola bersama Suami dan Mertua dan neneknya. IST
Satu hal yang ditekankannya dalam pengembangan produk kerajinan-kerajinan Jambi adalah, selain harus memiliki mutu yang unggul dengan berbagai inovasi dan kreativitas tinggi, juga harus memuat ciri khas daerah Jambi yang sarat dengan nilai-nilai budaya Jambi. 


Sherrin menyadari menghasilkan produk kerajinan daerah Jambi bukanlah pekerjaan mudah dan singkat, harus terus-menerus, berkelanjutan. 

Dekranasda berupaya memberikan pelatihan dan pendampingan bagi para pengrajin, baik pelatihan teknis dengan mendatangkan orang yang ahli dibidangnya untuk meningkatkan kualitas kriya Jambi, maupun memberikan motivasi kepada para pengrajin agar para pengrajin tersebut percaya diri untuk bersaing menghasilkan karya terbaiknya. 

Bukan hanya teori, Sherrin menghadirkan bukti, yakni pengembangan Batik Jambi bekerjasama dengan desainer ternama, Barli Asmara. 

Melalui Dekranasda, Sherrin menampung berbagai ide dari para pengrajin batik dan kain Jambi, yang kemudian dipadukan dengan konsep modern Barli, tanpa menghilangkan nuansa tradisional dan Budaya Jambi. 

Garapan kerjasama dengan pelatihan intens kepada para pengrajin Batik Jambi itu pun mulai menunjukkan hasil yang baik. Motif Jambi dikombinasikan dengan modernitas Barli Asmara, Batik Jambi diubah sedemikian rupa menjadi jauh lebih menarik. Batik Jambi menjadi ikon pada Muslim Fashion Festival Indonesia 2017 yang digelar awal bulan lalu, di Assembly Hall Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta Pusat. 

Dalam even tersebut, berbagai model busana muslim dengan bahan Batik Jambi dengan beberapa motif ditampilkan, termasuk tengkuluk, kain penutup kepala yang dikenakan oleh kaum hawa. Tampak Batik Jambi lebih punya daya tarik, Batik Jambi kini menjadi fashionable (lebih modern dan sesuai dengan perkembangan mode busana). 

Dengan hasil tersebut, Batik Jambi masuk ke segala kalangan, baik yang tua maupun yang muda. Tampilan desain dengan perpaduan dan dominasi warna dasar yaitu hitam putih sehingga lebih menarik. 

“Desainer lokal Jambi juga harus diberi ruang, harus diperhitungkan. Saya yakin mereka punya kualitas,” ujar Sherrin penuh optimisme. 

Sherrin akan mengumpulkan desainer-desainer muda Jambi, minta para desainer ini untuk memberikan inspirasi bagi para pengrajin Jambi agar lebih banyak motif dan inovasi baru. 

Dia berharap Batik Jambi menjadi inspirasi bagi masyarakat, sehingga batik bukan hanya digunakan saat acara-acara resmi saja, tapi bisa juga digunakan saat santai, yang selanjutnya meningkatkan perekonomian pengrajin. Dekranasda bekerjasama dengan seluruh pihak terkait, akan melaunching e-Commerce (perdagangan elektronik/online). 

“Jika sudah dilakukan e-commerce, para pengrajin Jambi harus siap, sebab jika sudah mendunia, kita tidak bisa mundur lagi. Apa yang dipesan konsumen harus dikerjakan, baik itu kain batik, baju ataupun lainnya. Pengrajin harus ngotot untuk bekerja keras,” jelasnya. 

Sherrin menginginkan pengrajin Jambi bisa memenuhi permintaan pasar. Artinya, batik-batik Jambi harus mempunyai kualitas dan motif sesuai dengan keinginan pasar (market driven), bukan sesuai keinginan pengrajin. 

“Tidak bisa kita memaksakan kehendak, harus sesuai keinginan pasar seperti apa. Nah, seperti itu jika ingin berkembang,” jelasnya. 

Selain itu, Sherrin berharap para pengrajin Jambi juga pintar memanfaatkan momen. Dalam pameran-pameran yang sudah digelar, banyak orang-orang penting yang bisa menjadi kolega. Ia berharap, pengrajin Jambi memanfaatkan momen itu agar bisa mengembangkan bisnisnya. 

Untuk jangka panjang, Sherrin mengungkapkan harapannya bagi pengrajin Jambi, yakni supaya pengrajin Jambi mandiri. Jadi, berbagai upaya pembinaan dan pendampingan yang dilakukan oleh Dekranasda dan OPD serta pihak terkait adalah untuk menumbuhkan kemandirian pengrajin. 

Sherrin menyatakan, pembinaan dan pendampingan yang dilakukan oleh Dekranasda dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait terhadap para pengrajin, untuk meningkatkan kualitas karya yang dihasilkan dan untuk membuka pasar, arahnya adalah untuk menumbuhkan kemandirian para pengrajin tersebut. 

“Kalau pengrajin sudah bisa mandiri, berarti pembinaan dan pendampingan berhasil, mereka bisa berkarya sendiri, punya link dan pasar sendiri,” tambah Sherrin. 

Dalam kegiatan Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT), sebagai Pembina BKMT, ia sangat berharap acara pengajian yang digelar ibu-ibu tak hanya sekedar seremoni dan ajang silaturahmi belaka. Ia berharap, kegiatan ini benar-benar posifit dan bermanfaat. 

“Jangan hanya ajang kumpul-kumpul. Saya ingin ada manfaat lebih, mulai dari pendalaman agama, mengajinya dan lain-lain. Tentu yang mengisi materi harus berkualitas, sehingga ibu-ibu yang mendengar mendapat ilmu bermanfaat. Kalau saya itu memperhitungkan segala sesuatunya, saat saya pergi dari rumah tentu kembali ingin membawa manfaat dan hasil. Nah, saya ingin dalam BKMT juga begitu, ketika pengajian selesai, ada yang mereka dapat, ilmu yang,” ujarnya. 

Sherrin mencoba mengubah pola BKMT yang selama ini diterapkan. Jika biasanya hanya untuk ibu-ibu, namun kini ia mencoba untuk anak muda. Tujuannya agar pendidikan melalui agama yang diinginkan bisa tercapai. 

“Minggu ini ibu-ibu diberikan materi untuk mendidik anak, nah minggu besoknya giliran anak mudanya diajarkan bagaiman cara menghormati dan menghargai orangtua, jadi nyambung,” tambahnya. 

Ingin Meninggalkan Karya Nyata

Hj Sherrin Tharia Zola saat mencontohkan menjahit. Humas.
Sherrin menginginkan kegiatan yang ia pimpin dan programkan tidak sia-sia. Ia menginginkan, setiap sesuatu yang dikerjakan mendapatkan manfaat dan hasil yang bisa dirasakan masyarakat. 

Putri dari presenter TVRI Tengku Malinda dan dr. Sudirman Aris yang dipersunting Zumi Zola 16 Maret 2012 ini berpikir positif, bahwa apa yang dilakukannya adalah upaya untuk meningkatkan kemandirian keluarga dan ibadah, terutama ibu-ibu, meskipun berat, namun ia percaya semua yang dilakukan hanya karena Allah SWT. 

“Niatannya ibadah. Ini semua sudah kehendak Allah, ngapain lagi kita didunia ini kalau tidak bermanfaat untuk orang lain. Ibu saya juga mengajarkan demikian, beruntung saya mempunyai orangtua yang selalu men-support apapun yang saya lakukan. Karena itu, saya ingin berbuat untuk Jambi, meskipun sedikit-sedikit, tapi saya harap ada perubahan,” tuturnya. 

“Saya ingin ketika nanti kami tidak lagi menjabat di posisi ini, ada yang membekas. Tak hanya dikenal sebagai istri gubernur, tapi saya ingin ketika menoleh ke belakang, sudah banyak masyarakat Jambi yang bisa mencukupi kehidupan ekonomi sendiri dan berdaya saing, sehingga mereka bahagia,” tuturnya. 

“Tahun 2030 nanti kita menghadapi bonus demografi. Kartini-kartini dan seluruh masyarakat Provinsi Jambi harus siap,” kata Sherrin. (Humas-Mustar Hutapea)

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar