Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Infrastruktur Buruk, Penyebab Lambannya Peningkatan Investasi di Provinsi Jambi


PARAH: Kondisi jalan di Sungaibahar Selatan, Muarojambi. Sepanjang  619,74 Kilo Meter (Km) atau 66 persen dari total 941,77 Km jalan di Kabupaten Muarojambi kini kondisinya rusak berat. Kerusakan terparah berada di Sungaibahar Selatan dengan kerusakan jalan mencapai 59, 63 Km atau 92 persen. Kemudian disusul Mestong dengan kerusakan jalan sepanjang 112, 28 Km atau 73 persen dan Sekernan sepanjang 85,25 Km atau 70 persen. Jampos

Pemprov Jambi Permudah Izin PMA


Jambipos Online, Jambi-Buruknya infrastruktur di Provinsi Jambi disinyalir penyebab lambannya peningkatan investasi di Jambi. Dukungan infrastruktur merupakan prioritas untuk menggaet para investor untuk mau berinvestasi di Jambi. 

Sejauh ini, persoalan infrastruktur masih menjadi persoalan serius Provinsi Jambi dan itu juga menjadi pokok bahasan pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rancangan Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jambi Tahun 2018, dengan Tema “Peningkatan Kualitas Pembangunan Infrastruktur dan Pelayanan Dasar dalam Rangka Percepatan menuju “Jambi TUNTAS 2021,”  bertempat di Ratu Covention Center (RCC), Rabu (5/4/2017) lalu.

Guna mensiasati minat masuknya investor ke Provinsi Jambi, Pemprov Jambi mempermudah izin penanaman modal asing (PMA) guna meningkatkan minat investor asing menanamkan modalnya di daerah tersebut.

Gubernur Jambi, Zumi Zola, mengatakan, kemudahan izin diberikan guna mencapai target investasi sebesar Rp 4,3 triliun pada tahun 2017 ini. Adapun bidang investasi yang ditawarkan kepada investor khususnya di bidang industri perkebunan kelapa sawit dan karet, minyak dan gas (migas), pertambangan batu bara, pemanfaatan limbah dan perhubungan.

"Pemprov sudah beberapa kali mengundang investor untuk menjajaki penanaman modal di Jambi. Investor asing yang sudah datang berasal dari Tiongkok, Jepang dan Norwegia. Pemprov akan mempermudah perizinan dan pembebasan lahan untuk investor bila mereka hendak membangun pabrik di Jambi," kata Zumi Zola.

Menurut Zumi Zola, investor Jepang berminat membangun industri pengolahan limbah industri kelapa sawit. Kemudian, investor Norwegia berminat menjalin kerja sama peningkatan produktivitas perkebunan kelapa sawit.

"Sedangkan investor Tiongkok berminat menanamkan modal di bidang pertambangan migas, batu bara dan perhubungan," tambahnya.
Zumi Zola mengakui, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan konjen Tiongkok di Jambi. "Pemprov menawarkan kerja sama untuk membangun pelabuhan ekspor-impor, di pelabuhan Ujung Jabung, di Kabupaten Tanjungjabung Timur," jelas dia.

Pelabuhan Ujung Jabung, kata Zumi Zola, memang harus dibangun dengan bantuan investor, karena luas area pelabuhan tersebut mencapai 4.200 hektare (ha).

"Pembangunan pelabuhan Ujung Jabung tidak mungkin hanya mengandalkan APBD dan APBN. Bantuan asing sangat dibutuhkan dalam pembangunan pelabuhan tersebut," katanya.

Sementara itu, konjen Tiongkok untuk Wilayah Sumatera, Zhu Honghai, mengatakan, pihaknya akan mengajak perusahaan-perusahaan Tiongkok bekerja sama dengan Pemprov Jambi. Selain itu, pemerintah Tiongkok siap memfasilitasi usulan dan penawaran investasi yang ditawarkan oleh pihak Pemprov Jambi.

"Kami memberikan kesempatan kepada Pemprov Jambi berkunjung ke Tiongkok, untuk memperkenalkan Jambi kepada investor dan masyarakat Tiongkok. Kebijakan itu kami lakukan untuk mendorong peningkatan investasi Tiongkok dalam pembangunan ekonomi Jambi," tambahnya. (JP-Lee)


Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar