Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Aktivis Jambi Berduka, Herry Simanjuntak Berpulang

Herry Simanjuntak (Alm).IST

Jenazah (Alm) Herry Simanjuntak di Rumah Duka.IST
Jambipos Online, Jambi-Kabar dukacita atas berpulangnya Herry Simanjuntak (Aktivis Sejati Jambi) menyebar di akun sosial media para Aktivis Jambi seperti Nyoman Ray Tambunan, Goes Soeryo, Donny Pasaribu, Febrie Timoer Siagian. Ucapan dukacita mengalir hingga ke Rumah Duka di Perumahan Glori Mayang, Kota Jambi. Herry Simanjuntak sempat mendapat perawatan intensif karena koma di Rumah Sakit Siloam Jambi. Namun nyawa Herry Simanjuntak tak terlolong dan dipanggil Sang Pencipta, Senin (24/4/2017) sore. 

Herry Simanjuntak adalah Alumni Mahasiswa UNJA 1994 Fak Hukum. Almarhum selalu terlibat dalam Front Perjuangan Mahasiswa dan Buruh kala itu hingga saat sekarang aktif di KSBSI. Terakhir masih terlibat aksi besar buruh Jambi dalam penetepan UMP pada 3 Maret 2017.

Herry Simanjuntak juga berprofesi sebagai Hakim Adhok Perburuhan dengan tetap terus mendedikasikan sisa hidupnya untuk kesejahteraan buruh dan kaum tani.
 
“Selamat jalan kawan Herry Simanjuntak. Istirahat yang tenang. Karena kedamaian akan mencari dan menemukan jalannya sendiri. Bagi kawan-kawan semua, almarhum akan disemayamkan secara adat Batak dirumah duka, Jalan Lingkar Barat Kotabaru Jambi, belakang Hotel Denis dan Pusuk Nauli di Perumahan Glori Mayang selama dua hari. Setelah itu rencananya akan dibawa ke Lampung untuk disemayamkan. Untuk kawan Masta Aritonang, tetap tegar, karena kita semua bangga punya kawan sehebat suamimu,” demikian tulisan Goes Soeryo (Cecep) diakun sosial medianya, Senin (24/4/2017) petang. 

“Selamat jalan Lae. Lagu kita masih sama "Indonesia Raya..." Damai Beserta Nya,” tulis Febrie Siagian, aktivis senior di Jambi. 

“RIP buat ito Herry Simanjuntak. Selamat jalan ito tenanglah bersama Bapa di Surga. Selesai sudah tugas mu. Buat eda Masta Aritonang dan Vio, turut berduka cita ya Eda. Semoga kuat menerima cobaan ini..Amin,” tulis Lisbet R Br Simanjuntak. 

“RIP Sahabatku Herry Simanjuntak. Tenanglah Engkau Disana My Brother,” tulis Nyoman Ray Tambunan. 

“Orang baik, pejuang, cinta damai... Banyak teman, sobat yang mendoakan kesembuhan mu jeck. Semoga dirimu Herry Simanjuntak segera sembuh normal kembali dek. Kami masih butuh teriakan mu di Jambi. Aku masih menunggu diskusi kecilmu tentang kedamaian, kasih dan sayang diantara umat manusia. Terakhir aku menyampaikan Rahmat Ilmu Pelindung Kehidupan kepada mu. 

"Tunggu bang, aku masih menjalani pengobatan secara medis, sekarang di Lampung. Nanti di Jambi kita ketemu", jawabmu masih semangat seperti dulu. Bismillahirahmanirrohim.... hilang lenyap segala derita penyakit Herry Simanjuntak bin Adam yang datang karena sebab apapun, kembali normal, sehat kembali seperti sediakala. Alhamdulillahirobilalamin,” tulis Mulyadi Afrinal Tanjungbajuree Senin pagi saat mengetahui Herry Simanjuntak dirawat di RS Siloam Jambi. 

“Sebagai Mahluk Beriman Maka Saya Mengajak Siapapun Yang Mengenal Herry Simanjuntak Untuk Mendoakan Dia Dalam Menghadapi Masa Kritisnya Saat Ini Tanpa Sadar Di RS. Siloam Jambi. Kiranya Tuhan Memberikan Yang Terbaik Buat Dia dan keluarga.. Aminn,” tulis Donny Pasaribu Senin pagi. 

“Selamat Jalan Kawanku Herry Simanjuntak,” tulis Donny Pasaribu Senin (24/4/2016) sekira Pukul 14.30 Wib. 

"Jenazah Herry Simanjuntak sekarang sudah berada di rumah duka Perumahan Glory Mayang Blok A No. 11 Lingkar Barat, persisnya di belakang Cafe Pusuk Nauli. Rencananya besok siang jenazah akan dibawa untuk dimakamkan di Lampung," tulis
Jogi Sirait.

"Langit membuka, menyambut doa-doa..dan surga hanya sekepalan tangan dari tugas kemanusiaan yang kau genapkan. Selamat memasuki kebaruan Herry Simanjuntak, karena hidup sejatinya tak pernah berakhir. Ia hanya berganti bentuk menjadi sesuatu yang kita namai sebagai kematian," tulis Ratna Dewi. (JP-Lee) 

HERI – SANG REFORMIS

"Selamat jalan sahabat-Ku Herry Simanjuntak. Tak terasa 23 tahun perkenalan kita. Gerakan 98 adalah momen yang terasa indah untuk kita berdua. Ini fhoto terakhir saat diri-Ku meliput aksi-Mu saat memperjuangkan hak-hak buruh (12/4/2017) di depan Kantor Gubernur Jambi. Semoga Engkau tenang ditempat yang baru. Salam hormat-Ku untuk-Mu sahabat," tulis Raja Habibie Nasuton.
“Saya tidak akan memilih para penculik teman-teman saya”. Suara menggelegar khas demonstran bergema di podium. Suara kemudian sunyi. Tidak ada lagi tawa ceria ketika acara kemudian ditutup. 

Ya. 3 tahun yang lalu, teman-teman mengadakan dialog menghadapi Pilpres 2014. Peserta yang hadir berbagai latar belakang. Semuanya menyampaikan pandangan pilpres 2014. Namun sang pamungkas berhasil menutup acara dengan makna. 

Kalimat singkat, padat yang disampaikan Heri adalah ingatan khas dari saya tentang seorang demonstran. Tanpa tedeng aling-aling apalagi berbasa-basi, ciri itu kemudian melekat dan mengembalikan makna reformasi terhadap diri Heri. 

Perjalanan 20 tahun reformasi membuat berbagai cita-cita reformasi “berjalan ditempat”. Pejuang-pejuang yang berpeluh keringat kemudian tenggelam dalam hiruk pikuk reformasi. 

Semuanya menjadi bagian bahkan terseret arus kekuasaan. Belum lagi “bau anyir” korupsi yang semakin meminggirkan makna reformasi. 

Namun asa itu terus dikawal dan diteriakkan dalam berbagai kesempatan. Heri telah mengambil bagian untuk berada dengan cita-cita reformasi. 

Kalimat menggelar khas demonstran lebih berkesan daripada cerita teman-teman di Pengadilan Ad hock Perburuhan yang menceritakan Heri telah melakukan “dissenting opinion”. Sebagai wakil buruh menjadi hakim ad hock, Heri tetap mengawal agenda buruh di muka persidangan. 

Interaksi saya secara personal lebih banyak dilakukan melalui telephone untuk menanggapi isu-isu actual. 

Entah “issu agama” kemudian diseret-seret dalam Pilpres dan kemudian beranjak ke Pilkada Jakarta. Namun Heri “kokoh” untuk tetap menawarkan agenda toleransi yang menjunjung tinggi kemanusiaan. 

Dalam interaksi akhir-akhir ini, selain pertemuan yang semakin intensif paska penangkapan Pendeta Mas Gie di Lampung, kesempatan bertemu untuk berdiskusi semakin sering. Termasuk “mengatur” agenda kepergian ke Lampung. 

Heri cukup aktif “mempersiapkan” keberangkatan tim ke Lampung. Entah dengan cara menghubungi teman-teman yang mempunyai waktu, menghadiri rapat persiapan hingga terlibat menjelang keberangkatan. Mengingat sidang yang cukup rutin sehingga dipastikan hampir setiap minggu bertemu. 

Entah beberapa kali kesempatan ke Lampung tidak bisa diikuti. Mungkin karena mulai dirasa tidak enak ketika ke Lampung belum juga bisa, pada kesempatan kedua, Heri menyampaikan alasan. “Aku mau pergi. 

Tapi “orang rumah” tidak boleh. Kami kemudian tidak melanjutkan pembicaraan. Secara naluriah saya menyadari penyakit yang diderita Heri cukup parah. Ditambah kejadian setahun yang lalu di Jakarta. 

Di sela-sela diskusi, kadang-kadang saya pribadi bertanya. Bagaimana perasaannya ketika issu agama kemudian sering “menampilkan” video beralihnya umat nasrani masuk ke agama islam. 

Dengan santai dia menjawab pendek. “Biasa be”. Saya tidak bisa menangkap makna jawabannya. Namun sekilas jawaban pendek menggambarkan “keresahan” ketika teologi dipersoalkan dan kemudian menjadi bahan untuk berpindahnya agama. 

Namun untuk menutupi kegelisahannya, Gusdur salah satu teladan yang dianggap sebagai pengejawantahan Islam yang melindungi umat manusia. Entah beberapa kali ketika dia menyampaikan tentang Islam tidak lupa menampilkan cerita Gusdur untuk meyakini saya. 

Kekaguman Gusdur tidak hanya cuma cerita. Keinginan memperingati Gusdur sering diingatkan oleh Heri. “Hayo. Kita akhir tahun Haul Gusdur’. Sebuah keteladanan disaat bersamaan umat nasrani sedang menghadapi Natal dan Tahun Baru. 

Keteladanan memegang kukuh makna reformasi tetap dilakukan beberapa hari yang lalu. Menyampaikan orasi ketika mendampingi teman-teman buruh. 

Sehingga tidak salah kemudian Heri adalah reformis sejati. Yang kokoh bertahan dengan agenda reformasi. Selamat Jalan, Kawan. Setiap kata-katamu khan kupegang selalu.(Musri Nauli)

 





Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar