Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Willy Marlupi Aktivis Sejati Pendiri Sokola Rimba Jambi


Willy Marlupi (depan) bersama perwakilan Orang Rimba Bukit 12 dan Bukit 30 Sarolangun Provinsi Jambi.
Willy Marlupi (ke enam dari kiri) aktivis pendampingan SAD saat bersama perwakilan Orang Rimba Bukit 12 dan Bukit 30 Sarolangun Provinsi Jambi.

Orang Rimba Merefleksi Hari Hak Asasi Manusia

Jambipos Online-Sebagai bentuk penghormatan terhadap hari Hak Asasi Manusia (HAM) yang jatuh pada tanggal 9-10 Desember, salah satu pendiri Sokola Rimba Jambi Willy Marlupi bersama orang rimba atau suku anak dalam (SAD) dari Bukit 12 dan Bukit 30 Jambi melaksanakan silaturahmi, berkumpul, untuk merefleksi kehidupan SAD selama ini.

“Dari silaturahmi ini, kami menyimpulkan beberapa hal khususnya yang berkaitan dengan hak-hak dasar kami sebagai manusia atau kelompok khusus. Juga harapan kami kepada Bapak Presiden RI Jokowi selaku pemimpin yang baru, yang pada prinsipnya kami tuang dalam secarik surat seperti dibawah ini,” ujar Willy Marlupi.
Berikut ini surat terbuka Orang Rimba Kepada Presiden RI Joko Widodo
Jambi, 10 Desember 2014
Surat Terbuka,
Suku Anak Dalam untuk Pak Jokowi, (Presiden Indonesia).
Dengan Hormat Pak,
Tak terasa lebih dari satu dekade wilayah hidup kami “Bukit 12” menjadi Taman Nasional, sejak itu pula wilayah kami bisa dikatakan tidak tersentuh oleh pembangunan, karena aturan dan sistem taman nasional yang memang tertutup terhadap pembangunan.

Coba Bapak renungkan, Jalan yang dulunya ada sekarang sudah kembali berhutan, jembatan yang dulunya elok sekarang hancur semua, tidak pernah diperbaiki atau diupayakan untuk dapat difungsikan kembali, kenyataan tersebut berdampak serius pada kehidupan dan perkembangan ribuan jiwa manusia dibukit 12.

Pak, Daerah Bukit 12 terdiri dari beberapa dusun yang biasa kami sesuaikan dengan nama sungai yang ada disana. Dusun ataupun kampung kami dibukit 12 yaitu Makekal Hulu, Tengah dan hilir, Sungkai, Kejasung Besar, Kecil, Terab, Serengam dan air hitam.  Dalam beberapa dusun itulah hidup ribuan jiwa kami, orang rimba atau suku anak dalam, yang terbagi dalam 50-an rombong (kelompok kecil) yang sudah hidup turun temurun.

Buntunya sentuhan pembangunan di wilayah terkhusus sejak menjadi Taman Nasional, memaksa, satu demi satu kelompok kami keluar dari Bukit 12, lalu hidup dipingir-pingir desa, di areal-areal perusahaan, demi sekedar mencari makan dan bertahan hidup.

Namun hal tersebut rupanya bukan jalan keluar ataupun pilihan yang tepat, malah menjadi persoalan baru bagi kami. Karena diluar Bukit 12, lahan ataupun sumberdaya sudah ada kepemilikan dan peruntukannya, begitu juga perbedaan secara adat, budaya dan keyakinan antara kami dengan masyarakat luar, membutuhkan proses (waktu) yang tidak sebentar untuk penyesuaian, kompetisi, yang tentunya menjadi tantangan yang tidak mudah.

Selain ingin bersilaturahmi dengan pak Jokowi melalui surat ini kami juga mau sampaikan beberapa hal (yang kebetulan) bertepatan dengan hari Hak Asasi Manusia pada tanggal 10 Desember ini, yaitu ;
1.Kami sampaikan bahwa kebijakan perubahan status wilayah kami Bukit 12 menjadi Taman Nasional (tahun 2000) terbukti telah melanggar hak-hak dasar kami sebagai manusia (Laporan resmi KomnasHAM, terlampir). Sebagai solusi mohon dipenuhi hak-hak dasar kami sebagai manusia.

2.Perbaiki jalan dan jembatan kami demi kelancaran ekonomi, dirikan sekolah, bangun pusat kesehatan, pertanian, dan lain sebagainya di wilayah kami Bukit 12-Bukit 30, agar terwujud keadilan yang seadil-adilnya seperti masyarakat pada umumnya. 

3. Mohon segera dilakukan pendataan identitas kependudukan kami, agar adanya data yang jelas dan kuat untuk mnjd pegangan bersama dalam kebijakan yang tepat guna.
4. Kami tidak anti dengan perubahan ataupun modrenisasi, tapi sebaliknya, kami menerima perubahan yang sejalan dengan kebutuhan-perkembangan yang adil dan bijaksana.

Demikian kami sampaikan kepada Bapak selaku Presiden, kepada para pihak dan masyarakat luas. Kami siap membantu sekuat kemampuan terhadap percepatan terlaksananya poin-poin di atas. Semoga pemerintahan yang baru dalam kepemimpinan Bapak memberikan perubahan yang nyata pada kehidupan Orang Rimba/Suku Anak Dalam di Provinsi Jambi.

Pak Jokowi,
Kami mohon maaf jika terjadi salah kata atau ungkapan yang kurang berkenan di dalam surat ini, atas perhatian Bapak kami mengucapkan banyak terima kasih.

Besar harapan semoga bisa berjabat tangan saat Bapak datang ke Jambi, Salam sepuluh jari sebelas dengan kepalo dari ribuan rakyat Suku Anak Dalam di Jambi.

Pantun,
Beruk dirimbo disusukan, anak dipangku dikucoikan. Kelik paku kacang belimbing anak dipangku penakan dibimbing.
Bangko, 10 Desember 2014.
Tertanda,
Suku Anak Dalam
Bukit 12 dan Bukit 30 JAMBI
Tembusan YTH ;
1. Seluruh Mentri Kabinet Kerja Indonesia
2. DPRD TK I dan DPRD Kabupaten Prov. Jambi
3. Gubernur Jambi
4. Kapolda Jambi
5. Danrem Jambi
6. Bupati ; Kab Tebo, Kab Merangin, Kab Sarolangun, Kab. Batanghari.
7. Kapolres ; Tebo, Merangin, Sarolangun, Batanghari.
8. Kodim ; Tebo, Merangin, Sarolangun, Batanghari.
9. Rekan-rekan Pers
10. Arsip

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar