Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Diguyur Hujan Gerimis, Perayaan Imlek di Jambi Sepi



Meski Hujan Gerimis, Ibadah IMLEK 2568 28 Januari 2017di Kelenteng Siau San Teng, Kampung Manggis, Jelutung, Kota Jambi tetap khusuk.

Jambipos Online, Jambi-Hujan gerimis yang mengguyur Kota Jambi Sabtu (28/1/2017) subuh hingga pagi mewarnai Perayaan Imlek 2568 (28 Januari 2017) bagi warga keturunan Tionghoa di Kota Jambi. Di tengah guyuran hujan, ribuan warga keturunan Tionghoa di kota itu menghadiri ibadah atau sembahyang perayaan Imlek di gereja, wihara dan kelenteng, Sabtu pagi.

Sebelumnya, Jumat (27/1/2017) malam juga dilakukan Pesta Lampion dan Kembang Api di Lapangan Kantor Walikota Jambi. Perayaan Imlek 2568 (2017) ini sedikit sepi karena sebanyak 9 pengurus klenteng di Kota Jambi tidak merayakannya karena kekwatiran dampak aksi massa pada kasus dugaan Penistaan Agama di Ornamen Natal di Novita Hotel Jambi 23 Desember 2017 lalu.

Pantauan di Gereja Katolik Santa Theresia dan gereja Kristen Protestan Jambi (GKPJ), Kecamatan Pasar, Kota Jambi, Sabtu (28/1) pagi, ribuan umat Kristen dari keturunan Tionghoa mengikuti ibadah perayaan Imlek dengan khidmat. Ibadah perayaan Imlek di Gereja Santa Theresia Jambi berbentuk ibadah inkulturasi tampak meriah.

Sebagian besar warga jemaat yang mengikuti ibadah inkulturasi di Gereja Katolok Santa Theresia warga keturunan Tionghoa. Namun warga Katolik non-Tionghoa juga cukup banyak mengikuti ibadah Imlek di gereja tersebut.

Pada ibadah inkulturasi perayaan Imlek di Gereja Santa Theresia Kota Jambi, nyanyian menggunakan bahasa Tionghoa. Kemudian para pelayan gereja yang membantu pelaksanaan ibadah juga menggunakan pakaian tradisional Tionghoa.

Ketua Paroki Santa Theresia Kota Jambi, Romo Antonius Yuswita yang memimpin ibadah tersebut mengatakan, pihaknya merayakan Imlek dalam bentuk ibadah inkulturasi karena sebagian besar warga gereja Santa Theresia Jambi berasal dari warga keturunan Tionghoa.

“Melalui ibadah perayaan Imlek berbentuk ibadah inkulturasi ini, kami ingin menunjukkan bahwa gereja Katolik juga peduli pada pelestarian seni budaya Tionghoa. Selain itu ibadah perayaan Imlek juga kami lakukan untuk mengajak seluruh warga Katolik Jambi dari berbagai etnis untuk tetap bersekutu untuk mengucap syukur atas berkat Tuhan Allah,”katanya.

Sementara itu dalam khotbahnya, Romo Antonius Yuswita mengatakan, tahun baru Imlek perlu disyukuri karena tahun baru tersebut merupakan suatu berkat Allah untuk warga Tionghoa. Warga Katolik dari keturunan Tionghoa diharapkan bersyukur karena hanya berkat Allah mereka bisa menjalani hidup yang baik dari tahun yang lama ke tahun yang baru.

“Melalui ibadah Imlek ini, saya mengajak segenap warga Ketolik di Jambi, khususnta dari keturunan Tionghoa untuk bekerja keras pada tahun baru Tionghoa atau Imlek 2568 ini. Kerja keras tersebut penting agar kesejahteraan tercapai. Untuk mencapai kesejahteraan tersebut, warga Tionghoa juga diharapkan tetap bekerja keras, ikhlas dan jujur,” katanya.

Imlek Kelenteng

Sementara itu, warga keturunan Tionghoa yang menganut Khonghucu dan Budha di Kota Jambi juga merayakan Imlek dengan semarak kendati hujan gerimis di Kota Jambi. Mereka memadati kelenteng dan vihara untuk melaksanakan sembahyang bersama segenap keluarga dan handai tolan.

Ibadah Imlek tersebut tampak di Kelenteng Shiu Shan Teng, Kampung Manggis, dan di Vihara Syakyakirti, Pasar, Kota Jambi. Di tengah hujan gerimis, umat Khonghucu memadati kelenteng untuk mengadakan sembahyang mulai Jumat (27/1) malam hingga Sabtu (28/1) pagi. Selain melaksanakan sembahyang, perayaan Imlek di kelenteng tersebut juga dimeriahkan dengan atraksi barongsai dan pelepasan ribuan burung pipit.

“Atraksi barongsai kami gelar untuk memeriahkan Imlek sekaligus melestarikan seni-budaya tradisional Tionghoa. Kemudian pelepasan burung pipit dilakukan sebagai simbol pembebasan umat dari kehidupan yang tidak baik,” kata Pengurus Kelenteng Shiu Shan Teng, Chu Harto. (JP-03/Lee)

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar