Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Zumi Zola: Kita Perang Terhadap PETI


Gubernur Jambi Zumi Zola saat mengecek kondisi lobang jarum yang menewaskan 11 penambang emas ilegal di di Desa Sungai Macang, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin, Minggu (30/10/2016). Humas Pemprov Jambi


Mertua dan Menantu Tewas di Lobang Jarum

Jambipos Online, Merangin-Tragedi korban pertambangan emas tanpa izin (PETI) yang belakangan ini terjadi, membuat Gubernur Jambi H Zumi Zola geram dan mengatakan akan memberantas prakteik PETI hingga tuntas. Dia juga menyebutkan jangan dibuat rakyat sebagai tameng oleh oknum-oknum yang membekingi PETI ini. Kita bersama aparat hukum sudah membulatkan tekad untuk memberantas PETI di Provinsi Jambi.

Demikian terungkap saat  Gubernur Jambi H Zumi Zola meninjau “Lubang Jarum” PETI di Desa Sungai Macang, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin, Minggu (30/10/2016). Pada kesempatan itu Gubernur Jambi Zumi Zola sempat mengecek kondisi lobang jarum yang menewaskan 11 penambang emas ilegal di Kabupaten Merangin itu.

“Sekarang kita tanya, siapa pemilik eskavator? Siapa pemiliki mesin dompeng? Tentunya itu bukan milik masyarakat. Itu jelas-jelas milik pemodal atau oknum-oknum bisnis gelap ini. Janganlah jadikan rakyat sebagai tameng dalam memuluskan praktik PETI ini. Kita tegaskan Pemprov bersama Forkompinda akan memberantas praktik PETI di Provinsi Jambi ini,” tegas Zumi Zola.

Zumi Zola juga meminta semua pihak untuk bersama-sama memberantas PETI ini. Karena PETI ini sudah merusak ekosistim dan juga sudah banyak menelan korban jiwa.

Sementara sejumlah warga Kabupaten Merangin hingga kini masih menggantungkan penambangan emas sebagai mata pencarian utamanya. Meski ilegal dan telah banyak memakan korban jiwa, namun warga masih saja nekat melakukan aktivitas PETI.

Guna mendapatkan butiran emas, berbagai cara dilakukan warga, mulai dari mendulang, dompeng, hingga menggunakan alat berat. Selain itu, warga juga menambang dengan cara lobang jarum, yakni dengan membuat lobang sedalam puluhan meter untuk mencari emas.

Sistem lobang jarum ini terbilang ekstrem, karena sangat rawan menyebabkan penambang terjebang dalam lobang yang dibuatnya. Misalnya peristiwa  Senin (24/10/2016) lalu, 11 orang penambang tewas di lobang jarum di Desa Sungai Macang. Hingga Senin (31/10/2016) ke 11 korban masih terkubur di lobang jarum, bahkan Tim SAR tidak dapat melakukan evakuasi karena beratnya medan.

Kisah pilu lubang jarum ini dialami keluarga Tami (45). Betapa tidak, tiga orang anggota keluarganya tewas di lobang jarum di lokasi yang sama. Selain Tami, juga tewas dalam lobang yang sama adalah Guntur (34) dan Jurnal (21). 

Mereka ini masih satu keluarga. Hubungannya mertua dan menantu. Musibah ini membuat keluarga sangat sedih. Apalagi mereka adalah tulang punggung keluarga. Sudah seminggu sejak kejadian, para korban belum juga berhasil dievakuasi. Berbagai kendala dihadapi oleh Tim SAR gabungan yang melakukan evakuasi, mulai dari lobang yang digenangi air, hingga selitnya mendeteksi keberadaan korban.

Dana Evakuasi

Kepala BPBD Provinsi Jambi Arief Munandar, sudah 13 unit mesin pompa air sudah dikerahkan tapi airnya tidak kering-kering. Namun terus kita lakukan, kemungkinan digunakan alat berat untuk membongkar lobang itu.

Disebutkan, Pemerintah Provinsi Jambi telah mengucurkan dana ratusan juta rupiah untuk mengevakusai korban penambangan emas tanpa izin (PETI) lubang jarum di Desa Simpang Parit, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin.

Kata Arief Munandar, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah mengucurkan dana Rp 200 juta untuk evakuasi 11 penambang yang terjebak di dalam lubang galian.

“Kita mendapatkan bantuan dana dari BNPB sebesar Rp 200 juta untuk operasional evakuasi korban dan bantuan peralatan. Ini kita manfaatkan semaksimal mungkin untuk proses evakuasi,” kata Arief. (JP-03)

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar