Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Meski Produksi Lokal Surplus, Ikan Sumbar Banjiri Pasar Jambi


BANJIRI PASAR: Meski produksi ikan lokal di Jambi mengalami surplus, namun ikan laut dari Sumbar tetap banjiri pasar Jambi.Gambar penjual ikan sungai Batanghari di Buluran Kota Jambi.IST

Jambipos Online, Jambi-Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jambi mengklaim produksi ikan laut nelayan berlimpah dan mengalami surplus. Namun untuk memenuhi kebutuhan tetap memasok dari Sumatera Barat (Sumbar) hingga 24 ribu ton per tahun. Benarkah ikan hasil laut Jambi menghilang di pasaran?

Menurut data DKP, setiap tahun produksi ikan tangkap berkisar 48 ribu ton. Sedangkan untuk ikan budidaya mencapai 54 ribu, totalnya menjadi 102 ribu ton per tahunnya. Sedangkan konsumsi ikan masyarakat Jambi rata-rata berada di angka 93,6 ribu ton.

Produksi ikan mengalami surplus. Serbuan ikan dari Sumatera Barat mampu mendominasi pasar ikan di Jambi. Harga ikan menjadi tidak terkendali dan mengikuti ekseptasi pasar.

“Pemerintah tidak memiliki kapasitas mengintervensi pasar. Pasokan ikan dari Sumbar, seperti Tongkol, tidak bisa dibendung, karena sesuai permintaan. Jambi juga tidak memproduksi ikan itu,” kata Kabid Ikan Tangkap DKP Provinsi Jambi, Dody Febri di kantornya, Selasa (27/9).

Ia mengatakan para nelayan memiliki pilihan, untuk memasarkan ikannya di pasar Jambi atau menjualnya ke Batam, Riau, bahkan Singapura. Dody menegaskan tidak semua hasil tangkap dijual keluar, melainkan hanya Tenggiring, Bawal, Udang Ketak, dan lainnya dengan kualitas bagus.

Menurut dia, biaya operasional untuk melaut mencapai Rp15-20 juta. Apabila hasilnya dipasarkan di Jambi, tentu akan mengalami kerugian. Pemerintah hanya terfokus kepada peningkatan pendapatan nelayan, dengan memberikan bantuan kapal sekitar 2.000 unit dan ratusan alat tangkap seperti jaring, dogol, rawai, dan alat pancing.

Sementara itu, Kabid Pengelolaan Sumber Daya, DKP Provinsi Jambi, Hernowo menuturkan pasokan ikan Tongkol dari Sumbar berkisar 20-25 ribu ton setiap tahun. Hal ini untuk memenuhi permintaan pasar yang tinggi. Kendati bertindak sebagai pengawas, “Kami tidak bisa mencegah itu terjadi, karena memang laut Jambi tidak menghasilkan ikan Tongkol,” kata Hernowo.

Untuk mengendalikan harga ikan laut di pasaran, sambung Hernowo, pihaknya terus mengedukasi nelayan agar tidak menggunakan pukat harimau (trawl). Selain akan mengancam produktifitas ikan juga menghancurkan ekosistem laut.

Ketika disinggung, kejahatan mafia ikan yang ‘membodohi’ nelayan lokal untuk mengeruk hasil laut Jambi. Herwono menegaskan sejauh ini belum ditemukan kasus tersebut. Kendati demikian, pihaknya tetap patrol kapal asing, agar tidak mencaplok perairan Jambi.

Pengempul Ikan Asal Sumbar, Ardiansyah mengatakan pihaknya terus memasok ikan Tongkol di tiga pasar Jambi, yakni Angsoduo, Talangbanjar, dan Bungo. Permintaan ikan tersebut terus meningkat sejak dua tahun terakhir.

“Ya kita pasok Ikan Tongkol ke Jambi. Karena kami baru tiga tahun pasok ke Jambi, hanya sekitar 5 hingga 7 ton setiap harinya,” kata Ardiansyah. (JP-04)


Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar