Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


BUYA HAMKA, PAPA MINTA SAHAM, AKU dan PAK CAMATKU

ILUSTRASI PELANTIKAN KADES
Jambipos Online, Merangin-Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck; Mengapa kita tak berkaca dg otokritik Buya Hamka ini?

Salah satu hikmahnya bahwa sesungguhnya kemuliaan itu bukan terletak pada keagungan simbolik, (bertumpu pada aspek materialistik). 

Tapi ia tercermin dari integritas diri, yaitu sejauh mana kita menjunjung moralitas, nilai-nilai luhur, norma, harkat dan martabat manusia dlm sistem adat istiadat maupun bernegara.

Seorang Kades kemuliaannya bukan diukur dari gagahnya ia berpakaian putih lengkap dengan pangkat dan capingnya serta agungnya ia dilantik dll. 

Tapi sejauh mana ia dapat menjaga integritas diri yang berbasis kepada konsep moralitas, sistem nilai dan norma yang berlaku dan menegakkannya. Begitu juga Camat.

Lalu, keberanian Buya Hamka dengan novelnya yang mendunia (otokritik sosialnya) membuat ia tercatat dalam goresan tinta emas; apa bedanya dengan model surat terbuka saya dengan Bupati Merangin (Al Haris)?

Cuma ranah dan model yang beda tapi substansinya sama. Seterusnya dimana letak cerminan seseorang yang kurang berpindikan terhadap hal seperti ini pak camat. 


Kasus papa minta saham juga diwawancarai oleh media terhadap perekamnya....so what gitu lho pak camat. Saya tantang saudara berdebat dalam masalah ini, dimana dan kapan saja. 

Dalam hal ini anda "BODOH" sekali mengatakan saya bukan cerminan dari orang yang berpendidikan dari kasus surat terbuka saya. 

Saya mohon maaf pak camat; jangan ajari saya melawan. Loyalitas menurut adat adalah "Benar rajo disembah, salah Rajo disanggah...". (Penulis : Barlep Yip-Kepala Desa (Kades) terpilih di Desa Pulau Rengas, Kecamatan Bangko Barat, Kabupaten Merangin)

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar