Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Kangen Pak Bambang Priyanto. Apa Kabarnya, ya?

Foto; Sabriyanto/Facebook
Jambipos Online-LIMA TAHUN menjabat sebagai Walikota Jambi periode 2009-2013, Bambang Priyanto masih dikenang warga sebagai pamong yang bersahaja. Penampilan personalnya memang sederhana, tidak ‘neko-neko’, membuat banyak orang hormat ke beliau. Apalagi jika mengenang dedikasinya sebagai seorang dokter.

Kala menjabat sebagai Walikota, Bambang Priyanto selalu bersemangat, utamanya jika ada program pengobatan gratis. Dia akan turun tangan sendiri memeriksa kesehatan beberapa warga dan meresepkan obat.

“Saya ini dulu dokter lho, dik,” katanya kepada wartawan, sambil terus bercerita kisah-kisahnya dari seorang dokter biasa sampai menjadi Kepala Dinas Kesehatan.

Wartawan yang meliput kegiatannya saat itu, biasa lebih dulu mendengar kisah-kisah Pak Bambang, yang dituturkannya sendiri, tentang pengabdiannya sebagai dokter.

Meski piawai dalam pengobatan, namun soal pemerintahan, Bambang Priyanto sepertinya agak keteteran. Kepemimpinan Bambang Priyanto di Kota Jambi diakui banyak pihak tidak berjalan mulus. Banyak isu menyertainya, mulai dari pecah kongsi dengan wakil walikota, sampai penangkapan anaknya oleh aparat kepolisian karena tersandung narkoba.

Ada lagi isu-isu keterlibatan kerabatnya dalam atur-atur jabatan di Pemkot Jambi, hingga menguasai proyek-proyek di pemerintahan. Meski beberapa kali terkonfirmasi, namun Bambang Priyanto berhasil ‘meredam’ isu tersebut dengan ‘lunak’.

Bambang Priyanto memang terkenal sebagai walikota yang suka gonta-ganti pejabat. Ada istilah saat itu, ‘kapan dia ingat, dia bisa ganti pejabatnya hari itu juga’, khususnya kepala dinas. 

Anehnya, ketika ditanyakan wartawan perihal apapun yang genting dan penting, termasuk kesukaannya mengganti pejabat, Pak Bambang akan mengeluarkan kalimat saktinya, “Walah, lali aku,” katanya, dengan logat Jawa yang medok. Alhasil, Pak Bambang juga sering diplegek warga (meski secara diam-diam), dengan menyebutnya sebagai ‘lalikota’.

Pada masa Pilkada Kota Jambi 2013, Bambang Priyanto yang maju kembali mencalonkan diri berpasangan dengan Yeri Muthalib, mendapati suara pemilihnya jeblok. Dia kalah telak dari tiga pasang kandidat lain. Perolehan suara Bambang-Yeri yang saat itu disingkat ‘Bayer’ berada pada urutan buncit. Posisi Bambang Priyanto-Sum kini diganti oleh Fasha-Abdullah Sani yang jadi kuda hitam dalam Pikada 2013 itu.

Bisik-bisik orang dalam menyebutkan, kekalahan Bambang Priyanto dalam Pilkada 2013, salah satunya karena faktor banyaknya pejabat Pemkot Jambi yang ‘pasang dua kaki’. Dan Bambang telat mencium serta mengantisipasi ‘pengkhianatan’ dalam timnya itu. Tapi entahlah, itu ranah politik, tak ada musuh yang abadi, sehingganya pula tak ada kawan yang sejati di dalamnya.

Sejak itu nama Bambang Priyanto seolah menghilang. Dia tidak banyak lagi berkecimpung dalam dunia politik dan pemerintahan, baik dalam kapasitasnya sebagai politikus maupun mantan walikota. Kader Partai Demokrat ini juga tidak terdengar suaranya dalam riuh politik hari ini.

Dalam dunia medis yang lama ditekuninya, nama ini juga senyap. Praktek dokter yang dibuka dirumahnya di Kawasan Nusa Indah, Sipin, juga tidak terlalu ramai seperti dulu. Bahkan kadang terlihat tutup. Ada yang bilang, kesehatan dan usia tua membuat Bambang Priyanto harus banyak istirahat di rumah. Dia juga dikabarkan berkali-kali harus dirawat di rumah sakit, baik di Jambi maupun di Jakarta.

Belum ada klarifikasi soal ini. Namun beberapa kali sejumlah wartawan berupaya mengkonfirmasi ini langsung ke Pak Bambang, namun jawaban singkat kerabatnya, “Bapak ingin istirahat saja” membuat niat mewawancarinya batal.

Keluarga dan Pak Bambang sendiri memang berhak menolak diwawancari wartawan. Selain karena dia bukan lagi pejabat publik–sehingga hak publik untuk mengetahui segala urusannya tidak ada lagi, pertimbangan kabar kondisi kesehatannya juga berkait erat dengan kode etik jurnalistik. Kecuali memang ada persoalan hukum yang memaksa beliau berbicara, itupun biasanya hanya di hadapan hakim dalam ruang sidang pengadilan.

Hingga Minggu sore, 17 April 2016, sebuah foto Bambang Priyanto muncul di beranda media sosial. Bambang tidak sendiri, ada istrinya dan Kepala Pemberitaan Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Provinsi Jambi, Sabriyanto, duduk disampingnya dalam satu frame.

Tidak diketahui apa agenda ‘langka’ itu, tapi sepertinya tengah menghadiri kondangan. Langka? Ya, karena, itu tadi, sejak tidak menjabat, Pak Bambang nyaris tidak terdeteksi oleh kamera wartawan, termasuk para ‘pencari muka’, tukang foto maksudnya.

Kehadirannya di ruang publik memang terbatas. Makanya, sebuah foto yang diposting oleh Sabriyanto, yang waktu jaman Pak Bambang, menjabat sebagai Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Jambi, dapat melepas dahaga, kerinduan banyak orang, setidaknya bagi saya, yang beberapa waktu lalu pernah kulu-kilir liputan di balai kota. Semoga sehat terus Pak Bambang…

Celoteh: Nurul Fahmy-(inilahjambi.com)

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar