Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Banjir Bandang di Jambi, 17 Rumah Hanyut dan 1 Orang Hilang

Banjir Bandang di Sarolangun.

Banjir Bandang di Merangin.
Jambipos Online, Sarolangun-Banjir bandang terjadi di beberapa kecamatan di dua kabupaten di Provinsi Jambi. Banjir akibat hujan lebat yang turun beberapa hari terakhir ini menyebabkan ratusan rumah terendam dan hanyut, sementara 1 orang dilaporkan hilang terbawa banjir.

"Untuk data sementara, 3 rumah di Kabupaten Sarolangun, dan 14 rumah di Kabupaten Merangin, hanyut. Juga dilaporkan satu orang warga hilang terbawa arus banjir," ungkap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, Arif Munandar, kepada wartawan Selasa (26/4/2016).

Arif menjelaskan, banjir bandang terjadi di tiga kecamatan di Kabupaten Sarolangun. Di Kecamatan Batang Asai, banjir banda melanda Desa Raden, Pekan Gedang, Paniban, Rantau Panjang, dan Desa Tangkuik. Di kecamatan ini, untuk sementara dilaporkan 51 rumah terendam air hingga ke atap.

Kemudian di Kecamatan Limun terdapat tujuh desa yang terendam banjir, yakni Desa Lubuk Bedorong, Muaraman Sauh, Monti, Panca Karya, Temenggung, Pulau Pandan, dan Mengkeday. Di Kecamatan Pauh, sebanyak 85 rumah di Desa Sepintun dan 45 rumah di Desa Segatal sebanyak 45 rumah terendam banjir.

Selain itu, satu unit Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Kecamatan Batang Asai juga rusak total sehingga tidak bisa dioperasikan lagi. Padahal, PLTMH ini menjadi satu-satunya sumber energi listrik di sejumlah desa di kecamatan tersebut.

"Ini data sementara, banjir saat ini terus meluas ke kecamatan lain akibat meluapnya beberapa anak sungai di kabupaten itu. Kami belum bisa mencapai banyak desa karena tingginya air banjir, dan arusnya sangat kencang sehingga kami belum berhasil mencapai desa-desa yang terkena banjir," jelas Arif Munandar.

Banjir bandang juga terjadi di sejumlah kecamatan di Kabupaten Merangin. Namun, untuk rumah yang terendam dan hanyut belum bisa didata.

"Sejumlah jalan menuju kecamatan yang terkena banjir tertutup bukit yang longsor, kami belum bisa melewatinya sehingga belum bisa mendapatkan data korban banjir," ungkap Arif.

Namun, laporan yang sudah diterima BPBD adalah hilangnya seorang kakek berusia 70 tahun warga Desa Muara Langeh, Kecamatan Tabir Barat.

"Ada satu orang warga yang umurnya 70 tahun belum tahu keberadaannya saat ini. Kemarin malam dia sedang tidur di pos jaga di tengah dusun. Rupanya kemarin malam banjir bandang menerjang daerah pos jaga tersebut," ungkap Arif Munandar.

Sementara itu, Gubernur Jambi Zumi Zola menuding aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) menjadi biang kerok terjadi banjir di Sarolangun dan Merangin. Menurut Zola, PETI telah menyebabkan pendangkalan sungai. Akibatnya, ketika terjadi hujan lebat, sungai tidak mampu lagi menampung aliran air sehingga terjadi banjir.

"Ini akibat penrusakan lingkungan yang dilakukan secara besar-besaran oleh para penambang emas ilegal. Banyak lokasi yang dirusak dan itu sangat dekat dengan permukiman warga," kata Zumi Zola di sela-sela meninjau banjir di Kecamatan Pelalawan, Sarolangun, Selasa (26/4/2016).

Aktivitas PETI di Sarolangun dan Merangin terjadi secara besar-besaran. Bahkan, para penambang menggunakan alat berat seperti excavator untuk mengeruk tanah di sekitar sungai. Zumi Zola sudah beberapa kali menyerukan agar PETI diakhiri untuk menghindari kerusakan lingkungan, namun para penambang masih beraktivitas seperti biasa. (Wan)

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar