Tim Tuntas Adventure Community Pandu Warga Menyaksikan GMT di Candi Muarojambi

Gubernur Jambi Zumi Zola Lepas Tim Adventure Community Jambi, Selasa 8 Maret 2016. Foto-foto Usman Muhammad.

Jambipos Online, Muarojambi- Tim Tuntas Adventure Community Jambi memandu masyarakat menyaksikan Gergana Matahari Total (GMT) di Candi Muarojambi. Secara resmi Gubernur Jambi H Zumi Zola melepas keberangkatan Tim Tuntas Adventure Community Jambi menuju Candi Muarojambi, Selasa (8/3/2016) sore.

Pada Rabu (9/3/2016) Gubernur Jambi H Zumi Zola bersama ribuan masyarakat Jambi menyaksikan fenomena alam GMT yang terjadi hanya satu kali dalam 345 tahun ini di Candi Muarojambi. Selasa (8/3/2016) malam, Tim Tuntas Adventure Community Jambi juga melakukan pemotretan Pesona malam di Candi Muaro Jambi.

Kemudian pada malam itu juga, Tim Tuntas Adventure Community Jambi juga mengajak warga melakukan pembubuhan sejuta tanda tangan menandakan warga Provinsi Jambi peduli dengan warisan dunia, agar Candi Muara Jambi di kenal ‪#Muarojambi Temple For World Heritage.

‪Pagi ini Rabu (9/3/2016) pagi #‎TuntasAdventureCommunity juga akan memotret fenomena alam GMT tersebut di komplek Candi Muarojambi. Berikut sejumlah potret kegiatan TuntasAdventureCommunity yang dipotret oleh Usman Muhammad.

Tuntas Adventure, sebuah komunitas lokal yang punya trust terhadap lingkungan dan Pariwisata turut meramaikan momen istimewa ini dengan tema “Mompong di Sungai Batang Hari – Nenda di Candi Muara Jambi”.

Revki Ramadhoni, Panitia dari Tuntas Adventure mengatakan, acara ini akan dilaksanakan pada tanggal 8 dan 9 Maret 2016 ini, diprediksi melibatkan ratusan orang dari berbagai komunitas yang terdiri dari Mapala, Fotografer, Perfilman, Musisi, Bahasa & Sastra, Mahasiswa berbagai universitas, Seni & Budaya, dengan titik kumpul di Tanggo Rajo, Selasa (8/3/2016) sore.

“Seluruh peserta naik pompong menyusuri Sungai Batanghari hingga Candi Muaro Jambi, satu pompong bisa menampung sekitar 12-15 orang dengan waktu tempuh 1 hingga 1.5 jam. Titik kumpul kita di Tanggo Rajo (Ancol Jambi-red) Selasa (8/3/2016),” katanya.

“Setibanya dikomplek percandian, peserta akan mendirikan tenda untuk berteduh dan bermalam, sambil beristirahat dan menikmati pesona Candi Muaro Jambi, ada hiburan akustik music, tarian, dan bakar jagung,” kata Revki.

Dalam mensukseskan kegiatan ini, Tuntas Adventure yang digawangi Cecep Suryana (Dir Media Center ZZ-Fachrori) bekerjasama dengan pihak terkait seperti Dinas Budaya dan Pariwisata, Museum Siginjai, BPBD, Dekranas, Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB-Jambi), dan berbagai komunitas yang ada di Jambi.

“Dari pusat rencananya akan hadir dari Kementrian Pariwisata dan Lacak Artefak atau Komunitas yang konsern menggali tinggalan sejarah dan mendorong temuan-temuan sejarah menjadi situs warisan dunia” Ujar Cecep.

Selasa Pukul 14.20 Wib, Tuntas Adventure, Budpar Provinsi Jambi, Badan Pelestarian Cagar Budaya Jambi, Teman-teman dari Lacak Artefak dan berbagai komunitas kumpul di Museum Negeri Jambi untuk melihat presentasi Mbak Amelia dari Komunitas Lacak Artefak tentang peradapan yang hilang di daerah Jambi, sekaligus memfinalkan acara untuk tanggal 8 dan 9 Maret 2016.

“Kegiatan melihat gerhana matahari di Candi Muara Jambi adalah pintu masuk untuk mengungkap peradapan maritim yang pernah ada di Jambi,” kata Amelia saat presentasi.

“Mulai hari ini kami intensif komunikasi dan kordinasi dengan berbagai komunitas agar bisa memanfaatkan momentum yang fenomenal ini untuk mendorong Candi Muaro Jambi menjadi salah satu situs warisan dunia,” tutur Revki semangat.

“Ayo bikin hastag #MuaroJambiTempleForWorldHeritage sebagai dukungan kita untuk mensukseskan Candi Muaro Jambi menjadi salah satu warisan dunia. Selanjutnya, kita juga agendakan pembubuhan sejuta tanda tangan sebagai bentuk nyata dan kepedulian kita terhadap sejarah, budaya dan peradapan”. Tambahnya.

“Bagi teman-teman yang ingin bergabung diacara ini silahkan menghubungi nomor 082372817882 atau PIN BB 7C2832C3. Pelepasan peserta di Tanggo Rajo oleh Gubernur Jambi H Zumi Zola,” katanya. (Asenk Lee Saragih)