Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Tempat Tidur Napi di Jambi Memprihatinkan

Napi di Jambi Tidur Berdesakan
Tempat Tidur Napi di Jambi Memprihatinkan.
Jambipos Online, Jambi-Secara keseluruhan, kondisi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) maupun Rumah Tahanan (Rutan) yang ada di Jambi telah kelebihan daya tampung alias over kapasitas. Bahkan persentasenya mencapai 200 persen lebih. Baik narapidana maupun tahan terpaksa tidur berdesakan.
 
Provinsi Jambi memiliki 7 Lapas yang terdiri dari 1 Lapas Klas II A dan 5 Lapas Klas IIB serta 1 Lapas Klas III. Kemudian ada satu Lapas narkotika dan satu lembaga khusus pembinaan khusus anak serta satu rumah tahanan Klas II B.

ari data yang diperoleh Tribun, Senin (18/1) dari Kantor Wilayah Kementerian Hukum (Kemenkum) dan Hak Azasi Manusia (HAM) Jambi bahwa total kapasitas hanya di angka 1.505 orang. Namun jumlah warga binaan baik narapidana maupun tahanan mencapai 3219 warga binaan. Dari perbandingan jumlah tersebut, persentase over kapasitas mencapai 214 persen.

Meski demikian tak dipungkiri masih ada beberapa yang dibawah kapasitas, seperti Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas II Muara Bulian yang memiliki kapasitas 99 hanya diisi 94 warga binaan. Selain itu Rumah Tahanan (Rutan) Klas II B Sungai Penuh yang memiliki kapasitas 119 orang hanya diisi 91 warga binaan.

Untuk menyikapi membludaknya penghuni, Lapas Klas II A Jambi terpaksa menggabungkan sebagian napi saat tidur di blok tengah. Kepala Lapas Klas IIA Jambi melalui Kasi Bimbingan Narapidana dan Anak Didik (Binadik) Lapas Klas IIA Jambi, Meita, Senin (18/1) mengatakan, saat ini jumlah tahanan dan napi pria dan wanita di lapas Jambi ada 1.392 orang, yakni 549 tahanan pria dan wanita dan 811 napi pria dan wanita. Sementara daya tampung lapas tersebut tak lebih dari 200 an orang. 

Meski telah over kapasitas, Meita menyatakan belum ada rencana untuk rehab lapas.

"Saat ini tahanan dari Muaro Jambi seperti Kumpeh, Tempino atau daerah lainnya masih dititipkan di sini. Sehingga beginilah jadinya," kata Meita ketika ditemui di meja kerjanya.

Para tahanan dari Muaro Jambi, dikatakannya tidak dipungut biaya di dalam lapas. "Biaya tidak dikenakan untuk para tahanan dan napi di sini," ujarnya.

Ia membeberkan, kondisi lapas Jambi saat ini dari segi fasilitas seperti air bersih bisa dibilang sangat kekurangan hingga tempat tidur pun juga sangat kekurangan.

"Namun untuk makan para napi dan tahanan itu cukup," katanya.
Disebutkan Meita, tahun lalu pernah direncanakan untuk merehab lapas sebelumnya, namun terkendala dengan pergantian kepala lapas dan pergantian Kakanwil Kemenkumham.

"Disitu malah drop lagi ketika mengajukan proposal rehabilitasi lapas. Rencananya akan tukar guling ke Paal 10 dekat SPN Brimob karena kondisi saat ini memang tidak sesuai lagi. Dulu waktu era Gubernur HBA pernah ada wacana rehab lapas namun katanya dibatalkan karena dana rehabnya terlalu besar. Mengenai pembangunan lapas bisa mendapat keterangan lebih lanjut ke Kemenkumham, karena soal pembangunan mereka yang berwenang," sebutnya.

Ia melanjutkan, kedepannya Kemenkumham mewacanakan pendirian lapas atau rutan di Muaro Jambi dekat Polres Muaro Jambi, namum belum diketahui realisasinya.
 
"Jika terealisasi, Lapas Jambi akan terbantu dengan Lapas Muaro Jambi. Karena tahanan Muaro Jambi masih titip di sini. Untuk lapas di Muaro Jambi sendiri kemungkinan tidak akan sebesar di Kota Jambi," lanjutnya.

Meita menuturkan, pembangunan lapas khusus wanita di Sungai Buluh, Nes, Muara Bulian juga diwacanakan Kemenkumham. "Kalau terealisasi," ujarnya.

Membludaknya penghuni lapas membuat pengunjung pun dibatasi. Dikatakannya, jumlah pengunjung tahanan dan napi perharinya ada sekira 400-600 orang, namun mereka tidak bisa sekaligus masuk karena terkendala tempat yang terbatas.

"Kondisi lapas Jambi saat ini aman terkendali tertib dan lancar. Napi kami sudah memahami kondisi dan isi di lapas Jambi. Dan para pengunjung juga mengerti dengan peraturan itu," katanya.

Ia mengharapkan pemerintah daerah bisa membantu pembangunan lapas, mengingat tidak adanya anggaran untuk ini. "Harapan lainnya lapas tetap aman dan terkendali," pungkasnya.

Sementara itu, satu diantara mantan tahanan Lapas Klas IIA Jambi berinisial A mengatakan, semasa dirinya ditahan di lapas Jambi, dikenakan biaya Rp 25 ribu perbulan untuk mandi pagi dan sore. Namun naik lagi menjadi Rp 40 ribu perbulan.

"Katanya uang itu dimasukkan ke tempat ibadah, tapi itu katanya. Kalau sekarang tidak tahu berapa biayanya lagi," ujarnya kepada Tribun ketika dihubungi, Senin (18/1) kemarin.

Selain itu, disebutkannya, para tahanan tidur bersempit-sempitan karena kapasitas lapas tidak memadai. "Untuk kasur kita dibawakan oleh keluarga," katanya.

Dilanjutkannya, fasilitas seperti air bersih dan tempat ibadah pun tidak memadai. "Wah pokoknya disana itu menyedihkan sekali. Saya sudah tidak begitu mengingat kenangan saat berada di sana dulu," lanjutnya.

Saat ini ia sudah dipindahkan ke lapas lain di Jambi. Jika dibandingkan dengan lapas tempatnya berada sekarang yakni jauh lebih baik, fasilitas air bersih dan tempat ibadah sangat baik serta tempat tidur yang lebih nyaman. "Yang jelas kondisi lapas disini jauh lebih nyaman," tandasnya. (Tribunjambi.com)

 

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar