Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Petani Sawit Sambut Gembira Kenaikan Harga TBS

Robinson Sigalingging: Petani Sawit Jaga Keseimbangan Hidup
 
Robinson Sigalingging saat beraktifitas di sekitar kebun kelapa sawit miliknya. (Jambipos/IST)

Jambipos, Jambi-Harga tandan buah sawit (TBS) kini sudah naik dikisaran Rp 2000/Kg. Kenaikan rata-rata diangka Rp 850/Kg untuk semua jenis atau umur TBS. Kenaikan perlahan TBS ini diapresiasi petani paska dicabutnya larangan eksport CPO dan turunannya oleh Presiden RI Joko Widodo. 

Ketua Kelompok Tani “Ro Ganda Jaya” Desa Awin Jaya, Sekernan, Muarojambi, Robinson Sigalingging SPd kepada Jambipos, Rabu (25/5/2022) mengatakan, keadaan ekonomi petani sawit sangat berdampak terhadap turunnya harga TBS waktu lalu. 

“Suatu alasan yang sangat tepat pelarangan eksport CPO, maka stok dalam negeri over produksi. Pelaku bisnis fokus pada "tunda eksport" sebagai alasan turun harga yang drastis 60 hingga 70 %. Suatu kebiasaan setiap menjelang dan setelah lebaran harga TBS turun,” ujar Ketua DPC Perkumpulan Organisasi Pemuda Batak Bersatu (PBB) Sekernan, Muarojambi.ini.

“Karena bertepatan juga produksi naik karena curah hujan tinggi, buah tidak trek. Kalo buah trek biasanya harga tinggi. Analisa saya, produksi minim atau langka maka harga naik atau sebaliknya produksi membludak, harga turun,”  kata Robinson Sigalingging.

Menurut Robinson Sigalingging, yang juga menjabat sebagai Ketua Wilayah Parsadaan Pomparan Raja Sigalingging (PPRS-Marga Sigalingging, MPU Bada, Garingging) Provinsi Jambi ini, jika situasi seperti ini ada kesempatan bagi pelaku bisnis atau spekulan untuk memperoleh keuntungan besar. 

“Peran pemerintah atau dalam hal ini dinas perkebunan harus berani kendalikan jika pengusaha sewenang- wenang menurunkan harga karena over produksi. Untuk itu sebagai petani sawit supaya selalu waspada jika harga naik (mahal), jangan terbuai untuk konsumsi yang tidak perlu (boros), jika suatu saat turun harga,” ujar Robinson Sigalingging yang satu alumni dari SMA YPLP PGRI Bangko, Merangin dengan Al Haris, Gubernur Jambi ini.

Dikatakan, menciptakan usaha ekonomi lain  diluar sebagai petani sawit, supaya bisa membantu ekonomi keluarga. Jika petani sudah makmur, maka kebutuhan pasti meningkat. Pada saat keuntungan besar, suata saat juga bisa terjadi turun. Maka keseimbangan hidup perlu dipertahankan.

“Kebiasaan petani kalau harga naik, produksi tinggi, tingkat konsumsi naik juga. Menikmati harga TBS naik misalnya selama 10 bulan, sangat sulit untuk bersyukur.Tetapi anjok misalnya 2 bulan, mengeluhnya berkepanjangan. Kita harus terima terima dengan fluktuasi harga TBS ini dengan lapang dada. Karena itu mekanisme pasar,” ujar Robinson Sigalingging yang sukses menulis Buku Sejarah Ompu Sigalingging yang sudah dilounching pada Musyawarah Besar (Mubes) PPRS Indonesia di Medan, Sabtu 21 Mei 2022 lalu. 

Kata Robinson Sigalingging, prospek sawit kedepan suatu produksi yang Go Internasional. Petani tetap merawat dan mengendalikan kebunnya supaya running wel. Jika harga naik drastis bisa mencapai  keuntungan besar, walaupun kelangkaan pupuk subsidi dan harga pupuk naik drastis.

“Semoga buah pikiran ini bermanfaat. Semoga juga petani tetap bersyukur dan menjaga keseimbangan hidup sebagai umat beragama dan hidup keluarga dan sosial,” ujar Robinson.

Dekat Robinson Sigalingging

Melihat sekilas sosok I Robinson Sigalingging, yang juga aktif dalam pelayanan di Gereja Katolik St Gregorius Agung Jambi di Jalan Lingkar Barat, Kenali besar, Kotabaru, Kota Jambi. Pada Pesta Paskah Minggu (17/4/2022) lalu, Robinson Sigalingging sukses dalam kepanitiaan Pesta Paskah 2022 yang dibungkus Pesta Sukacita Budaya Adat Batak “Manortor” sebagai wujud penggalangan dana pembangunan  Gereja St.Gregorius Agung Jambi.

Selaku Panitia Koordinator Penggalangan Dana Gereja Katolik St Gregorius Agung Jambi, I Robinson Sigalingging, SPd menggalang dana Rp 183 Juta lewat lelang makanan, sumbangan spontan tortor bersama.

Meski dirinya disibukkan dalam organisasi perkumpulan Marga di Kota Jambi. Juga aktif dalam Perkumpulan Organisasi Pemuda Batak Bersatu (PBB). Robinson Sigalingging, juga aktif di organisasi Parsadaan Pomparan Toga Sinaga (PPTSB) Jambi sebagai wakil Bendahara wilayah. Pasalnya I Robinson Sigalingging istrinya Boru Sinaga.

Robinson Sigalingging mengeyam pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan SMP di Ronggurnihuta Samosir. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Merangin Bangko, dan satu kelas dengan Al Haris (Gubernur Jambi) di  SMA YPLP PGRI Bangko, Merangin.

Setelah tamat dari SMA YPLP PGRI Bangko, Merangin, I Robinson Sigalingging melanjutkan kuliah di Universitas jambi (UNJA) Tahun 1992 dan Lulus dari Universitas Jmabi Tahun 1997.

Meski menyandang gelar Sarjana Pendidikan (Spd) I Robinson Sigalingging sekarang berkecimpung dan  aktif sebagai Ketua Kelompok Tani “Ro Ganda Jaya” di Desa Awin Jaya, Sekernan, Muarojambi.

Dia menggeluti usaha sehari-hari bidang UMKM alias pengusaha muda bidang (Seedling, Plantation dan Agriculter) Palm Oil. Robinson Sigalingging juga senang bekerjasama dengan masyarakat setempat sebagai ujung tombak untuk mitra organisasi dan mitra pemerintah untuk “Jambi Mantap”.  (JP-Asenk Lee Saragih)

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar