Kisah Jojo Sihombing, Korban Penyiksaan Ibu Sambungnya (Tiri) di Jambi. |
Jambipos, Jambi- JPS (8) alias Jojo tampak sudah mulai tegar dan mau berinteraksi dengan orang yang datang menghampirinya. Dengan didampingi sang Ayah kandung Jawaris Sihombing, Jojo tampak masih trauma atas apa yang dialaminya selama setahun oleh ibu sambungnya (tiri) bernama Nurmi Boru Simbolon.
Saat Perkumpulan Horas Bangso Batak (HBB) Jambi menjenguk JPS di Rumah Sakit Bhayangkara Jambi, Jumat (13/5/2022) siang, kondisi Jojo sudah membaik dan diberikan konseling pemulihan trauma dari pihak Polda Jambi dan Perlindungan Anak Jambi. Namun wajah Jojo tampak sejumlah bekas lebam dan luka.
Ayahnya Jawaris Sihombing, dengan setia menemani sang anak bungsunya itu di Rumah Sakit. Bahkan Jojo sempat meminta makanan kesukaannya kepada Pengurus HBB Jambi yang besuk untuk dibawakan sate dan mie pangsit.
Pengurus HBB Jambi Rosalia Br Ginting didampingi Yunita Br Sihotang memeluk Jojo dan memberikan semangat untuk memulihkan trauma atas penyiksaan ibu sambungnya padanya. Rosalina Br Ginting dan Yunita Br Sihotang juga berpesan kepada ayahnya Jojo agar setia mendampingi Jojo selama masih dalam perawatan.
“Kami sudah bersama Jojo yang tengah dirawat intensif di Rumah Sakit Bhayangkara Jambi. Cepat sembuhnya amang. Yang kuat dan semangat ya sayang. Tuhan pasti angkat penyakitmu ya adek. Ada kami di sini menolong dan mendukungmu dek,” ujar Rosalina Br Ginting sembari memeluk Jojo.
Yunita Br Sihotang juga memeluk erat Jojo yang sudah mulai berani berinteraksi dengan orang lain. Dengan didampingi sang ayah, Jojo Sihombing sudah mulai mau melempar senyum.
Kasus penganiayaan Jojo Sihombing ini telah ditangani pihak Polda Jambi dan Perlindungan Anak Jambi. Organisasi HBB Jambi memberikan perhatian serius atas kasus Jojo ini agar tidak terulang lagi kasus lain seperti Jojo.
Bahkan Ketua DPD HBB Provinsi Jambi Joni Rajagukguk SH meminta agar HBB Jambi terus melakukan koordinasi dengan keluarga Jojo Sihombing agar proses kasus ini berjalan dengan baik. HBB Jambi juga siap mendampingi Jojo dalam kasus ini.
Sementara Jawaris Sihombing belum mau berkomentar banyak soal perlakuan istrinya kepada anak bungsunya Jojo. Jawaris Sihombing yang berprofesi sebagai petani ini hidup bersama istri kedua dengan 4 anak yang dijumpainya bersama anak kandungnya Jojo.
“Saya tidak menyangka begini perlakuan istri saya kepada anak saya Jojo. Selama ini Jojo menyimpan rahasia yang memilukan dan selalu bersikap wajar saat saya tanya soal keberadaanya. Kami mohon didoakan agar anak saya Jojo cepat pulih dan proses hukum kasus ini segera selesai,” ujar Jawaris Sihombing.
Pengurus HBB Jambi juga menjumpai pihak sekolah SD 223/IV Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi yang beralamat di Jalan Penerangan Baru RT 23, Kelurahan Bagan Pete, Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi, Jumat, (14/5/2022).
Guru kelas Jojo Sihombing, Ibu Marnis didampingi Guru SD 223/IV lainnya Sahrul mengatakan, Jojo Sihombing pada Rabu 11 Mei 2022 pagi mengeluh sakit pada perutnya dan sempat pingsan di sekolah. Kemudian dilarikan ke Puskesmas Alam Barajo di dekat Terminal Bus Simpang Rimbo Alam Barajo.
“Memang dua bulan terakhir Jojo ada perubahan dan terkesan menyimpan sesuatu. Wajah yang lebam, bekas luka pada wajahnya tak pernah diakui Jojo kalau itu bekas dari penganiayaan ibu sambungnya. Kalau saya Tanya Jojo, dia bilang luka-luka itu cuma jatuh. Jojo tertutup takut ngasih tau ke kami,” ujar Ibu Marnis.
Menurut Ibu Marnis dan Sahrul, Jojo ini anak yang baik disekolahnya. Juga pintar dalam pelajaran. Namun saat di Puskesmas itu, Jojo cerita kalau luka-luka lebam ditubuhnya disiksa mamak tirinya.
“Cerita Jojo di Puskesmas inilah, menyarankan Ayah Jojo membuat laporan ke Polisi. Kemudian pihak Puskesmas memberitahukan kejadian yang dialami Jojo ke Perlindungan Anak Jambi agar diberikan pendampingan,” kata Ibu Marnis.
Terungkap Ke Publik
Terungkap kasus penganiayaan kepada Jojo Sihombing oleh ibu sambungnya Nurmi Boru Simbolon yang beralamat di Jalan Penerangan, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi atau dekat Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Anugerah Alam Barajo ini, juga atas keberanian kakak kandung Jojo bernama Yusni Mariati Sihombing asal Sidikalang, Sumatera Utara yang menetap di Kota Tanjungpinang, Riau.
Lewat pemberitahuan lewat akun media sosial (FB) miliknya, kasus ini diungkap ke publik dan mendapat simpatik dari masyarakat Batak se jagat maya. Sang ibu tiri yang menyiksa Jojo menjadi bulan-bulanan rundungan warganet. Kasus penganiayaan anak oleh seorang ibu tiri inipun jadi viral di medai sosial.
“Bohama naeng itoku on manaon i sude (bagaimanalah adekku ini merasakan penyiksaan ini semua-red). Sakit kalilah kau rasakan iya dekku. Hancur kali kau dibuat dekku. Terkutuk itu ibu tirimu sigila kurang ajar itu. Aduh ngak sanggup aku dek. Pengen ku peluk kau dekku pengen kakak dekap kau untuk mengurangi rasa sakitmu. Kuat kali kau nahan-nahan itu semua dek. Sampai 1 tahun kau disiksa bisa kau sembunyikan itu semua gara-gara ancaman ibu tirimu itu. Sampai kek gitu hancurnya seluruh badanmu dek. Amang Tahe nasip hi. Margogo ma ho itoku (aduh nasibku ini, dikuatkanlah kau adekku-red),” begitulah rasa sedih yang dituliskan Yusni Mariati Sihombing dengan menyertakan gambar Jojo Sihombing, 12 Mei 2022.
Yusni Mariati Sihombing menceritakan kronologis peristiwa tidak manusiawi yang dialami Jojo Sihombing oleh ibu tirinya Nurmi Boru Simbolon di Jambi.
“Kronologi kejadian yang menimpa adik kami Jojo atau JPS Kelas 2 SD umur 8 tahun yang disiksa ibu tirinya. Kejadian ini terjadi di Jambi. Ayah kami menikah lagi sama perempuan yang bernama Nurmi Boru Simbolon,” ujar Yusni Mariai Sihombing.
“Si Jojo disiksa ibu tirinya kami tau dari pihak Puskesmas. Dia diperiksa karena si Jojo pingsan disekolah nya Rabu 11 Mei 2022 dan pihak sekolah membawa si Jojo ke puskesmas. Dan disanalah si Jojo dimintai keterangan sama pihak sekolah. Dan akhirnya adik kami ini pun jujur kalo dia dipukuli disiksa sama ibu tirinya,” katanya.
Yusni Mariati Sihombing menuturkan, pihak sekolahnya pun menelpon pihak perlindungan anak yang di Jambi. Dan merujuk si Jojo ke rumah sakit untuk proses lebih lanjut untuk proses hukum. Merekalah yang membantu ayah kami membuat laporan ke polisi.
“Adik kami ini sudah setahun disiksa. Kami tidak tau karena adik kami ini diancam sama ibu tirinya. Kalau si Jojo cerita kebenarannya sama kami dia akan dipukul lagi dan dibunuh bersama ayahnya. Kami selalu video call sama adik kami tapi selalu dia berbohong karena diancam. Karena kami selalu melihat kadang matanya bengkak. Jidat memar. Rambutnya botak. Ternyata perbuatan dia semuanya, tapi manis sekali dia bersandiwara dibilangnya jatuh adik kami itu, berantem di sekolahan,” cerita Yusni Mariati Sihombing.
“Ayah kami selalu kerja ke luar kota. Disitulah disiksanya. Saat ayah tak ada disitulah dia beraksi menyiksa adik kami itu. Dan ayah kami selalu bertanya kenapa, kenapa dan kenapa tapi tetap saja adik kami berbohong lagi dan lagi setiap ayah atau kami bertanya pasti ibu tirinya itu yang selalu menjawab jawab. Panas muncung dia selalu dia macam kesetanan,” tambah Yusni Mariati.
Yusni Mariati menambahkan, dari keterangan adiknya Jojo Sihombing ini dari awal dia sampai di Jambi sudah dipukuli. Ditunjang tidak dikasih makan kalo bapak kami kerja keluar kota,” ujar Yusni Mariati Lumbantoruan yang mengaku mengasuh adeknya Jojo dari usia 3 tahun hingga kelas 1 SD di Tanjung Pinang.
“Masalahnya hanya karna adik kami salah buat lobang mulsa untuk tanam cabe ibu tirinya memukul kepala adik kami pakai kayu besar sampai biru-biru wajahnya. Kepalanya bengkak, lehernya memar. Karena dia bermain dia ditunjang perutnya. Punggung ditumbuk kuat katanya,” ujar Yusni Mariati menirukan cerita pengakuan Jojo.
Pengurus Organisasi HBB Jambi saat menjenguk Jojo Sihombing di Ruang Inap Mawar 5 Latai III Rumah Sakit Bhayangkara Jambi, Jumat (13/5/2022). (Jambipos/ Asenk Lee Saragih) |
“Rambutnya bagian depan dijambak sampai botak. Kami tau itu dari video call. Pada saat telepon dia tak mau jujur. Kami jauh dari dia, tidak bisa berbuat apa-apa. Dia dulu bersama kami disini, Tanjungpinnag, Riau. Tapi disuruh jemput sama ibu tirinya sampai kami berantem sama ayah. Ya kami kasih adik kami dibawa ayah ke Jambi ke tempat ibu tirinya. Diapun sebenarnya tak mau tapi karena dipaksa dia ikutin lah ke Jambi bersama ibu tirinya,” terang Yusni Mariati Lumbantoruan yang mengaku tidak bisa datang ke Jambi karena harus mengurus dua bayi anaknya.
Yusni Mariati menambahkan, rupanya Jojo Sihombing dijemput dari tempat kami untuk disiksa ibu tirinya itu. Sungguh tega wanita biadap itu. Bukan tak baik kami sama dia. Pandai dia bersilat lidah, bersandiwara manis dia ngomong sama kami perempuan berhati biadap itu.
“Kami kirim dia uang biar senang dia biar sayang dia sama si Jojo rupanya salah malah disiksa. Kami mohon jangan salahkan pihak sekolah, karena Jojo menyimpan penyiksaan yang dialaminya karena untuk menjaga agar jangan sampai diketahui Ayahnya kalau dirinya disiksa ibu tirinya. Si Jojo takut kalau Ayahnya tahu, takut ibu tirinya itu dibunuh oleh Ayahnya dan berpikir Ayahnya nanti masuk penjara. Pintar kali adek kami si Jojo ini. Inilah jalan Tuhan mengungkap kasus penyiksaan adekkku si Jojo ini,” cerita Yusni Mariati Sihombing yang sudah menikah dengan Bintang Harianja ini. (JP-Asenk Lee Saragih)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE