Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Ketika “Ombus-ombus” Boru Purba Ini Menembus Jagat Maya

Bantu Suami Sokong Ekonomi Keluarga

Lenny Br Purba Dasuha (33) saat membungkus Ombus-Ombus sebelum dimasak di kediamannya di RT 15, Kelurahan Kebun Handil, Kecamatan Jelutung Kota Jambi, Jumat (6/3/2020) pagi. Foto Rosenman Manihuruk

Oleh: Rosenman Manihuruk

Jambipos, Jambi-“Kita open order ya sahabat facebook. Ombus-ombus kuliner khas Sumatera Utara. Satu paket dengan isi 8 buah harga Rp 10.000. Beli tiga paket, gratis ongkos kirim dan bayar di tempat pemesan. Ayo order ya teman-teman”. 

Begitulah keseharian Lenny Br Purba Dasuha (33) memanfaatkan akun sosial media (facebook-Vria Dasuha Dasuha) untuk memasarkan Ombus-Ombus hasil buah tangannya. Ombus-ombus adalah makanan ringan yang terbuat dari tepung beras dicampur kelapa dan gula aren dibungkus daun pisang dan dikukus hingga masak.

Lenny Purba yang tinggal di RT 15, Kelurahan Kebun Handil, Kecamatan Jelutung Kota Jambi ini kepada Penulis Kamis (5/3/2020) mengatakan, dirinya bersama suami menekuni usaha rumahan ini untuk membantu perekonomian keluarga.

“Saya membuat ombus-ombus untuk membantu perekonomian keluargalah. Awalnya iseng-iseng. Saya lihat tak ada di Jambi ini yang jual ombus-ombus. Lalu saya coba buat. Pertama bapaknya anak-anak bilang “tak ada yang laku itu? gitu kan, ngak ada tuh. orang kita orang Batak, mana ada orang yang mau beli! kata suami saya,” ujar Lenny Purba menirukan komentar suaminya saat memulai usaha jualan ombus-ombus lewat sosial media.

“Awalnya coba-coba buat ombus-ombus dan menawarkannya lewat facebook. Tapi saat itu hanya buat setiap hari Minggu. Suami saya sempat pesimis saat saya memulainya. Namun saat saya posting di FB, banyak yang order. Rupanya banyak juga yang berminat dan menganjurkan dibuatkan setiap hari. Kata pelanggan itu agar bisa dibawa kerja untuk makanan ringan,” ujar Lenny Br Purba.

Lewat keuletan Lenny Purba dalam belajar, akhirnya dia bisa membuat ombus-ombus dengan rasa yang khas dan disukai pelanggan. Rasa optimisme membuat Lenny Purba menggeluti jualan ombus-ombus lewat sosial media. 

“Suami saya juga mendukung saya berjualan ombus-ombus ini lewat media sosial. Toh pekerjaan untuk mengurus rumah tangga tidak terabaikan. Usaha rumahan dengan media pemasaran lewat sosial media memang sungguh membantu ekonomi rumah tangga. Saat ini usaha rumahan didukung dengan era digitalisasi saat ini,” ujar ibunda Kesya dan Aura ini.

Menurut Lenny, membuat ombus-ombus dimulai dengan proses penggilingan beras pada sore hari, kemudian dikukus dan pagi harinya baru dicampur kelapa parut dan gula aren serta membungkusnya dengan daun pisang. Kemudian dikukus hingga masak. Satu hari bisa saya masak 20 porsi dengan isi satu porsi 8 buah ombus-ombus.

“Berkat jualan ombus-ombus secara online di sosial media ini saya bisa membantu suami mencukupi kebutuhan keluarga, terlebih untuk keperluan anak saya yang masih bayi. Saya bersama suami saling bantu dalam membuat ombus-ombus ini,” ujar istri dari Jhon Saragih ini.

Cerita Lenny Purba, saat ini dirinya sudah berani mengambil orderan hingga 200 buah ombus-ombus. Keuntungan dari menjual ombus-ombus bisa separuh dari modalnya. Jika modalnya bisa 100 ribu,  untungnya seratus persen dari modalnya.

“Untuk mengantar orderan, awalnya saya sendiri ke pelanggan, karena suami saya kerja. Kadang saya bonceng anak paling bungsu yang masih bayi untuk mengantar ombus-ombus ini. Namun sekarang ada adek suami yang bantu sejak dia berhenti kerja sebagai karyawan sebuah toko pakaian. Jadi adek suami itu sekarang yang antar orderan ombus-ombus ke pelanggan,” ujarnya. 

Kata Lenny, suaminya yang bekerja sebagai karyawan sebuah toko pertanian, membuat dirinya ikut membantu ekonomi keluarga. Dengan menggeluti usaha jual ombus-ombus, Lenny Purba yakin usahanya akan maju dan menjanjikan dikemudian hari.

“Ini usaha yang menjanjikan. Belum ada yang jual ombus-ombus secara online lewat sosial media di Kota Jambi. Saya sudah mencoba, ternyata disambut baik oleh warganet Jambi. Pelanggan saya bukan hanya orang Batak, namun banyak juga etnis Tionghoa dan Orang Melayu Jambi. Ombus-ombus yang saya jual halal,” kata Lenny Purba menyakinkan pelanggan.

Kata Lenny Purba, dirinya bisa membuat ombus-ombus berkat ibunya saat mereka tinggal di Kisaran. Saat itu ibunya (Br Sihombing) sering buat ombus-ombus untuk dijual dan juga pesanan orang lain. 
Suami dari Lenny Br Purba Dasuha (33), Jhon Saragih sebelum berangkat kerja, ikut membantu menyiapkan daun pisang untuk membungkus Ombus-Ombus sebelum dimasak. Gambar diabadikan di kediaman Lenny Br Purba di RT 15, Kelurahan Kebun Handil, Kecamatan Jelutung Kota Jambi, Jumat (6/3/2020) pagi. Foto Rosenman Manihuruk
“Ibu saya di Kisaran, Asahan, Sumut sering buat ombus-ombus untuk dijual. Saya sering membantu mama saya membuat dan menjualnya. Saat ini saya coba sendiri dan bisa buat ombus-ombus dengan resep yang sama dengan mamak saya,” ujar Lenny Purba dengan bangga.

Sejak menggeluti jualan ombus-ombus, Lenny Purba bersama suaminya Jhon Saragih harus bangun pagi lebih awal setiap hari, yakni setiap pukul 04.30 WIB untuk memasak ombus-ombus. Setelah masak, dikemas dan terakhir Lenny Purba memposting dagangannya di akun sosial medianya.

Ombus-ombus buatan Lenny Purba pun laris manis menembus jagat maya serta dibeli pelanggan (warganet) Jambi, mulai dari Kecamatan Alam Barajo, Kotabaru, Paal Merah, Jelutung, Jambi Selatan dan Telanaipura dan Kecamatan Jambi Timur. 

Bahkan pukul 14.00 WIB setiap harinya ombus-ombus Lenny sudah habis. Kedepan Lenny pun berniat untuk mendaftarkan usaha ombus-ombusnya ke Aplikasi Gofood Gojek dan Grabfood.

Aktivitas Pemasaran

Sementara, mengutip dari (https://winstarlink.com/tag/social-media-marketing-menurut-para-ahli/), social media sebagai kegiatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh individu maupun kelompok atau badan usaha. 
Ombus-Ombus Bu Lenny Br Purba Dasuha-Jambi.Foto Kolase FB

Biasanya UMKM kebanyakan dikelola oleh perorangan dan melibatkan keluarga. Selain itu, UMKM berperan dalam menyediakan lapangan pekerjaan, pencipta pasar baru dan inovasi, pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdaya masyarakat, serta kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor.

Secara legal usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) diatur dalam UU No.20 Tahun 2008. Berdasarkan UU tersebut, setiap usaha diberi batasan tertentu sehingga ada kategori tertentu yang digunakan dalam menentukan usaha tersebut masuk kedalam kategori mikro, kecil, ataupun menengah. 

Persaingan yang semakin banyak membuat pelaku usaha harus bisa mengoptimalkan produktivitas dari usaha mereka sendiri. Selain itu permasalahannya ialah mampukah UMKM di Indonesia berkembang ditengah pasar bebas ASEAN.

UMKM tentunya memiliki cara tertentu dalam menarik pelanggan pada suatu usaha. Aktivitas pemasaran usaha tersebut dianggap dipertahankan untuk eksis sehingga orang sekitar bisa familiar dan memiliki atensi terhadap usaha tersebut. 

Dalam dunia pemasaran, dikenal sebuah model untuk menarik perhatian pelanggan, yaitu model AIDA (Attention, Interest, Desire, and Action). Attention (Perhatian) – Konsumen menjadi sadar akan kategori, produk atau merek (biasanya melalui periklanan).

Interest (Minat)– konsumen menjadi tertarik dengan belajar tentang manfaat merek dan bagaimana brand sesuai dengan gaya. Desire (Keinginan)– konsumen mengembangkan disposisi yang baik terhadap merek. Action (Aksi) –konsumen membentuk niat beli, toko sekitar, melakukan percobaan atau melakukan pembelian.

Salah satu yang dapat membantu berjalannya konsep AIDA ini adalah dengan memanfaatkan sosial media di dalam aktivitas pemasaran produk UMKM. Karena sosial media memiliki banyak peran dalam pengembangan bisnis baik bagi individu ataupun organisasi yang lebih besar. 

Jaringan media sosial baru berkembang sekitar beberapa tahun terakhir, akan tetapi saat ini kepentingan dan aktivitasnya tidak lagi diperdebatkan. Bisnis pasti telah menyadari kekuatan media sosial dan menerima bahwa pemasaran media sosial harus menjadi bagian dari pemasaran usaha.

Berdasarkan dalam laporan Social Media Examiner’s End of Year , pemasar sekarang menaruh nilai yang sangat tinggi pada pemasaran media sosial: 86% pelaku pasar menyatakan bahwa media sosial penting untuk bisnis mereka.

Sekitar 89% pelaku pasar menyatakan bahwa peningkatan exposure usaha adalah keuntungan nomor satu dari pemasaran media sosial. Globalisasi dan pasar bebas menjadi tantangan bagi UMKM untuk terus bertahan. 

Derasnya arus informasi dan semakin bebasnya kompetisi telah meningkatkan kesadaran konsumen dan pelangan akan banyaknya pilihan produk barang dan jasa yang dapat dipilih. Apabila UMKM tidak segera membenahi diri, maka UMKM akan terancam kalah bersaing dan gulung tikar. Untuk itu, UMKM perlu membenahi diri dan membangun hubungan jangka panjang dengan konsumen dan pelanggan.

Salah satu potensi yang dapat dimanfaatkan UMKM adalah potensi teknologi informasi saat ini. Teknologi informasi menawarkan banyak manfaat bagi UKM untuk meningkatkan produktivitas dan pemasarannya. 

Selain itu juga meningkatkan kesempatan UKM untuk bekerjasama dengan pengusaha lainnya (Neti, 2011). Salah satu teknologi informasi yang sedang berkembang pesat dan angat berpotensi untuk mendorong kinerja UKM adalah media sosial. Media sosial memiliki potensi menghubungkan banyak orang dengan mudah dan gratis.

Transaksi Online

Masih menurut portal winstarlink.com yang berkantor di Jalan Kyai Maja No.1 Jakarta Selatan ini, saat ini dapat dilihat dari data yang disampaikan oleh perusahaan penyedia situs jual beli online, dimana situs internet Kaskus mengklaim bahwa jumlah transaksi mencapai Rp. 575 Miliar perbulan. 

Belum lagi pelaku jual beli online melalui media sosial yang saat ini menjadi media paling ampuh untuk dijadikan media pemasaran. 
ILUSTRASI-Sosial Media Marketing. Foto winstarlink.com
Upright Decission menyampaikan bahwa rata-rata transaksi online di Indonesia didominasi oleh sosial media Facebook sekitar (50%), Kaskus (14%), Twitter (12%), WordPress (5%), Linkedin (2%), dan sisanya 17% menggunakan sosial media lainnya. 

Untuk media sosial yang mulai banyak digunakan saat ini adalah Instagram, hal ini dikarenakan Instagram merupakan salah satu media terbesar saat ini yang paling banyak digunakan oleh pengguna di seluruh dunia (Lumpur & Lumpur, 2015).

Namun dalam berbisnis diperlukannya sebuah data untuk memilih media sosial yang sesuai dengan bidang UMKM masing-masing karena untuk setiap media sosial memiliki pengguna dengan karakteristik yang berbeda.

Sosial media sejatinya sebagai media sosialisasi dan interaksi, serta menarik orang lain untuk melihat dan mengunjungi tautan yang berisi infomasi mengenai produk dan lain-lain. Jadi wajar jika keberadaannya dijadikan sebagai media pemasaran yang paling mudah dan murah oleh UMKM. 

Hal inilah yang akhirnya menarik para pelaku UMKM untuk menjadikan sosial media sebagai media promosi andalan dengan ditopang oleh website atau blog. Bahkan tidak jarang para pelaku UMKM hanya memiliki media sosial saja namun tetap eksis dalam persaingan.

Hal ini tentu saja menjadi menarik, di tengah gencarnya pemerintah mendorong masyarakat untuk berwirausaha dan mendorong pertumbuhan UMKM, para pelaku usaha mulai mendapatkan sebuah perangkat penting dalam mengembangkan usahanya dengan memanfaatkan layanan situs jual beli online dan sosial media sebagi alat promosi secara gratis. 

Bahkan saat ini, sosial media tidak hanya sekedar menjadi media promosi, tetapi juga digunakan sebagai alat pemasaran interaktif, pelayanan, membangun komunikasi dengan pelanggan dan calon pelanggan, serta sebagai alat untuk menjual dan membeli produk secara online.

Hingga saat ini, masih jarang publikasi tentang penggunaan media sosial pada UMKM dan manfaat penggunaan media sosial bagi UMKM di Indonesia. 

Mengingat pentingnya informasi tentang bagaimana penggunaan media sosial bagi UMKM dan manfaatnya, maka perlu dilakukan suatu penelitian observasional. 

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan media sosial pada UMKM dan manfaatnya bagi perkembangan UMKM. Berdasarkan potensi yang telah dijelaskan di atas, perlu diselidiki lebih lanjut bagaimana UMKM memanfaatkan sosial media dalam hal pemasaran yang telah dilakukan.(JP-Penulis Adalah Jurnalis Jambipos-Online)

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar