Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Hujan Belum Mampu Padamkan Kebakaran Hutan di Muarojambi

Ilustrasi kebakaran hutan ( Foto: Dok Jampos)
Hujan yang turun di daerah itu Senin (8/10/2018) sore belum mampu memadamkan kebakaran hutan. Petugas kesulitan membawa berbagai alat pemadam kebakaran ke lokasi kebakaran yang cukup jauh di tengah hutan.

Jambipos Online, Jambi - Kebakaran hutan di areal perusahaan hutan PT Pesona Belantara Persada (PBP), Kecamatan Kumpehilir. Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi masih terus terjadi hingga Selasa (9/10/2018). Pemadaman melalui jalur darat dan hujan yang turun di daerah itu Senin (8/10/2018) sore belum mampu memadamkan kebakaran hutan yang sudah terjadi selama tiga hari tersebut.

“Sebanyak 40 orang pasukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan sudah dikerahkan memadamkan kebakaran hutan tersebut. Namun karena lokasi sangat jauh ke dalam hutan, peralatan terbatas dan sumber air cukup sulit, pemadaman belum bisa dilakukan secara total. Hujan yang sempat turun di Muarojambi Senin sore juga belum mampu memadamkan kebakaran hutan tersebut,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Muarojambi, M Zakir di Jambi, Selasa (9/10/2018).

Menurut M Zakir, untuk menjangkau lokasi kebakaran hutan dari jalan raya mencapai waktu dua jam. Perjalanan menuju lokai kebakaran di tengah hutan tersebut juga harus menggunakan pompon (perahu). Karena itu untuk membawa alat-alat pemadam kebakaran cukup sulit. Sementara kebakaran hutan tersebut terus meluas karena kemarau yang terjadi sebulan terakhir membuat hutan kering.

“Para petugas kesulitan membawa berbagai alat pemadam kebakaran ke lokasi kebakaran yang cukup jauh di tengah hutan. Kebakaran hutan yang bisa dipadamkan hanya sebatas lokasi yang mudah dijangkau. Sedangkan pemadaman melalui udara juga belum bisa dilakukan. Hanya hujan lebat yang diharapkan bisa memadamkan kebakaran hutan tersebut,” katanya.

Dijelaskan, pihaknya sudah meminta bantuan Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Jambi untuk melakukan water bombing (bom air) ke lokasi kebakaran. Namun pemadaman kebakaran hutan melalui udara tersebut belum dilakukan.

Meningkat Drastis

Menurut M Zakir, kebakaran hutan dan lahan di Muarojambi pada musim kemarau tahun ini meningkat drastis dibandingkan tahun lalu. Luas kebakaran hutan dan lahan di Muarojambi sejak Januari-Oktober ini mencapai 222 hektare (ha). Sedangkan luas kebakaran hutan dan lahan di daerah itu pada kurun waktu yang sama tahun lalu hanya 53 ha.

Kebakaran hutan dan lahan paling luas di Muarojambi, lanjut M Zakir terdapat di Desa Sogo, Kecamatan Kumpehilir, yakni mencapai 71 ha. Kemudian kebakaran di areal PT PBP sekitar 25 ha.

“Meningkatnya kebakaran hutan dan lahan di daerah ini akibat masih banyaknya petani dan pengusaha yang sengaja melakukan pembakaran untuk pembukaan maupun pembersihan lahan perkebunan,” katanya.

Sementara pantauan Suara Pembaruan di Kota Jambi, Selasa pagi, asap kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti kota itu. Namun asap masih tipis dan belum sampai mengganggu penerbangan maupun aktivitas masyarakat. Menipisnya asap tersebut dipengaruhi panas matahari dan tiupan angin.

Sementara itu, Kepala BPBD Provinsi Jambi, Bachyuni Deliansah mengatakan, seluruh kabupaten di Provinsi Jambi diminta tetap siaga kebakaran hutan dan lahan. Kesiagaan itu penting karena berdasarkan perkiraan, musim kemarau di Jambi masih berlanjut hingga akhir Oktober ini.

“Mencegah meningkatnya kembali kebakaran hutan dan lahan di Jambi selama Oktober ini, pemantauan hot spot (titik api), pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan harus terus diintensifkan. Pasukan pemadam kebakaran hutan dan lahan di setiap kabupaten rawan kebakaran hutan dan lahan juga harus tetap siaga,” ujarnya.

Dijelaskan, kabakaran hutan dan lahan di Provinsi Jambi tahun ini masih termasuk tinggi. Luas kebakaran hutan dan lahan di provinsi itu sejak Januari-Oktober ini sudah mencapai 910 ha. Sedangkan titik api yang terpantau sekitar 111 titik.

Kebakaran hutan dan lahan di daerah itu terdapat di areal penggunaan lain (APL) sekitar 651,41 ha (68 persen) dan kawasan hutan sekitar 295 ha (32 persen). Kemudian kebakaran yang terjadi di lahan mineral atau (areal perkebunan dan pertanian) sekitar 638 ha (70 persen) di kebakaran di kawasan hutan dan lahan gambut sekitar 272 ha (30 persen).

Menurut Bachyuni, kebakaran hutan dan lahan paling luas di Jambi terdapat Kabupaten Batanghari sekitar 266 ha, Muarojambi (222 ha), Tebo dan Sarolangun masing-masing 109 ha, Tanjungjabung Barat (87 ha), Tanjungjabung Timur (24 ha), Merangin, 64 ha), Kerinci (18) ha, Bungo (16 ha), Kota Sungaipenuh dan Kota Jambi masing-masing satu hektare.(JP-SP)

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar