Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Saat Profil Zohri Dimuat Media Asing

Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan peraih medali emas lari 100 meter kejuaraan dunia Atletik U20 di Tampere, Finlandia, Lalu Muhammad Zohri, ketika berkeliling Istana Bogor, Jawa Barat, 18 Juli 2018. ( Foto: Antara / Wahyu Putro A )

Profil Zohri dimuat Reuters dan The New York Times. Zohri masih atlet junior dan sulit berkompetisi di ajang Asian Games.

Jambipos Online, Jakarta - Hanya sekitar setahun silam, sprinter Indonesia Lalu Muhammad Zohri hampir tak mampu membeli sepatu lari dan sangat tidak terkenal di luar desa kecilnya di Lombok.

Semua itu berubah dalam 10,18 detik awal bulan ini ketika anak yatim piatu berusia 18 tahun itu dengan luar biasa menjuarai nomor paling bergengsi yaitu final 100 meter putra di kejuaraan dunia atletik di bawah 20 tahun di Finlandia.

Itu merupakan petikan dari artikel Reuters yang juga dimuat di sejumlah media asing lainnya, termasuk media terkemuka The New York Times.

Dalam kejuaraan dunia atletik U-20, Indonesia sebelumnya tidak pernah memiliki finalis, apalagi juara. Maka Zohri pun segera dihujani pujian, sekaligus beban menjelang pesta olahraga Asian Games di mana Indonesia menjadi tuan rumah.

Remaja pendiam itu tak menyangka akan menjadi bintang dalam waktu begitu cepat.

"Ini di luar imajinasi saya, diundang bertemu pemerintah, menteri, dan presiden," kata Zohri dalam artikel tersebut.

"Saya merasa sangat bangga dan bersyukur."

Presiden Joko Widodo memuji Zohri sebagai inspirasi bagi para atlet Indonesia untuk berjuang meraih emas di Asian Games dan memerintahkan jajarannya untuk merenovasi rumah bambu Zohri.

Berat di Asian Games

Namun, Zohri sendiri tidak yakin bisa meraih emas Asian Games yang akan digelar pada 18 Agustus sampai 2 September.

"Saya kira ini akan sulit karena kejuaraan sangat ketat dan saya akan melawan atlet-atlet senior yang lebih berpengalaman dan bisa menembus di bawah 10 detik," kata Zohri, yang memilih fokus pada persiapan menuju Olimpiade Tokyo 2020.

Catatan waktu Zohri juga masih kalah dari rekor sprinter Indonesia lainnya Suryo Agung Wibowo yaitu 10,17 detik.

Untuk bisa meraih emas 100 meter putra di trek Stadion Gelora Bung Karno, Zohri harus bisa mengalahkan sprinter Qatar kelahiran Nigeria, Femi Ogunade, dan sprinter Tiongkok Su Bingtian dan Xie Zhenye, semuanya bisa berlari di bawah 10 detik.

Ketua Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) Bob Hasan meyakini Zohri akan mampu menembus batasan 10 detik pada waktunya nanti, tetapi bukan di Asian Games.

"Kami masih merundingkan dengan para pelatih Lalu apakah sebaiknya dia diikutkan di ajang junior Asian Games saja," ujarnya.

"Dia masih sangat muda. Kami nyaris tidak bisa mendapatkan visa dia untuk berangkat ke Finlandia. Kami yang harus menjadi penjamin karena orangtuanya sudah tidak ada."

Zohri, yang kehilangan orangtuanya saat masih bocah, kesulitan makan di Finlandia, sehingga Kedutaan Indonesia harus setiap hari mengirim nasi dan masakan rumahan baginya, kata Bob Hasan.

Zohri yang anak pesisir memakai bibir pantai sebagai trek latihan pertamanya di kampung halaman.

"Saya lari telanjang kaki di pantai, dengan air setinggi betis. Saya tidak pernah mau menyerah," kenangnya.

Dia sekarang menjadi ikon di kampung halamannya. Sebuah papan bertuliskan namanya dipasang di pintu masuk desa.

"Sejak awal saya melihat anak ini sangat lincah, dan posturnya lebih tegap dibandingkan teman-temannya," kata Rosidah, mantan guru olahraga yang menemukan bakat Zohri.

"Itu pada 2013, dia belum setinggi ini, tetapi saya tahu dia punya bakat."

Sempat Utang

Kakak tertua Zohri, Baiq Fazilah, bangga bisa menyimpan semua medali dan trofi Zohri di rumahnya.

"Dia selalu diam dan hanya menyampaikan kebutuhannya kalau saya tanya karena dia tidak mau merepotkan," kata wanita itu.

Satu-satunya permintaan Zohri disampaikan pada 2017 ketika dia diundang ikut latihan bersama tim nasional dan meminjam Rp 400.000 untuk membeli sejumlah perlengkapan.

Keberhasilan Zohri sekarang sebagai atlet paling terkenal di Indonesia bisa mendatangkan pendapatan jauh melebihi utang kecil ke kakaknya itu.

Sekretaris Jenderal PB PASI Tigor Tanjung mengatakan ketenaran itu bisa membuat Zohri agak bingung.

"Air Asia mengatakan mereka ingin menjadi sponsor dia. Saya sampaikan soal ini ke Lalu dan dia malah bertanya apa mereka ingin menjadi sponsor dia menjadi pilot," ujar Tigor sambil tersenyum.(JP)



Sumber: Reuters

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar