Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Elektabilitas Jokowi Masih Tertinggi Jelang Pilpres 2019

Jambipos Online, Jakarta - Elektabilitas Presiden Joko Widodo masih tertinggi dibandingkan tokoh-tokoh lain yang berpeluang maju di Pilpres 2019. Hal tersebut didasarkan pada survei Media Survei Nasional (Median) bertema “Pilpres 2019: Jokowi Vs Prabowo atau ada figur alternatif?” 

Namun keunggulan elektabilitas Jokowi itu belum mencapai angka mutlak, karena hanya mencapai 36 persen. Unggul di atas rivalnya, Prabowo yang hanya memiliki elektabilitas 23,2 persen. Dengan keunggulan itu, maka bisa dipastikan masih ada 63,8 persen suara publik yang menginginkan tokoh alternatif selain Jokowi. 

"Persentase elektabilitas Jokowi masih tertinggi, yakni 36,2 persen. Sedangkan pada posisi kedua, Prabowo dengan 23,2 persen, dan ketiga SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) 8,4 persen, Anies Baswedan 4,4 persen, Gatot Nurmantyo 2,8 persen, Jusuf Kalla 2,6 persen, Hary Tanoe 1,5 persen, Aburizal Bakrie 1,3 persen, Ridwan Kamil 1,2 persen, Tri Rismaharini 1,0 persen, tokoh lain 4,1 persen, dan tidak menjawab 13,3 persen,” kata Direktur Eksekutif Median Rico Marbun di rumah makan Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (2/10/2017). 

Menurut Rico, terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan perolehan elektabilitas Jokowi dalam surveinya di bawah 50 persen, antara lain masalah ekonomi yang belum terlalu baik seperti kemiskinan, harga kebutuhan pokok, lapangan kerja. 

“Ketika kami tanyakan kepada responden, apakah ada masalah penting yang harus diselesaikan pemerintah? Kemudian kami minta menyebutkan masalahnya secara spontan. Maka kami menemukan jawaban 83,3 persen publik menyebut ada masalah yang harus diselesaikan. Dan dari 83,3 persen data masalah itu, hampir separuhnya atau 43,3 persen merupakan tekanan ekonomi,” katanya. 

Sehingga menurut Rico, bukan hal berlebihan rasanya jika data menunjukkan saat ini mood publik memburuk, dikarenakan secara riil himpitan ekonomi. Bahkan Rico menambahkan, ketika diminta sebutkan lebih dari satu terkait kondisi saat ini yang memicu stres, sebagian besar menurutnya memang terkait dengan sulitnya ekonomi. 

“Responden menjawab beberapa kondisi yang memicu stres adalah terkait ekonomi antara lain, kekurangan uang 71 persen, mahalnya harga kebutuhan pokok 64 persen, masalalah pekerjaan 52 persen, sedangkan masalah lainnya dibawah 50 persen,” katanya. 

Untuk diketahui, Median melakukan survei dalam kurun 14-22 September 2017 dan melibatkan 1.000 warga Negara Indonesia yang memiliki hak pilih, melalui metode Multistage Random Sampling. Dengan tingkat kesalahan (margin of error) kurang lebih 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen .(JP)


Sumber: Suara Pembaruan

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar