Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Waspadai Revolusi Digital Pada Usaha Kecil dan Tradisional

Oleh: Ragil Satria Wicaksana, MSI 


Jambipos Online-Bisnis merupakan suatu kegiatan yang dilakukan baik secara individu maupun masyarakat (perusahaan) dengan harapan memperoleh adanya suatu keuntungan. Laba atau untung itu sendiri adalah bagian yang tidak bisa dimarjinalkan dari serangkaian aktivitas bisnis masyarakat. Jenis usaha apapun dan bagaimana bentuk penjualan pada usaha tersebut tidak lain berorientasi pada perolehan suatu keuntungan. Oleh sebab itu, strategi yang diterapkan pada skop bisnis diasosiasikan sebagai bagian yang paling urgen (penting) dalam kelangsungan usahanya.

Kecamatan Muara Sabak Barat adalah salah satu daerah yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) Provinsi Jambi. Pemilihan Muara Sabak Barat sebagai objek bahasan dalam tulisan kali ini dimaksudkan sebagai contoh implementasi studi kawasan atau model geografi-ekonomi dalam lingkup regional Provinsi Jambi. Apabila ditinjau dari sisi demografi (kependudukan), kondisi di Muara Sabak Barat tergolong heterogen. 

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Tanjabtim menunjukkan hasil bahwa jumlah penduduk yang tersebar di Kecamatan Muara Sabak Barat adalah sebanyak 16.886 jiwa di tahun 2016. 

Dari jumlah tersebut diketahui bahwa proporsi penduduk dengan jenis kelamin laki-laki cenderung sedikit dominan yakni 8.682 jiwa dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan yang hanya sebesar 8.204 jiwa. 

Dari publikasi Statistik Kecamatan Muara Sabak Barat Dalam Angka Tahun 2016 oleh BPS diketahui bahwa kondisi ekonomi masyarakat berada pada posisi yang relatif berkembang. 

Berdasarkan kategori unit usaha masyarakat diketahui bahwa sektor usaha bengkel mobil/motor berjumlah 19 unit, bengkel alat elektronik 2 unit, usaha photo copy 6 unit, dan usaha persewaan alat pesta berjumlah 5 unit. Hasil tersebut merupakan data rekapitulasi secara akumulatif dari 7 kelurahan yang ada di Kecamatan Muara Sabak Barat. 

Tendensi bisnis di Kecamatan Muara Sabak Barat dapat dikategorikan berada pada sentimen pasar yang positif. Hal ini dilegitimasikan melalui data statistik BPS yang menyebutkan bahwa dispersi (penyebaran) unit industri kecil maupun kerajinan rakyat cukup plural di kecamatan tersebut. 

Kalkulasi BPS menyebutkan bahwa jumlah industri pada kategori kerajinan kayu/bambu/rotan secara kolektif sebanyak 11 unit, jenis industri makanan dan minuman berada pada kisaran 31 unit, sedangkan kategori industri yang dominan di masyarakat terdapat pada domain bisnis anyaman yakni mencapai 56 unit. 

Gejala permasalahan yang dihadapi oleh para pelaku bisnis baik dalam lingkup lokal maupun nasional adalah berubahnya perilaku pasar (behavior market). Sebagai contoh adalah beralihnya perilaku membeli masyarakat yang semula dilakukan secara tradisional berubah menjadi digital. 

Industri modern berbasis kemudahan teknologi menyebabkan perlu adanya reformulasi strategi para pelaku bisnis agar tetap bertahan pada kompetisi global. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini akan dibahas beberapa langkah strategis dalam menyusun model bisnis yang adaptif dengan transisi pasar.

Pertama, model bisnis yang sanggup bertahan pada era kompetisi saat ini adalah yang berorientasi pada adanya diferensiasi. Adapun yang dimaksud dengan diferensiasi dapat diartikan sebagai aspek yang membedakan. Bisnis yang tidak memiliki perbedaan baik dari sisi produk maupun layanan memiliki pretensi untuk lebih cepat stuck (berhenti) ketika bersaing dengan kompetitor pasar lainnya. 

Kedua, bisnis yang maju dapat dilihat dari aspek inovasi. Perlu untuk diketahui, bahwa inovasi tidak hanya berhenti pada produk maupun layanan. Bukan hanya sekedar memberikan jenis produk baru, namun inovasi dapat dikonfigurasikan pada model pemasaran bisnisnya. 

Sebagai contoh, model bisnis laundry (cuci baju) sistem pick up (jemput bola) memiliki posibilitas lebih banyak menerima pesanan masyarakat dari pada model laundry konvensional yang hanya sekedar membuka toko dan menunggu konsumen.

Ketiga, bisnis yang ideal selalu mempertimbangkan aspek segmentasi. Tidak semua konsumen yang dalam hal ini direlevansikan dengan keberadaan masyarakat membutuhkan produk atau layanan dari semua jenis usaha. 

Ada beberapa jenis usaha yang diminati dan adapula yang cenderung dihindari. Pelaku bisnis yang cerdas harus mampu menangkap animo (ketertarikan) pasar dengan membuka jenis usaha yang sesuai dengan ekspektasi masyarakat. Terakhir yakni yang keempat, modernisasi pada model pemasaran dan proses produksi. 

Para pelaku usaha diharapkan semakin adaptif dengan adanya teknologi. Adanya digitalisasi dalam hal pemasaran seperti penggunaan media sosial/online diharapkan mampu mengakuisisi jumlah pelanggan dalam skala yang lebih besar. 

Penggunaan mesin produksi yang modern diharapkan juga akan ikut berimplikasi terhadap skala produksi yang lebih banyak serta hasil produksi juga memiliki standar yang lebih tinggi.(Penulis: Dosen Ekonomi Syariah-STIES Al Mujaddid Tanjung Jabung Timur-No Hp/WA: 081226523338)
 

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar