Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


H Ivan Wirata: Apa Kerjanya Zumi Zola?

H Ivan Wirata ST MM MT-Gubernur Jambi H Zumi Zola-Kadis PU Prov Jambi Dodi Irawan ST MT.Dok
Jambipos Online, Jambi-Persoalan infrastruktur yang terjadi di Provinsi Jambi, terkhusus batas Kota Jambi-Muarojambi dan fly over (jembatan layang) Simpang Mayang-Tugu Juang menyebabkan mantan Kadis PU Provinsi Jambi H Ivan Wirata ST MM MT angkat bicara. Dia secara tegas mengkritisi kinerja Gubernur Jambi H Zumi Zola dan Kadis PU Provinsi Jambi Dodi Irawan. 

Kepada Jambipos Online, Selasa (13/6/2017) siang mengatakan, kini mobilitas jalur Mendalo-Kota Jambi sudah padat dan kerap terjadi kemacetan di batas Muarojambi-Kota Jambi. Kemacetat kerap terjadi karena akses menuju Kampus Unja Mandalo dan IAIN Mendalo sangat padat. 

Sejalur dengan itu, kemacetat juga terjadi di Simpang Mayang Kota Jambi yang menjadi akses utama menuju Muarojambi dan kabupaten lainnya. Kemacetat itu sudah semakin parah akhir-akhir ini dan merugikan pengguna jalan.

“Persoalan jalan batas Kota Jambi-Muarojambi dan fly over Simpang Mayang-Tugu Juang sudah lama menjadi persoalan. Pembebasan lahan menjadi persoalan utama. Lalu apa solusi yang dapat dilakukan Pemprov Jambi lewat PU Provinsi Jambi. Apa sih kerjanya Zumi Zola dan Bupati Muarojambi yang baru ini,” tanya Ivan Wirata.

Ivan Wirata juga menyoroti upaya atau solusi yang diberikan Pemprov Jambi untuk mengatasi pembebasan lahan batas Muarojambi-Kota Jambi. 

“Pembebasan lahan seharusnya bisa dari PU Provinsi dan Pemkab Muarojambi. Namun kok tidak ada duduk bersama untuk membahas persoalan ini. Kami selaku masyarakat Mendalo merasa dirugikan dengan akses yang padat dan macet itu,” ujarnya.

Dia juga menyoroti kinerja Zumi Zola yang hingga kini masih sebatas pencitraan (selfie-selfie) yang dieksploitasi media sehingga tampak wah. Namun hingga kini belum ada program Zumi Zola yang nyata, khususnya pembangunan infrastruktur yang menjadi visi-misi utama Zumi Zola.

“Masyarakat sudah bosan melihat pencitraan Zumi Zola selama menjabat Gubernur Jambi. Pencopotan pejabat secara massal oleh Zumi Zola memperburuk penyerapan anggaran di setiap SKPD. Gaya kepemimpinan Zumi Zola yang terkesan otoriter membuat programnya tidak dapat di aplikasikan pembantunya,” ujarnya.

Lanjut Ivan Wirata, soal fly over Simpang Mayang-Tugu Juang, seharusnya Pemerintah Provinsi Jambi harus sinergi dengan Pemerintah Kota untuk  meningkatkan kelancaran serta untuk mengatasi pertumbuhan lalu lintas yang tinggi. Sehingga diperlukan solusi untuk memperlancar persimpangan. 

“Salah satu pendekatan yang digunakan adalah dengan membangun fly over sehingga dapat meningkatkan kapasitas persimpang dengan mengantisipasi percepatan pembangunan fly over di Simpang Mayang-Tugu Juang Kota Jambi,” ujarnya.

Hal itu untuk mengurangi kemacetan dan jangan sampe macet total sesuai study kelayakan yang sudah dilakukan sejak tahun 2011. Sebagian sudah dilakukan pembebasan lahan untuk jalan dan juga pembangunan pelebaran jalan paling lambat tahun 2017 harus dibangun. Karena tingkat LHR nya semakin tinggi dapat mengakibatkan traffic jump atau kemacetan total lampu merah tidak berfungsi menurut kami segera dicarikan solusi oleh pemerintah.

Kata Ivan, dengan adanya pembangunan jembatan fly over Simpang Mayang-Tugu Juang, kemacetan di daerah itu dapat diatasi dan berdampak arus kendaraan dari kota menuju Unja dan Kabupaten Batanghari akan lancar dan ekonomi akan baik. 

“Setiap pembangunan akan mengalami dampak positif dan negatif. Salah satu contohnya adalah Provinsi Jambi. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi membawa pengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Terutama pertumbuhan dunia otomitif dengan banyaknya kendaraan pasti berdampak dengan lintas harian rata-rata (LHR) semakin meningkat mengakibatkan kemacetan. Mudah-mudahan semua bisa diatasi dengan sinerginya pembangunan antara Pemkot dan Pemprov Jambi,” katanya.

Soroti Bupati Muarojambi

Ivan Wirata juga menyoroti kinerja Bupati Muarojambi Hj Masnah Busro. Setelah resmi menjadi Bupati Muarojambi, Ivan berharap Masnah membuat kebijakan darurat penanganan jalan rusak di Kabupaten Muarojambi.

Masnah Busro juga diminta untuk berkomitmen dalam menyelesaikan persoalan pembebasan lahan jembatan batas Kota Jambi-Muarojambi yang hingga kini masih belum terselesaikan. 

Disebutkan, persoalan membangun Muarojambi, sebenarnya bagaimana kepala daerah melaksanakan tugas membangun negeri. 

“Sulit kita banyangkan kalau pemimpinnya tidak memiliki kekuatan multidimensi. Jalan yang rusak di daerah itu tak mungkin dapat dibiayai hanya mengandalkan APBD daerah itu, dan belum lagi kondisi masyarakat khususnya petani, seperti sawit dan kelapa sawit yang sudah saatnya dilakukan replenting. Dibutuhkan kepala daerah yang juga bisa memiliki akses ke Pusat,” ujarnya.

Gelontorkan Dana Pusat

Menurut Ivan Wirata, persoalan yang dihadapi Provinsi Jambi dan Pemkab Muarojambi dalam meningkatkan perekonomian terbentur pada infrastruktur. Pasalnya infrastruk merupakan urat nadi perekonomian, khususnya ke sentra-sentra perekonomian masyarakat dan juga obyek-obyek wisata di Provinsi Jambi.

“Upaya-upaya yang dilakukan Senator Jambi di Senayan hingga kini belum maksimal dalam melobi dana Pusat, khususnya bidang pembangunan infrastruktur di Provinsi Jambi. Jaringan dalam Politis harus dibangunh di Senayan dan juga di Kementarian PU-PERA dalam mengupayakan alokasi dana Pusat ke Provinsi Jambi,” katanya.

Kemampuan membangun jaringan-jaringan di Senayan dan Kementerian tentunya sebagai langkah kongkrit dalam melobi dana Pusat ke daerah. Tentunya ini bukan pekerjaan mudah, namun dibutuhkan strategi-strategi khusus namun dalam koridor Politik yang santun.

Pembangunan infrastruk di Provinsi Jambi membutuhkan dana yang tidak sedikit. Pembangunan Kereta Api Trans Sumatera, Pelabuhan Ujung Jabung, Kawasan Ekonomi Wilayah Timur Provinsi Jambi, Peningkatan Tiga Bandara di Provinsi Jambi adalah Pekerjaan Besar dalam menentukan kemajuan Perekonomian Provinsi Jambi.

Provinsi Jambi yang memiliki luas wilayah 53.435 kilometer persegi termasuk salah satu daerah di Sumatera yang memiliki potensi ekonomi yang luar biasa, belum ditunjang pembangunan infrastruktur yang maksimal. Provinsi Jambi yang berpenduduk 3,5 juta jiwa tentunya dapat menjadi magnet ekonomi di wilayah Sumatera dengan potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang begitu beragam. (JP-Lee)

 

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar