Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Sherrin Tharia: PKK Tingkatkan Varian Pangan Berbahan Ikan

Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) yang juga Ketua Forikan Provinsi Jambi, Hj Sherrin Tharia Zola.
Sherrin Tharia dalam Rapat Koordinasi Nasional Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan), bertempat di Audtorium Tuna Gedung Mina Bahari 4 Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Jakarta, Kamis (6/4/2017) siang.


Jambipos Online, Jakarta-Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) yang juga Ketua Forikan Provinsi Jambi, Hj Sherrin Tharia Zola mengemukakan, guna meningkatkan komsumsi ikan, TP PKK bekerjasama dengan Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan), Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi, dan semua pihak terkait, terus meningkatkan varian pangan berbahan ikan, namun bukan hanya meningkatkan kuantitas variannya, melainkan juga meningkatkan kualitas pangan berbahan ikan tersebut.

Hal itu disampaikan Sherrin Tharia dalam Rapat Koordinasi Nasional Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan), bertempat di Audtorium Tuna Gedung Mina Bahari 4 Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Jakarta, Kamis (6/4/2017) siang.

Rakornas yang mengusung tema “Sinergitas Program Peningkatan Konsumsi Ikan untuk Mewujudkan Generasi yang Sehat” tersebut dibuka oleh Sekjen Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Rifky Effendi Herdianto, dan diikuti oleh Ketua Forikanatau yang mewakili dari seluruh provinsi se Indonesia.

Langkah meningkatkan varian ikan itu diantaranya dengan cara meningkatkan berbagai makanan berbahan ikan di kantin anak-anak sekolah, serta agar menu berbahan ikan lebih banyak lagi disajikan dalam acara-acara resepsi pernikahan dan aqiqah.

“Seperti dikatakan oleh Sekjen tadi, kalau di Sumatera, konsumsi makan ikan sudah lumayan. Meskipun demikian, kami dati Tim Penggerak PKK sudah menrancang, mendesain supaya di setiap desa percontohan ada kolam ikan, yang  hasilnya bisa diambil untuk konsumsi keluarga,” ujar Sherrin Tharia.

Sherrin Tharia menjelaskan, Desa Percontohan PKK ditargetkan ada di seluruh kabupaten/kota se Provinsi Jambi, dan kedepannya, di Muaro Jambi pun, ditargetkan supaya setiap anak sekolah dapat menkonsumsi ikan, dimana di kantinnya itu ada pengelolaan aneka macam konsumsi untuk ikan, seperti fish nugget, sosis ikan, dan lain-lainnya, yang disukai anak-anak.

“Kita sudah menggalakkan peningkatan konsumsi ikan karena side effect (efek samping) ikan sangat sedikit dibandingkan daging ayam dan sapi, kolesterol tidak ada, nutrisinya bagus untuk otak, ada Omega 3, dan untuk pertumbuhan anak, insyaallah ikan sangat baik. Apalagi kehalalannya sudah terjamin.,” ungkap Sherrin Tharia.

“Mudah-mudahan apa yang kami konsep ini diterima oleh masyarakat dan betul-betul direalisasikan kepada anak-anak mereka. Contohnya dalam resepsi pernikahan, lebih banyak daging ayam dan daging sapi dibanding ikan. Ini mindset, daging lebih mahal, pasti lebih bagus, sedangkan ikan justru lebih murah tetapi kandungan gizinya sangat baik, protein lemaknya, mudaratnya sangat sedikit, malah bisa dibilang tidak ada. Ikan itu sangat bagus untuk otak, otot, obesitas juga tidak ada. Mindset yang ingin kita tularkan, jadi ada sedikit perubahan, misalnya di acara pernikahan dan acara aqiqah supaya lebih banyak varian lauk ikannya,” terang Sherrin.

“Alhamdulilah,tadi Jambi disebutkan (oleh Sekjen Kementerian Kelautan dan Perikanan) bahwa konsumsin ikannnya sudah tinggi dan kita diharapkan untuk menularkan berita baik ini ke provinsi-provinsi lain, seperti provinsi di Jawa, karena memang tingkat konsumsi daging ayam dan sapinya sangat tinggi di Jawa.

Sherrin Tharia berharap agar contoh baik seperti santri-santri digalakkan makan ikan, dapat ditularkan ke masyarakat luas.

“PKK akan berperan lebih aktif lagi dalam sosialisasi dan edukasi peningkatan konsumsi ikan karena yang terkecil keluarga, dan biasanya tugas ibu untuk masak di dapur, apa olahannya. Kita dari PKK ikut memanage, menu sehari-hari dipikirkan, apa saja varian ikan untuk dikonsumsi mulai dari bapak sampai anak-anak,” pungkas Sherrin Tharia.

Kepala Bidang Pengawasan dan Penguatan Daya Saing yang juga sebagai Plt. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi, Hernowo menyampaikan, konsumsi makan ikan di Provinsi Jambi, angka tahun ini sudah di atas 36. “Memang target nasional 38, hanya ini kan rata-rata, ini angka kawan-kawan BPS, kita hanya menerima saja, insyaallah ini nilainya independen. Jadi kalau untuk memenuhi target nasional tinggal 1 pon lebih kurangnya, tetapi insyaallah bisa dicapai. Ini kan bukan sensus, masuh survei, sementara masyarakat kita yang di pedalaman itu bisa jadi ada yang tiap hari selalu makan ikan,” ujar Hernowo.

Untuk meningkatkan konsumsi ikan, lanjut Hernowo, Perlu edukasi kepada masyarakat supaya masyarakat paham bahwa ikan bukan hanya bergizi tinggi, tetapi juga aman dimakan. 

“Membudidayakannya pun kalau ada penyakit ikan, tidak bakalan melulari orang yang membudidayakan bahkan yang mengkonsumsinta, berbeda dengan hewan darat, misalnya ada flu burung, sapi gila, tapi tentu saja semuanya ada yang mengawasi. Kalau ikan, insyaallah nyaris tanpa resiko, gizinya tinggi, bangkainya pun halal, mudah diproduksi secara massal,” tambah Hernowo.

Sebelumnya, Sekjen Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Rifky Effendi Herdianto mengemukakan bahwa peningkatan konsumsi ikan, selain untuk meningkatkan giizi masyarakat, juga untuk membenahi infrastruktur industri ikan, yang diarahkan pada kemandirian pangan.

Rifky menyatakan, peningkatan konsumsi makan ikan juga turut menggerakkan perekonomian domestik, dibandingkan dengan konsumsi tahu dan tempe, yang 99% komponennya impor.

Sekjen Kementerian Kelautan dan Perikanan ini juga memuji Provinsi Jambi dengan berbagai varian makanan berbahan ikan. “Di Jambi, varian makanan ikannya luar biasa,” ujar Rifky.

Staf Kepresidenan, Teten Masduki, mengungkapkan, 2/3 wilayah Indonesia terdiri dari lautan dan itu merupakan gudang protein, yakni ikan dan rumput laut.

“Konsumsi ikan masih rendah, makanya mengimpor sapi, padahal, selain daging sapi, kebutuhan protein juga bisa diasup dari konsumsi ikan,” kata Teten Masduki.

Teten mengatakan, target konsumsi ikan pada tahun 2019 adalah 54 Kg ikan per kapita, dan untuk meningkatkan konsumsi ikan, peran ibu-ibu sangat penting, karena yang biasanya mengatur menu di keluarga adalah ibu.

“Dalam peningkatkan konsumsi ikan, pemerintah melibatkan ahli gizi dan ahli kuliner,” tambah Teten Masduki..

Teten Masduki menyatakan,pemerintah mendorong Forikan menjadi gerakan masyarakat masyarakat, guna menyiapkan generasi yang sehat dan cerdas. Selain itu, Teten Masduki menyampaikan pesan Presiden Republik Indonesia, Jokowi, tahun 2045 generasi Indonesia harus unggul untuk memenangkan persaingan global, dan itu diantaranya bisa diwujudkan dengan adanya generasi yang sehat dan cerdas.

Teten Masduki juga menyatakan bahwa meningkatkan industri perikanan berarti juga turut menopang pertumbuhan ekonomi nasional.

Sementara itu, Dirjen Peningkatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Nilanto Perbowo,M.Sc meuturkan, peningkatan konsumsi ikan dicanangkan pada 4 April 2004, dan Forikan dibentuk tahun 2006 untuk menciptakan keterpaduan dalam gerakan peningkatan konsumsi ikan.

Nilanto megatakan, saat ini semua (34) provinsi di Indonesia sudah memiliki Forikan, 228 kabupaten dan kota, dan 113 kecamatan juga sudah memiliki Forikan.

Nilanto mengungkapkan,  peningkatan konsumsi ikan ditujukan untuk menyiapkan generasi yang sehat dan cerdas, dan dengan Foikian diharapkan bisa meningkatkan keterlibatan pubik dalam kampanye dan edukasi meningkatkan konsumsi ikan.

Pada kesempatan tersebut dilakukan penandatanganan kerjasama program Forikan oleh Kementerian Koordinator Kemaritiman, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, Rumput Laut Center, dan Yayasan Jenang Indonesia. (ADV-Humas)

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar