Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


350 Desa di DAS Batanghari Berpotensi Banjir

IKAN SUNGAI: Seorang penjual ikan khas Sungai Batanghari (ikan Seluang dan Lambak) saat melayani seorang pembeli di Desa Teluk Kenali, Kelurahan Penyengat Rendah , Kecamatan Telanaipura, Minggu (25/9). Harga ikan sungai bisa melonjak tinggi kalau musim banjir tiba. Selain ikan segar, juga tersedia ikan Seluang dan Lambak yang telah dikeringkan. Ikan Seluang dan Lambak sebesar ibu jari harganya mulai dari Rp 15 Ribu hingga Rp 20 Ribu per kilogram di tingkat pengecer. IST

Jambi Hadapi Musim Pancaroba

Jambipos Online, Jambi-Sebanyak 350 desa yang berada di hulu sungai dan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari kini rawan banjir. Antisipasi dini bencana banjir itu telah dilakukan dengan medigasi memetakan lokasi rawan  banjir dari Hulu Sungai Batanghari termasuk anak-anak sungainya.

Provinsi Jambi kini juga menghadapi musim pancaroba. Sebelum memasukin musim penghujan, akan terjadi pancaroba yang mengakibatkan potensi terjadi angin kencang dan petir. Masyarakat diminta waspada dengan pergantian musim ini.

Hal itu dikemukakan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi Arif Munandar saat ditemui di kantornya, Jumat pekan lalu. “Angin puting beliung sudah terjadi di Kabupaten Muaro Jambi,” katanya.

Disebutkan, Jambi juga menghadapi ancaman Hidrometrologi, antara lain berupa banjir, tanah longsor, puting beliung, dan petir. Potensi terjadi banjir ada tiga yaitu banjir bandang, banjir genangan dan banjir rop.

Menurut Arif Munandar, banjir bandang berpotensi terjadi di daerah hulu Sungai Batanghari. Kini posko siaga bencana Karhutlah akan tetap aktif sampai 14 Oktober 2016 sesuai dengan SK Gubernur Nomor 658/Kep. Gub/BPBD-2.2/VIII/ 2016 untuk mengantisipasi kebakaran hutan atau lahan.

Jambi akan menghadapi musim penghujan dengan ancaman bencana Hidrometrologi. “Kita akan menghadapi bencana Hidrometrologi. Faktor yang terjadi karena faktor air dan cuaca,” ujar Arif Munandar.

Menurut Arif Munandar, banjir bandang berpotensi terjadi di daerah dataran tinggi, seperti Kabupaten Kerinci, Tebo, Merangin, Bungo dan Sarolangun. Selanjutnya di Batanghari, Kota Jambi, Tanjab Timur dan Muarojambi berpotensi banjir genangan.

“Bisa diprediksi kalau di daerah Bungo, Merangin, Banjir empat hari lagi sampai ke Jambi. Kemudian jika di daerah Jambi terjadi banjir, maka dilakukan siaga I, II, III, dan IV. Dimana debit air Sugai Batanghari di Stasiun Duga Air di Tanggo Rajo Jambi berada diketinggian 13,5 meter itu menjadi siaga IV.

Jika debit air berada dititik air ketinggian 14 meter menjadi siaga III, ketinggian air 14,5 meter itu siaga II dan debit air mencapai 12 meter atau siaga I berpotensi Pasar Angso Duo Jambi tenggelam.

Disebutkan, sementara banjir rop dikawasan pantai jika terjadi pasang air tinggi seperti di daerah Kumpeh. Antisipasi dari BPBD untuk bencana banjir adalah dengan medigasi memetakan lokasi rawan  banjir dari Hulu Sungai Batanghari termasuk anak-anak sungainya, ada 350 desa yang rawan terjadi bencana banjir.

“Di daerah-daerah itu kita dan divisi kabupaten kota sudah mensosialisasikan bulan Oktober ini potensi curah hujannya tinggi dan berpotensi banjir. BPBD mengharapkan kesiapan masyarakat menghadapi bencana. Kita berusaha masyarakat berusaha mandiri dulu, kalo nunggu pemerintah memakan waktu untuk ke lokasi keburu banjirnya datang,” kata Arief Munandar.

BPBD membentuk desa tangguh bencana di Kabupaten Batanghari ada 6 desa. Kabupaten Muarojambi ada 5 desa, Kabupaten Kerinci ada 2 desa, Kabupaten Sarolangun ada 1, dan Kabupaten Bungo sebanyak 2 desa untuk warga dapat mengantasi bencana secara mandiri.
Persiapan yang dilakukan oleh BPBD berupa peralatan, personel, dan kemampuan petugas. “Kalo peralatannya ada, personelnya ada tapi keterampilan petugasnya tidak ada gak bisa juga,” katanya.

Sebelumnya BPBD Provinsi Jambi telah mengadakan apel siaga bencana yang bertujuan untuk melihat koordinasi dari pihak terkait dan unsur-unsur yang ada sudah berjalan dengan baik.

“Kita akan menginformasikan hasil BMKG sampai ketingkat desa jangan sampai kecolongan. Kita tekankan jika hujan  terjadi selama 4 jam, warga yang tinggal di daerah yang dekat sungai harus siaga. Tidak ada kemungkinan dengan curah hujan yang rendah, sungai itu mampu menampung, dia (sungai) akan membawa material beragam seperti kayu, batu, lumpur menjadi energy yang besar dan terjadilah banjir bandang,” kata Arief Munadar. (JP-03)


Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar