Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Sosok Penting Laki-Laki Dalam Minangkabau



Oleh : Putri Marselina

Jambipos-  Seorang laki-laki akan dikenal dengan sosok yang tegas, kuat, pemberani, dan yang paling penting mereka akan sangat dikenal dengan sebutan “pemimpin” dalam suatu kelompok masyarakat, kaum, atapun keluarga. Seorang laki-laki sudah terlahir untuk menjadi seseorang yang tangguh dan seseorang yang akan memikul tanggung jawab besar. 

Tidak hanya dalam segi agama yang menyebutkan sosok laki-laki adalah pemimpin dan memiliki tanggung jawab besar, tetapi juga dalam hal adat dan istiadat. di daerah Minangkabau walaupun mereka terkenal dengan sistem Matrilineal yang mengikuti garis keturunan ibu, dimana peran perempuan sangat di anggap penting di daerah ini, tetapi bukan berarti hal tersebut membuat sosok laki-laki menjadi tidak tergubris, justru peran seorang laki-laki Minang bisa dikatakan sangat berat dalam adat-istiadat yang telah terdapat pada daerah ini. 

Menjadi laki-laki minang bukanlah perkara yang mudah. Sosok laki-laki Minangkabau sangat diajarkan untuk menjadi sosok yang mandiri dan tidak bergantung pada keluarganya. Laki-laki Minangkabau kelak jika ia sudah beranjak dewasa maka para laki-laki di Minangkabau dianjurkan untuk merantau ke luar daerah dari Minangkabau. 

Mereka akan diajarkan untuk mandiri di negeri orang dan mencari atau membuka usaha di sana. Tetapi setiap seseorang yang merantau ke daerah lain mereka harus menerapkan prisip yang sesuai dengan petatah-petitih Minangkabau yang berbunyi “Dima Bumi Dipijak, Disinan Langik Dijunjuang”. 

Makna yang terkandung dalam petatah-petitih Minang tersebut berarti bila seseorang berada di daerah atau di negri orang lain yang bukan negeri atau tempat asalnya, maka ia haruslah untuk beradaptasi dengan adat-budaya yang ada di daerah rantau tersebut, mereka harus menyesuaikan diri dengan daerah rantaunya dan mengikuti aturan yang telah ditetapkan pada daerah tersebut. 

Tetapi mereka yang telah merantau jangan pernah untuk melupakan jati diri serta adat-istiadat yang ada di daerah asalnya yaitu Minangkabau.

            Merantau merupakan tradisi atau suatu kebiasaan yang telah dilakukan masyarakat Minangkabau. Tujuan merantau sering dikaitkan dengan dengan  3 hal yaitu mencari harta (berdagang), mencari ilmu (belajar), dan mencari pekerjaan/jabatan. Selain merantau laki-laki minangkabau juga memiliki peran penting dalam kaumnya, mereka sangat berperan penting dalam menjaga harta pusaka kaumnya. Selain itu peran penting yang akan dilalui laki-laki Minangkabau yaitu sebagai berikut :

1. Laki-Laki Minangkabau Sebagai Kemanakan.

            Sosok laki-laki minang berperan penting sebagai kemanakan. Kemenakan adalah sebutan dalam hubungan/sistem kekerabatan yang merujuk pada anak dari saudara kandung. Kemanakan laki-laki ataupun perempuan akan sama-sama dibutuhkan dalam keluarga di Minangkabau. 

Kemenakan laki-laki akan berperan sebagai mamak dalam keluarga serta membantu mamak dalam urusan-urusan keluarga. Sedangkan untuk peran kemenakan perempuan, mereka berperan sebagai calon ibu atau calon Bundo Kanduang dan penerus harta pusaka minangkabau. Laki-laki minang ketika ia berperan sebagai kemenakan dibawah bimbingan sang mamak, mereka harus patuh dan tunduk serta mengetahui seluk-beluk segala aturan adat yang ada didalam kaumnya.

2. Laki-Laki Minangkabau Sebagai Urang Sumando.

            Laki-laki minang dapat disebut dengan istilah “Urang Sumando” ketika sosok laki-laki tersebut sudah menikah, ketika mereka sudah menikah maka laki-laki minang akan menjalankan perannya sebagai urang sumando yang akan tinggal di rumah keluarga istrinya. Ketika ia tinggal di rumah keluarga istrinya, posisi urang sumando sangatlah dihormati. 

Kedudukan urang sumando dalam minangkabau terdapat dalam pepatah minang yang berbunyi “Sadalam-dalam aia sahinggo dado itiak, saelok-elok sumando sahinggo pintu biliak” makna dari pepatah tersebut yaitu kewenangan/hak urang sumando dirumah istrinya hanya sebatas dengan pintu kamar istrinya atau hanya sebatas kepala keluarga dari anak-anak istrinya. 

Ketika urang sumando telah tinggal dirumah keluarga istrinya, dari sinilah akan diberikan sebutan-sebutan sesuai dengan tingkah lakunya contonya yaitu : Sumando Niniak Mamak (sebutan ini berlaku bagi urang sumando yang menjadi suri tauladan yang baik, dilihat dari tingkah laku, budi bahasanya serta suka membantu kaum keluarga isti dan kaum keluarganya), Sumando Lapiak Buruak (sebutan yang akan diberikan kepada urang sumando yang tidak ingin keluar rumah untuk mencari pekerjaan sehingga tidak bisa menafkahi anak-istrinya), Sumando Kacang Miang (sebutan bagi urang sumando yang suka menghasut, menfitnah dan menjadi biang masalah), dan masih banyak sebutan-sebutan untuk urang sumando lainnya.

3. Laki-Laki Minangkabau Sebagai Mamak.

            Laki-laki minang dapat dikatakan sebagai mamak yaitu merupakan saudara laki-laki dari ibu, sedangkan perebedaannya dengan kemenakan yaitu sebutan kemenakan diberikan kepada anak dari saudara perempuan ibu. 

Mamak berperan penting sebagai pemimpin dan tempat belajar bagi anak kemenakannya sesuai dengan pepatah minang yang mengatakan “Anak dipangku, kamanakan dibimbiang” mamak yang berperan baik dalam keluarganya adalah mamak yang membimbing anak kemenakannya dengan baik dan ia bertanggung jawab terhadap kemenakannya. 

Mamak bertanggung jawab untuk memberikan ilmu tentang adat-istiadat budaya yang ada di minangkabau dan mendidik anak kemenakannya agar bisa menjaga tingkah lakunya atau dalam artian Mamak menjadi tauladan yang baik bagi anak kemenakannya. Selain itu, mamak bertanggungjawab dalam hal materi dalam artian dapat membantu biaya anak kemenakannya dalam hal pendidikan, dll. 

Mamak juga yang akan berperan serta memutuskan apakah layak seorang laki-laki tersebut untuk menikahi kemenakan perempuannya dan juga memutuskan siapa yang pantas untuk menjadi istri bagi kemenakan laki-lakinya.

 4. Laki-laki Minangkabau Sebagai Penghulu.

            Sosok laki-laki minang akan dihadapkan menjadi penghulu ketika ia sudah dapat melaksanakan semua tanggungjawabnya dalam keluarga. Tetapi bukan berarti sosok laki-laki minang dapat menjadi seorang penghulu. Penghulu merupakan pemimpin bagi suatu kaumnya, seseorang yang dapat menjadi penghulu adalah ketika ia terpilih oleh kaumnya untuk bertanggungjawab dan mendapatkan gelar sebagai penghulu. 

Ketika seorang laki-laki minang terpilih menjadi penghulu, maka tanggungjawab yang dihadapinya bukan hanya sebatas keluarga, tetapi sudah mencangkup suatu kaum dalam masyarakat. Terpilihnya seseorang untuk menjadi penghulu adalah ketika dia sudah siap lahir dan batin, sudah matang dalam hal agama, adat, dan umur. 

Penghulu minang haruslah orang yang sangat mengerti tentang adat yang ada di daerah Minangkabau, ia haruslah orang yang kenal akan sopan-santun dalam bertingkah laku, berwibawa serta bijaksana. Karena jika seorang yang terpilih menjadi penghulu tidak mengerti dengan adat budaya yang ada di Minangkabau, maka akan hancurlah suatu kaum yang dipimpinnya. 

Maka dari itu setiap laki-laki minang yang akan menjadi Penghulu, maka ia harus menghadapi proses dan tanggungjawab yang sangat panjang dan untuk menjadi seorang peghulu ini tidak akan bisa sembarangan orang, hanya orang-orang terpilih oleh kaumnya yang akan mendapat gelar “Penghulu” ini. (JP-Penulis Adalah Mahasiswi Jurusan Sastra Minangkabau, Universitas Andalas)

 


Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar