Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Pakai Karung Beras Bulog, Pengusaha Ini Dicurigai Melakukan Pengoplosan Beras

Tim Satgas Pangan Provinsi Jambi menemukan puluhan karung beras dengan merek karung logo bulog saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) dan penggerebekan di gudang beras Srimurti di kawasan Talangbakung, Kota Jambi, Rabu (30/8/2017). Dicurigai pengusaha ini melakukan pengoplosan beras bulog untuk dijual dipasaran. Kini Tim Satgas pangan Provinsi Jambi masih menyelidiki temuan tersebut. (IST)
Jambipos Online, Jambi-Tim Satgas Pangan Provinsi Jambi menemukan puluhan karung beras dengan merek karung logo bulog saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) dan penggerebekan di gudang beras Srimurti di kawasan Talangbakung, Kota Jambi, Rabu (30/8/2017). Dicurigai pengusaha ini melakukan pengoplosan beras bulog untuk dijual dipasaran. Kini Tim Satgas pangan Provinsi Jambi masih menyelidiki temuan tersebut. 

Sidak yang dilakukan oleh Satgas yang terdiri dari anggota kepolisian, Bulog, dan Dinas Perindustrian Provinsi Jambi ini, setelah petugas mendapatkan informasi dari masyarakat adanya penimbunan beras sejahtera (rastra) dengan menggunakan karung beras bulog di dalam gudang tersebut. Petugas pun langsung memeriksa setiap sudut gudang Srimurti tersebut. 

Setidaknya ada sekitar 200 ton beras terhampar tinggi dengan karung aneka merek. Namun yang mencolok petugas, banyak ditemukan karung beras merek bulog ukuran 50 kg. Namun Kepala Bulog Provinsi Jambi Muhammad Yusuf mengatakan, yang mereka temukan ini ternyata bukan merupakan beras Bulog yang dijual belikan, karena kemasan dan jahitannya sudah berbeda. 

“Bila dilihat dari sisi kemasan beras tersebut bukan berasal dari rastra, beras raskin. Beras bulog untuk rastra atau raskin hanya untuk penerima bukan diperjualbelikan secara bebas,” katanya. 

Sementara Pengurus Gudang Srimurti bernama Bambang mengatakan, beras-beras tersebut dibeli dari petani Palembang, Sumatera Selatan. 

“Dalam transaksinya, petani menggunakan karung beras dengan aneka merek, termasuk yang ada tulisan Bulog,” katanya. 

Bambang mengaku tidak tahu bila beras bertuliskan Bulog dilarang dijual belikan. Padahal, beras yang dijualnya adalah hasil pertanian di Palembang, Sumatera Selatan, dan bukan beras Bulog. 

“Saya tidak mengetahuinya. Pasalnya, kami membeli beras dari petani Palembang sudah ada merek Bulognya,” katanya. Kata Bambang, supaya tidak terulang lagi, dia mengimbau agar petani dalam menjual beras kepada pihaknya tidak lagi menggunakan karung 50 kg dengan merek Bulog. 

“Saya menginginkan dikemudian hari tidak terjadi masalah, sehingga dapat menciptakan rasa aman semua di Jambi,” katanya. Pihaknya juga akan mengganti karung beras yang ada merek Bulog dengan karung biasa, pantas dan tidak menimbulkan masalah. 

“Akan saya koordinasikan terlebih dahulu dengan pihak Bulog. Apakah karung tersebut dibakar atau kita serahkan langsung ke Bulog,” kata Bambang. (JP-04)

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar