Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Dampak Banjir, Petani Jambi Rugi Rp 31 Miliar


Puluhan hektar padi di Desa Kota Karang, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muarojambi terendam banjir sehingga terancam puso. Foto Asenk Lee Saragih/Jampos.

Jambipos Online, Jambi-Petani di Provinsi Jambi mengalami kerugian sekitar Rp 32 miliar akibat banjir yang melanda daerah itu satu bulan terakhir. Kerugian petani Jambi tersebut cukup besar karena areal sawah dan ladang yang rusak akibat banjir di daerah itu cukup luas. Sebagian besar tanaman pangan, baik padi, jagung dan kedelai yang terendam banjir di daerah itu puso. 

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jambi, Badrun Tamam di sela-sela Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jambi di Jambi, Rabu (29/3) menjelaskan, luas areal pertanian tanaman padi di Jambi yang terendam banjir sejak akhir Februari hingga akhir Maret ini mencapai 109.587  hektare (ha). Sekitar 43.000 ha atau 39 % tanaman padi yang dilanda banjir tersebut berumur antara 10 – 120 hari. Sebagian besar tanaman padi berumur di bawah satu bulan puso dan sebagian besar padi yang sudah berumur tiga bulan rusak. 

“Luas tanaman padi siap panen yang dipastikan gagal panen akibat banjir di sembilan kabupaten dan dua kota di Jambi mencapai 1.901 ha. Sedangkan total kerugian akibat banjir yang melanda ratusan ribu persawahan dan ladang di Jambi mencapai Rp 32 miliar. Kerugian itu dihitung dari luas areal tanaman padi yang puso akibat banjir dengan harga gabah kering panen (GKP) di Jambi saat ini rata-rata Rp 3.700/kg,”katanya.

Dijelaskan, untuk membantu para petani tanaman pangan korban banjir di daerah itu, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jambi  sudah mengusahakan pemberian asuransi. Asuransi yang diberikan kepada petani sebesar Rp 6 juta/ha. Kemudian para petani juga diberikan bantuan benih padi. Namun tidak semua petani bisa mendapatkan bantuan karena belum semua petani di daerah itu mengikuti asuransi pertanian.

“Saat ini kami masih menunggu data petani yang masuk asuransi pertanian dari daerah kabupaten dan kota. Berdasarkan data tersebut, baru bisa dicairkan dana asuransi untuk petani. Bantuan benih padi juga kami salurkan berdasarkan laporan kerugian petani dari kabupaten dan kota,”katanya.

Dijelaskan, areal pertanian tanaman pangan yang paling luas dilanda banjir di Jambi terdapat di Kabupaten Kerinci, yakni sekitar 23.100 ha, Merangin (21.500 ha) dan Kabupaten Tanjungjabung Timur (17.000 ha). Ketiga kabupaten yang paling parah dilanda banjir tersebut merupakan sentra pertanian padi terbesar di Jambi.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi, Erwan Malik mengatakan,  pihaknya kini mengupayakan percepatan bantuan kepada para petani korban banjir di daerah itu. Percepatan pemberian bantuan tersebut dilakukan agar para petani bisa kembali menanam padi pascabanjir. Selain itu Pemprov Jambi juga meningkatkan monitoring rekonstruksi pertanian pascabanjir.

“Pemprov Jambi kini mengintensifkan monitoring mengenai upaya-upaya perbaikan kerusakan fasilitas umum dan pertanian akibat banjir. Jambi sudah mendapatkan dana monitoring rekonstruksi pascabanjir dari Pemerintah Pusat 185 juta. Berdasarkan hasil monitoring tersebut, percepatan penanggulangan dampak banjir di Jambi dapat dilakukan. Baik dampak banjir terhadap fasilitas umum, maupun pertanian,”katanya. (SP)


(Sumber:  beritasatu.com)



Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar