Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Pencurian Gas Bersubsidi di Kota Jambi Meningkat


LANGKA: Minimnya ketersediaan gas elpiji melon (3kg) ditingkat pengecer mengakibatkan warga kesulitan mendapatkan gas melon. Tampak sebuah kapal kayu tengah menurunkan ribuan tabung gas melon di Sungai Batanghari Angso Dua Kota Jambi, Kamis (22/9). Foto Usman Muhammad


Jambipos Online, Jambi-Kelangkaan gas elpiji bersubsidi ukuran tabung 3 kg yang tidak teratasi  lagi di Kota Jambi membuat  warga makin resah. Bahkan, sulitnya mendapatkan gas bersubsidi mulai memicu segelintir oknum warga untuk mencuri tabung gas di toko-toko pengecer. Beberapa pengecer gas elpiji di Kota Jambi itu mengeluh akibat meningkatnya pencurian tabung gas di tengah kelangkaan gas bersubsidi di Kota Jambi.

“Kami sudah beberapa kali kehilangan tabung gas bersubsidi tabung 3 kg atau tabung melon selama terjadinya kelangkaan gas bersubsidi sepekan ini. Sebuah tabung gas 3 kg hilang dari toko kami, Selasa (20/9). Sebelum tabung gas tersebut hilang, seorang pembeli datang dan mendapatkan satu tabung gas 3 kg. Ketika saya mengambil kembalian uang pembeli tersebut, satu lagi tabung gas 3 kg yang tersisa sudah hilang,” kata Yulita (45), pengecer gas Paal V, Kotabaru, Kota Jambi Kamis (22/9).

Menurut Yulita, dia tidak lagi menjual gas bersubsidi tabung 3 kg sejak Selasa (20/9) siang karena pasokan gas dari agen tidak ada. Biasanya Yuli mendapatkan pasokan gas bersubsidi tabung 3 kg sebanyak 20 buah/hari. Kelangkaan gas bersubsidi tersebut membuat banyak warga yang mengeluh ketika hendak membeli gas ke toko Yulita.

“Namun gas ukuran tabung 5 kg dan 12 kg masih tersedia di toko saya. Namun warga enggan membeli gas tidak bersubsidi tersebut karena harganya dinilai terlalu mahal. Gas ukuran tabung 5 kg kami jual Rp 80.000/tabung dan gas ukuran tabung 12 kg kami jual Rp 155.000/tabung,” katanya.

Sementara itu, Ridho (36), warga Paal V, Kotabaru, Kota Jambi mengatakan sudah sepekan tidak bisa mendapatkan gas bersubsidi tabung 3 kg. Dua pangkalan dan beberaa pengecer gas bersubsidi di sekitar permukiman Ridho tidak ada yang menjual gas bersubsidi tabung 3 kg. Karena itu Ridho terpaksa membeli gas tabung 12 kg dengan harga Rp 155.000/tabung.

“Kami meminta pihak Pertamina Jambi memperhatikan kelangkaan gas bersubsidi di Kota Jambi ini agar warga jangan sampai resah. Pihak Pertamina Jambi diminta memantau kelangkaan gas bersubsidi sampai ke pangkalan guna mencegah penyelewengan distribusi gas bersubsidi,” katanya.

Ridho menduga, kelangkaan gas bersubsidi tabung 3 kg di Jambi merupakan permainan spekulan. Pasokan gas bersubsidi tabung 3 kg sengaja dikurangi menyusul mulai beredarnya gas ukuran tabung 5 kg di kota itu. Karena itu pengawasan distribusi gas bersubsidi di kota itu perlu ditingkatkan mencegah munculnya protes warga ke Pertamina Jambi dan Pemerintah Kota Jambi.

Secara terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Jambi, Komari mengatakan, pihaknya akan segera turun ke lapangan memantau kelangkaan gas bersubsidi. Kelangkaan gas bersubsidi tersebut diduga akibat ulah spekulan, bukan karena adanya pengurangan pasokan dari Pertamina Jambi. (JP-03)

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar