Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Ringkasan Analisis Pengendalian Inflasi Provinsi Jambi Februari 2016

 PEDAGANG CABEI DI PASAR ANGSO DUO JAMBI.DOK
Jambipos Online, Kota Jambi-Pada bulan Februari  2016, Kota Jambi tercatat mengalami inflasi sebesar 0,22% (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya (0,42%(mtm). Tetapi lebih tinggi dibandingkan realisasi inflasi nasional yang mengalami deflasi 0,09%(mtm).

Secara tahunan, inflasi Kota Jambi pada bulan Februari 2016 tercatat 4,51% (yoy). Inflasi utamanya disebabkan oleh kenaikan komoditas volatile food  seperti cabai merah, nanas,ikan gabus, udang basah, pisang, kangkung dan kacang panjang, komoditas administered price rokok kretek dan rokok kretek filter serta komoditas tarif jasa tukang bukan mandor yang merupakan kelompok inflasi inti.
 

Berkurangnya pasokan akibat banjir dan tingginya curah hujan selama bulan Februari 2016 menyebabkan gangguan pasokan pangan seperti ikan, cabai merah, buah dan sayur dan mendorong kenaikan harga. Namun demikian, turunnya tarif tenaga listrik (TTL) pada Januari 2016 dan Februari 2016 dapat menahan laju inflasi pada bulan laporan.
 

Sejalan dengan kondisi di Kota Jambi, Bungo tercatat mengalami inflasi 0,18% (mtm) dengan laju inflasi tahunan (year on year) tercatat sebesar 4,19%.
 

Tidak berbeda jauh dengan komoditas penyumbang inflasi Kota Jambi, Inflasi Bungo juga disebabkan kenaikan cabai merah,bayam, daging sapi, bawang putih  dan ikan mas dari kelompok volatile food, emas perhiasan, telepon seluler dan pasta gigi dari kelompok inti dan komoditas rokok kretek filter dan rokok putih dari kelompok administered price.
 

Memperhatikan perkembangan harga terkini dan berbagai kebijakan pemerintah/BUMN serta pelaku usaha, pada periode bulan Maret 2016 mendatang, diperkirakan akan terjadi inflasi sekitar 0,03%-0,53% (mtm), sedikit lebih tinggi dibandingkan bulan Februari 2016. Inflasi utamanya disebabkan kenaikan harga pangan seiring banjir yang melanda daerah sentra sehingga menyebabkan berkurangnya pasokan.
 

Namun demikian, dampak lanjutan penurunan TTL sesuai kebijakan tariff adjustment PLN bulan Februari 2016 dan Maret 2016 akan mengurangi tekanan pada pencapaian inflasi kedepan.
 

Ke depan, beberapa potensi risiko yang dapat menyebabkan tekanan inflasi yang lebih tinggi dari prakiraan (upside risk) antara lain risiko yang berasal dari kelompok volatile food yang disebabkan oleh tingginya curah hujan yang berpotensi menyebabkan banjir dan mengancam produksi bahan makanan dan risiko dari kelompok administered price seiring rencana pengalihan pelanggan listrik 900 VA ke 1.300 VA.
 

Namun demikian, terdapat potensi risiko yang dapat menurunkan tekanan inflasi seperti panen padi di Jambi yang sudah mulai berlangsung, realisasi impor beras oleh BULOG dan keputusan pemerintah untuk membatalkan penerapan PPN 10% terhadap komoditas daging sapi.
 

Dalam rangka menindaklanjuti hasil asesmen pengendalian inflasi. TPID Provinsi Jambi beserta TPID Kabupaten/Kota se-Provinsi Jambi akan memperkuat koordinasi dan mengambil langkah-langkah strategis dengan mengadakan rapat pemantauan kecukupan stok dan jalur distribusi bahan makanan dan energi.
 

Pemantauan penyaluran distribusi raskin kepada masyarakat dalam rangka menjaga kecukupan stok bahan pangan, mitigasi risiko inflasi dari pengalihan subsidi listrik dan komunikasi program dan kebijakan TPID yang efektif kepada masyarakat dalam rangka menginformasikan kecukupan stok, harga terkini untuk mencegah aksi spekulasi, kepanikan dan mengendalikan ekspektasi harga. (Rel/Lee)

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar