Jambipos Online, Kupang-
Sersan Mayor (Serma) Kristian Namo, ayah kandung dari Prajurit Dua (Prada) Lucky Cepril Saputra Namo yang tewas usai dianiaya senior TNI Angkatan Darat (AD) meminta agar kasus tersebut diusut tuntas. Ia juga mendesak seluruh pelaku diberi hukuman mati agar tidak ada lagi korban yang sama seperti anaknya.
"Saya tuntut keadilan, kalau bisa semua dihukum mati biar tidak ada Lucky-Lucky yang lain, anak tentara aja dibunuh apalagi yang lain," kata Kristian di kamar jenazah Rumah Sakit Wirasakti, Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT), seperti dilansir CNN Indonesia, Kamis (7/8/2025).
Kristian mengungkapkan amarahnya. Sebagai seorang prajurit TNI, dia mengaku akan terus menuntut keadilan atas tewasnya anak keduanya itu walaupun nyawa taruhannya. Kristian merupakan anggota Kodim 1627 Rote Ndao.
"Apa perlu korban terus, tidak ada yang bisa tutup mulut saya, siapapun itu. Untuk kebenaran dan keadilan, nyawa saya taruhannya," tegasnya.
Ia mengaku memang tak memiliki kekuatan, tapi keadilan harus tetap ditegakkan dan harus tetap berani dengan segala situasi.
"Tidak ada dokter Forensik di RS TNI ? Ada apa sebenarnya ini ??? Untung Prada Lucky ayahnya tentara juga. Bagaimana kalau orang tuanya hanya petani atau nelayan atau orang kecil, pasti jasad almarhum akan di lenyapkan seketika tanpa ada jejak," tulis akun FB Dommye Sirr Yirtang Guach sembari mengirimkan sebuah video pendek.
"Aku tidak mengenal secara pribadi, Lucky. Tapi kisahmu membuat banyak hati ikut hancur. Kau gugur bukan di medan perang, bukan karena tugas mulia di medan bakti, tapi gugur ditangan orang-orang yang menjadi saudara seperjuangan dan kekerasan yang tak seharusnya ada di antara saudara sendiri."ujar Naida Saragih.
"Orang tua menyerahkanmu dengan penuh bangga, yakin kau akan aman, berkembang dan dihormati di tempat pengabdianmu. Yang mereka terima justru kabar duka, dengan luka-luka di tubuhmu yang bercerita tentang betapa kejamnya perlakuan yang kau alami," sebut Naida Saragih.
"Rasa marah, kecewa, dan sedih itu nyata. Dan aku ikut berharap, dari hati yang paling dalam, agar semua pelaku dihukum setimpal, tanpa pandang bulu. Agar keluarga yang kehilangan ini bisa sedikit lega, meski keadilan tidak akan pernah bisa mengembalikanmu. Selamat jalan, Prada Lucky. Semoga Tuhan menempatkanmu di tempat terbaik, dan semoga kisahmu menjadi akhir dari kekerasan di tempat yang seharusnya menjadi rumah ter aman,"tulis Naida Saragih lewat akun FBnya.
Identitas 20 Anggota TNI yang Diduga Terlibat Penganiayaan Prada Lucky Namo
Pemukulan mengunakan selang
- Letda Inf Thariq Singajuru
- Sertu Rivaldo Kase
- Sertu Andre Manoklory
- Sertu Defintri Arjuna Putra Bessie
- Serda Mario Gomang
- Pratu Vian Ili
- Pratu Rivaldi
- Pratu Rofinus Sale
- Pratu Piter
- Pratu Jamal
- Pratu Ariyanto
- Pratu Emanuel
- Pratu Abner Yetersen
- Pratu Petrus Nong Brian Semi
- Pratu Emanuel Nibrot Laubura
- Pratu Firdaus
Pemukulan dengan tangan
- Pratu Petris Nong Brian Semi
- Pratu Ahmad Adha
- Pratu Emiliano De Araojo
- Pratu Aprianto Rede Raja
Aksi penganiayaan itu berdampak pada kondisi kesehatan Prada Lucky Namo. Pada Senin (4/8/2025) pukul 23.30 Wita, Prada Lucky Namo masuk ruang ICU RSUD Aeramo, Nagekeo.
Kondisi Tubuh Prada Lucky Namo
Kondisi prajurit TNI Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) mengenaskan. Tubuhnya dipenuhi lebam dan bekas luka.
Hal ini diketahui dari dua foto yang beredar. Foto pertama Prada Lucky Namo dibaringkan menyamping, dibantu petugas yang memakai sarung tangan. Dia tidak memakai baju sehingga bagian belakangnya terekspose.
Tampak bekas luka menyebar di sekujur belakangnya, dari pinggang sampai ke bahu. Diduga foto itu diambil saat petugas hendak memandikan jenazah Prada Lucky Namo saat berada di RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo.
Foto kedua Prada Lucky Namo tidur tengadah. Meski ditutup kain putih namun bagian perut dan dadanya terekspose. Dada bidangnya tertempel beberapa alat medis.
Luka lebam tampak jelas terlihat di dada dan perut. Lewat dua foto ini, menguatkan dugaan bahwa Prada Lucky Namo menjadi korban penganiayaan.
Seorang warga yang membantu mengurus jenazah Prada Lucky Namo mengungkapkan bahwa tubuh anggota Batalyon Teritorial Pembangunan/834 Wakanga Mere (Yonif TP/834/WM) Nagekeo ini dipenuhi luka lebam dan sayatan di beberapa bagian.
Prada Lucky Namo meninggal dunia di RSUD Aeramo pada Rabu (6/8/2025) sekitar pukul 11.23 Wita, setelah dirawat sejak Sabtu (2/8/2025).
Saat dirawat sejak Sabtu (2/8/2025), dalam kondisi lemah, Prada Lucky Namo sempat menyampaikan kepada seorang dokter bahwa dirinya mengalami tindak kekerasan dari sesama prajurit TNI.
Prada Lucky Namo merupakan putra pasangan suami istri Sersan Mayor Christian Namo dan Sepriana Paulina Mirpey. Ayahnya merupakan seorang anggota TNI yang saat ini bertugas di Kodim 1627 Rote Ndao.
Sang ayah menjemput jenazah Prada Lucky Namo di RSUD Aeramo kemudian membawanya ke Kupang. Jenazah Prada Namo tiba di Bandara El Tari Kupang pada Kamis siang, disambut isak tangis anggota keluarga.
Sersan Mayor Christian Namo mengungkapkan bahwa putranya sempat curhat kepada dokter yang merawatnya bahwa dipukul senior di barak. "Dia mengaku kepada dokter dipukuli oleh seniornya di barak," ujarnya, Kamis (7/8/2025).
Sersan Mayor Christian Namo tak terima anaknya dihajar hingga tewas. "Saya akan kejar pelakunya sampai ke mana pun. Anak saya sudah tidak ada, saya tuntut keadilan," tegasnya.
Ia mengungkapkan kondisi sang putra sebelum meninggal dunia. Tubuh Prada Lucky Namo dipenuhi luka lebam dan sayatan. Ada juga luka seperti sulutan api rokok.
Pada bagian punggung korban penuh bekas hantaman benda keras, sementara lengan dan kakinya terdapat luka bakar mirip sundutan rokok.
Sersan Mayor Christian Namo menduga, putranya tewas akibat ginjal pecah dan paru-paru bocor. Dandim 1625 Ngada, Letkol Czi Deny Wahyu Setiyawan, membenarkan kabar Lucky menjadi korban penganiayaan seniornya.
Ia menegaskan kasus ini masih dalam proses penyelidikan. Subdetasemen Polisi Militer juga telah mengambil keterangan prajurit yang terindikasi terlibat dalam kasus ini.
"Betul. Tapi kejadian dan siapa pelakunya, saya tidak tahu karena itu wewenang Batalyon," kata Deny, Rabu (6/8/2025) malam.
Pihak Polisi Militer TNI tengah menyelidiki kasus kematian Prada Lucky Namo. Menurut Komandan Brigade Infanteri (Brigif) 21/Komodo, Letkol Inf Agus Ariyanto, kasus tersebut sedang ditangani penyidik Polisi Militer.
“Kita serahkan semuanya kepada penyidik dalam hal ini Polisi Militer,” ujar Agus, dilansir dari Kompas.com, Kamis (7/8/2025).
Agus menegaskan bahwa penyelidikan dilakukan untuk mengungkap kasus kematian Prada Lucky Namo, termasuk pelaku dalam kejadian itu. Sebab, ada dugaan Prada Lucky tewas akibat dianiaya seniornya.
Apabila terbukti korban meninggal dunia karena dianiaya, maka pelaku akan diproses sesuai aturan yang berlaku. “Tentunya nanti akan proses selanjutnya,” kata dia.
Kronologi:
Sabtu (2/8/2025)
- Prada Lucky dilarikan ke RSUD Aeramo dalam kondisi sadar namun lemah.
- Saat pemeriksaan awal, ia mengaku kepada seorang dokter di ruang radiologi bahwa ia menjadi korban kekerasan oleh rekan sesama prajurit.
- Luka memar dan sayatan sudah terlihat saat itu.
Minggu (3/8/2025)
- Kondisinya memburuk. Tim medis melakukan observasi lanjutan dan mencatat adanya penurunan kesadaran.
- Keluarga korban mulai diberitahu tentang dugaan penganiayaan.
Senin (4/8/2025)
- Pihak rumah sakit memberi laporan informal kepada aparat militer setempat mengenai temuan medis yang mencurigakan.
- Beberapa anggota keluarga dari luar kota mulai berdatangan ke Nagekeo.
Selasa (5/8/2025)
- Kondisi Prada Lucky semakin kritis. Ia tidak lagi merespons saat diajak bicara.
- Pihak keluarga meminta agar penyebab luka dipastikan melalui visum et repertum.
Rabu (6/8/2025) pukul 11.23 Wita
- Prada Lucky dinyatakan meninggal dunia. Tangis keluarga pecah di ruang IGD.
- Jenazah lalu dipindahkan ke kamar jenazah RSUD Aeramo.
Kamis (7/8/2025)
- Jenazah Prada Lucky Namo tiba di Kupang
- Jenazah disemayamkan di Asrama Tentara Kuanino Kupang.
(JPO-Berbagaisumber/AsenkLeeSaragih)
0 Komentar
Komentar Dilarang Melanggar UU ITE