Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Gubernur Jambi Al Haris: Komplek Candi Muarojambi Harus Mendunia

Gubernur Jambi Al Haris saat menyampaikan sambutan pada acara Peringatan Hari Raya Waisak, bertempat di Candi Kedaton Muarojambi, Minggu (22/05/2022). (Foto-Foto: DiskominfoProvJambi)

Jambipos, Jambi- Gubernur Jambi, H Al Haris meminta lewat momentum Peringatan Hari Raya Waisak di Candi Muarojambi merupakan bukti sejarah peradaban Buddha di Provinsi Jambi dan perlu dibuat mendunia. Peringatan hari raya waisak ini menjadi bukti sejarah, bahwasanya Candi Muarojambi menjadi bukti peradaban Buddha di Indonesia, dan Candi Muarojambi ini merupakan universitas Buddha tertua.

Hal ini diungkapkan Gubernur Jambi Al Haris saat menyampaikan sambutan pada acara Peringatan Hari Raya Waisak, bertempat di Candi Kedaton Muarojambi, Minggu (22/05/2022). 

Al Haris mengatakan, Pemerintah Pusat siap membantu proses pemugaran Candi Muarojambi. “Bapak Presiden Joko Widodo telah menyetujui proses pemugaran Candi Muarojambi. Nantinya Pemerintah Pusat akan membantu proses pemugaran sebesar 1,5 Triliun, dan tahun ini kita menganggarkan sebesar 260 Miliar," kata Al Haris.

Al Haris mengungkapkan, Pemerintah Provinsi Jambi juga menyiapkan 2 buah bus untuk umat Hindu-Buddha di Provinsi Jambi. "Bus ini kita siapkan untuk umat Hindu-Buddha yang ingin beribadah di Candi Muarojambi," ungkap Al Haris.

Sementara itu, Ketua Perkumpulan Umat Buddha Jambi (PUBJ), Fang Sheng menyatakan, Perayaan Hari Raya Waisak di Candi Muarojambi merupakan momen menyatukan umat Buddha di Provinsi Jambi.
“Perayaan ini menjadi momentum menyatukan umat Buddha di Provinsi Jambi, dan hari ini berkumpul 28 Vihara di Candi Muaro Jambi untuk melaksanakan perayaan hari raya waisak ini," tutur Fang Sheng.
Sementara itu, perayaan Waisak 2566 BE di Candi Kedaton, kompleks Candi Muarojambi, Minggu (22/5/2022) pagi hingga siang berlangsung khidmat, tertib dan aman. 

Sekitar 2.000 orang umat Buddha di Jambi antusias mengikuti seluruh rangkaian acara ibadah Waisak tersebut. Mulai dari acara paradaksina atau mengelilingi Candi Kedaton hingga pelaksanaan ibadah di dalam areal Candi Kedaton. 

Tampil sebagai pemberi renungan atau khutbah pada kesempatan tersebut, Biksu Shangha Vihara Wirutama Jakarta, Dharma Vuddho. 

Menurut Bhiksu (Bhante) Dharma Vuddho, perayaan Waisak 2566 BE secara tatap muka dengan mengundang banyak umat di Candi Muarojambi merupakan yang kedua dilaksanakan di Indonesia di tengah meredanya pandemi Covid-19. Sebelumnya sudah digelar peraywaan Waisak 2566 BE secara tatap muka di Candi Borobudur, Jawa Tengah, Senin (16/5/2022). 

Dikatakan, perayaan Waisak 2566 BE tahun ini menetapkan tema “Moderasi Antaragama untuk Membangun Kedamaian Demi Persatuan dan Pembangunan Indonesia”. Untuk mencapai hal tersebut, umat Buddha di Indonesia diminta melaksanakan enam sikap dan perilaki bijak. 

Keenam sikap tersebut, berbicara dengan cinta kasaih, sesuai perkataan di hadapan dan di belakang sesame atau saudara. Kemudian bertingkah laku sopan, berpikiran penuh cinta kasih, saling berbagi, bersatu dalam oralitas dan memiliki pandangan maupun pengetahuan yang sama. 

“Salah satu membuktikan rasa cinta kasih dan persatuan di tengah pandemi Covid-19 ini, yakni memberi atau berbagi kepada orang – orang yang membutuhkan. Berbagi pada masa pendemi ini menjadi momentum berbagi secara tepat, yakni benar-benar menolong orang terdampak Covid-19 yang membutuhkan pertolongan,”katanya.

Perayaan Waisak 2566 BE di Candi Kedaton tersebut menerapkan protokol kesehatan (prokes). Seluruh peserta wajib menjalani pemeriksaan suhu tubuh di pintu gerbang lokasi perayaan Waisak. Kemudian seluruh umat dan pendeta yang hadir pada perayaan Waisak tersebut juga memakai masker. (JP-Asenk Lee Saragih)















Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar