Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Kerusakan Hutan, Pemicu Banjir dan Longsor di Jambi

Banjir di Kota Jambi. (Dok Antara)

Jambipos, Jambi
-Kerusakan hutan yang semakin parah menjadi salah satu pemicu utama seringnya terjadi bencana banjir dan longsor di Provinsi Jambi. Parahnya kerusakan hutan di kawasan daerah aliran sungai (DAS) Batanghari mulai dari daerah hulu di Kabupaten Kerinci hingga ke hilir di Kabupaten Tanjungjabung Timur menyebabkan daerah tangkapan air di daerah itu berkurang drastis.

"Rusaknya hutan di daerah tangkapan air di kawasan hulu Sungai Batanghari membuat banjir cepat terjadi setiap musim hujan. Kemudian kerusakan hutan di DAS Batanghari juga menyebabkan semakin tingginya sedimentasi (pendangkalan) sungai, sehingga sungai-sungai di Jambi selalu cepat meluap di kalan curah hujan tinggi seperti saat ini,” kata Koordinator Bidang Komunikasi Komunikasi Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi Jambi, Sukmareni kepada Suara Pembaruan di Jambi, Senin (30/11/2020).

Menurut Sukmareni, menurut kajian KKI Warsi Jambi, semakin meluasnya kerusakan hutan dan meningkatnya sedimentasi sungai di Jambi membuat bencana banjir di daerah itu semakin sering terjadi. Banjir di Jambi beberapa tahun terakhir terjadi hingga empat kali dalam setahun. Umumnya banjir terjadi setiap musim hujan seperti di aal tahun dan akhir tahun seperti saat ini.

Dijelaskan, luas kerusakan hutan di Provinsi Jambi selama 15 tahun terakhir sudah mencapai 1,18 juta hektare (ha) atau 56 persen dari total 2,1 juta ha hutan di daerah itu. Kemudian hutan alam yang telah beralih fungsi menjadi perkebunan dan HTI di Jambi mencapai 883.000 ha.

“Sebagian besar kerusakan hutan tersebut berada di kawasan resapan air daerah aliran sungai (DAS) Batanghari, mulai dari kawasan hulu, Kabupaten Kerinci hingga hilir, Kabupaten Tanjungjabung Timur,” katanya.

Menurut Sumareni, kerusakan hutan di Jambi tersebut jauh di bawah syarat minimum keseimbangan ekosistem yaitu 30 %. Ketidak-seimbang ekosistem disebabkan oleh alih fungsi hutan untuk berbagai peruntukan. "Kerusakan dan alih fungsi hutan menjadi kebun sawit dan HTI di Jambi menyebabkan semakin seringnya terjadi bencana banjir dan longsor,” katanya.

Sukmareni mengatakan, seiring dengan meluasnya kerusakan hutan tersebut, jumlah desa yang sering dilanda banjir di Jambi juga terus bertambah. Jumlah desa yang sering dilanda banjir di Jambi saat ini mencapai 244 desa. Areal pertanian dan pemukiman yang selalu terendam banjir di seluruh desa tersebut mencapai 180.305 ha.(JP-SP)

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar