Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Demam Berdarah Mewabah, Pemkot Jambi Diminta Lakukan Pengasapan

Pengasapan untuk mencegah penularan penyakit demam berdarah dengue. ( Foto: Antara / Muhammad Iqbal )
Jambipos, Jambi- Kalangan DPRD Provinsi Jambi meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi segera melakukan fogging (pengasapan) menyusul kian mewabahnya penyakit demam berdarah dengue (DB) di Kota Jambi saat ini. Selain itu Jajaran Dinas Kesehatan Kota Jambi juga perlu melakukan pembagian obat pembasmi jentik nyamuk, bubuk abate secara gratis kepada warga masyarakat.

“Fogging cara paling cepat mencegah peningkatan kasus DBD di Kota Jambi. Karena itu Pemkot Jambi harus segera melakukan fogging secepatnya di seluruh daerah endemik DBD di Kota Jambi. Warga perlu mendapatkan bubuk abate untuk mencegah berkembangnya jentik nyamuk di bak-bak air di rumah warga”,kata anggota DPRD Provinsi Jambi, Ivan Wirata di Jambi, Rabu (8/1/2020).

Menurut Ivan Wirata, penyakit DB kian mewabah di Kota Jambi dan beberapa kabupaten menyusul cuaca ekstrem, hujan dan panas yang datang silih berganti di daerah itu. Cuaca ekstrim yang tidak disertai dengan peningkatan pencegahan dan pemberantasan nyamuk Aedes Aegypti membuat kasus DB di Jambi terus meningkat.

“Saat ini rumah sakit di Kota Jambi dipenuhi pasien DB. Sebagian besar pasien DB berasal dari kanak-kanak dan remaja. Banyaknya kasus DB ini jangan dibiarkan, sebab kasus meninggal akibat DB di Jambi juga sudah mencapai belasan orang,”ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Kota Jambi, Ida Yuliati mengatakan, kasus DBD di Kota Jambi satu tahun terakhir cukup tinggi. Kasus DB di kota itu mulai 1 Januari – 31 Desember 2019 mencapai 694 kasus dan 11 kasus di antaranya meninggal. Sedangkan kasus DBD di kota itu 1-3 Januari 2020 sudah mencapai sembilan kasus.

Dijelaskan, pihaknya sudah melakukan beberapa kali fogging untuk mencegah dan memberantas nyamuk DB tahun lalu. Fogging juga akan segera dilakukan kembali menyusul masih tingginya kasus DB di kota itu saat ini.

Dijelaskan, tingginya kasus DB di Kota Jambibeberapa bulan terakhir disebabkan cuaca ekstrem. Hujan dan panas yang silih berganti membuat genangan air banyak dan hal itu membuat nyamuk DB cepat berkembang.

“Selain itu kebersihan lingkungan di beberapa daerah permukiman dan sekolah di Kota Jambi juga membuat penyakit DB meningkat. Karena itu kami terus melakukan sosialisasi agar warga masyarakat terus meningkatkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan menutup genangan air, mengubur kaleng-kaleng atau plastik bekas dan menguras bak mandi,”ujarnya.

Sementara itu warga Kota Jambi semakin banyak yang resah menyusul tidak adanya fogging di permukiman mereka. Sementara kasus DB di kota itu terus meningkat dan rumah sakit dipenuhi pasien penderita DB.

Rosen Saragih (46), warga Jelutung, Kota Jambi mengatakan, seorang anaknya terkena penyakit DB diduga akibat menyebarnya nyamuk Aedes Aegypti di permukiman mereka. Penyebaran nyamuk penyebab DB tersebut meluas karena tidak adanya fogging.

“Saya khawatir penyakit DB di permukiman kami terus meningkat akibat tidak ada fogging. Supaya penyakit DB tidak bertambah di permukiman kami, kami minta dinas kesehatan melakukan fogging,”katanya.

Menurut Rosen Saragih, warga Kota Jambi juga resah akibat sulitnya pasien penderita DB mendapatkan perawatan di rumah sakit dengan menggunakan fasilitas Badan Pelaksana Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

“Pengalaman saya ketika anak saya terkena DB pekan lalu, pihak rumah sakit tidak bersedia merawat anak saya menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan dengan alasan trombositnya belum di bawah 100.000. Padahal kondisi anak saya mulai lemah dan terus panas dingin. Akhirnya anak saya dirawat di rumah,”ujarnya.

Secara terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jambi, Eva Susanti mengatakan, kasus DB se-Provinsi Jambi hingga akhir Desember 2019 mencapai 1.869 kasus dan 13 orang meninggal. Kondisi tersebut membuat Provinsi Jambi masuk kategori zona kuning DB.

Kasus DB tertinggi di Provinsi Jambi tahun lalu, kata Eva Susanti terjadi pada musim hujan Januari – Februari dan November Desember. Kasus DB di Jambi Januari tahun lalu mencapai 406 kasus dan tiga kasus meninggal dunia. Sedangkan pada November tahun lalu, kasus DB di Jambi 306 kasus dan satu kasus meninggal dunia.(JP-SP)

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar