Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Panen Padi di Bungo Tak Maksimal

Proyek Operasional dan Pemeliharaan Daerah Irigasi di Suban, Kabupaten Tanjungjabung Barat. IST
Jambipos Online, Bungo-Keterbatasan sarana dan prasarana irigasi di sentra-sentra pertanian tanaman padi di Bungo juga membuat perluasan areal tanam maupun peningkatan produksi padi tidak maksimal. Potensi sawah di Kabupaten Bungo mencapai 7.000 hektare (ha). Namun potensi sawah tersebut yang sudah digarap belum mencapai 50 persen.

Potensi sawah di sentra padi Desa Lubuklandai sekitar 1.300 ha. Potensi sawah tersebut baru digarap sekitar 180 ha. Irigasi teknis di Desa Batanguleh, Bungo yang mampu mengairi sawah sekitar 650 ha tidak sampai ke Desa Lubuklandai.

Berbagai sentra pertanian tanaman padi di Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi hingga kini masih sangat miskin sarana dan prasarana irigasi. Karena itu, para petani di daerah itu sulit meningkatkan intensifikasi penanaman padi hingga dua kali setahun. Terbatasnya sarana dan prasarana irigasi itu juga membuat banyak petani padi di Bungo mengandalkan sawah tadah hujan dan ladang.

Demikian dikatakan Bupati Bungo, Mashuri ketika mencanangkan Gerakan Tanam Padi dan Peningkatan Produksi bersama Gubernur Jambi, Zumi Zola, di Desa Lubuklandai, Kecamatan Tanah Sepenggal, Kabupaten Bungo, Sabtu (21/10/2017).

 “Kesulitan pengairan tersebut juga membuat realisasi pencetakan sawah baru di Bungo tahun ini sangat minim, yakni baru mencapai 36 ha dari target 150 ha,” katanya.

Mashuri menambahkan, produktivitas padi di Bungo sendiri saat ini, termasuk di Desa Lubuklandai masih berada pada angka rata-rata 5,4 ton/ha. Sedangkan target produktivitas padi di Bungo tahun ini rata-rata 6,5 ton/ha.

“Bila irigasi dibangun, luas areal tanam padi, panen padi dan produktivitas panen padi di Bungo bisa mencapai target tersebut,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Provinsi Jambi, Akhmad Mausul pada kesempatan tersebut mengatakan, kemiskinan sarana dan prasarana irigasi menjadi kendala utama pengembangan pertanian tanaman padi di Bungo selama ini. Sulitnya pengairan sawah membuat para petani daerah itu lebih banyak menanam padi sekali setahun.

"Sulitnya pengairan tersebut membuat pengembangan pertanian tanaman padi di Bungo sulit mencapai hasil maksimal. Terkadang hasil penanaman padi sekali setahun pun sering gagal akibat bencana banjir maupun kemarau. Karena itu, pembangunan irigasi di Bungo perlu ditingkatkan agar para petani bisa menanam padi dua kali setahun,” katanya.

Dikatakan, untuk membantu para petani di Bungo meningkatkan luas tanam dan produksi padi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi memberikan bantuan alat industri pertanian (alsintan) tahun ini. Bantuan alsintan tersebut, yakni traktor tangan 45 unit, traktor besar dua unit dan pompa air 11 unit.

Selain itu para petani padi di Bungo juga diberikan bantuan benih padi dan pupuk. Melalui bantuan tersebut, realisasi tanam padi di Bungo hingga Oktober 2017 sudah mencapai 6.036 ha atau sekitar 86,23 persen dari target tanam padi di Bungo tahun ini 7.000 ha.

Sementara itu, Gubernur Jambi, Zumi Zola pada kesempatan itu mengatakan, pembangunan irigasi teknis di Bungo beberapa tahun ini sulit dilakukan karena keterbatasan anggaran pembangunan pertanian daerah. Keterbatasan anggaran itu dipengaruhi pengurangan dana alokasi khusus (DAK) dari pemerintah pusat ke daerah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten.

Namun, lanjut Zumi Zola, pihaknya akan terus berupaya meningkatkan pembangunan irigasi di Jambi. Untuk tahun 2018, Pemprov Jambi akan memperjuangkan peningkatan dana pembangunan infratruktur pertanian di tingkat pemerintah pusat.

Menurut Zumi Zola, kendati sarana irigasi masih terbatas, para petani di Bungo diharapkan tidak mengalihkan sawah mereka menjadi kebun sawit. Alih fungsi lahan pertanian pangan tersebut akan menambah kesulitan peningkatan produksi padi di daerah itu.(JP-03)

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar