Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Bernuansa Akulturasi, Cap Go Meh di Jambi Bangkitkan Semangat Toleransi


Atraksi seni tradisional Tionghoa, barongsai menjadi salah satu daya tarik bagi penonton pada Festival Cap Go Meh di lapangan kantor Wali Kota Jambi, Jumat (10/2/2017) malam.

Jambipos Online, Jambi- Pendekatan seni budaya tampaknya masih tetap bisa menjadi andalan untuk menjalin kerukunan di tengah masyarakat yang majemuk. Bahkan pendekatan seni budaya cukup mampu mengikis benih-benih konflik bernuansa suku, agama, ras dan antargolongan (SARA). Peran seni budaya menjadi perekat hubungan sosial tersebut terekam dari festival Cap Go Meh atau hari ke-15 perayaan tahun baru Imlek 2568 di Kota Jambi.

“Kami memang merancang secara khusus agar perayaan Cap Go Meh di Jambi tidak hanya dinikmati warga Tionghoa. Karena itu Festival Cap Go Meh di Jambi kami gelar dengan gaya akulturasi. Pada festival tersebut digelar berbagai seni budaya yang tumbuh di tengah masyarakat Jambi. Baik itu seni budaya Tionghoa, Arab, Melayu, Flores, Minangkabau dan Bali. Masyarakat Jambi sangat antusias menyaksikan Cap Go Meh akulturasi tersebut,” kata Ketua Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Mataknin) Provinsi Jambi, Johan Taslim di sela-sela Festival Cap Go Meh di lapangan kantor Wali Kota Jambi, Jumat (10/2) malam.

Festival Cap Go Meh pertama kali di Kota Jambi yang disaksikan ribuan warga tersebut turut dihadiri Wali Kota Jambi, Syarif Fasha. Berbagai atraksi seni budaya Tionghoa seperti barongsai, tatung (mirip debus/ilmu kebal) yang ditampilkan pada festival tersebut mempu memukau hadirin. Kemudian seni tari Melayu, tarian Flores, Minangkabau, Bali dan seni musik Arab yang digelar pada festival juga menyita perhatian.

Johan Taslim mengatakan, perayaan Cap Go Meh yang dilaksanakan di halaman kantor pemerintahan tersebut diharapkan menjadi ajang pembauran warga Tionghoa dengan masyarakat berbagai etnis dan agama di Jambi. Melalui pergelaran seni budaya Tionghoa dan nusantara pada Festival Cap Go Meh tersebut, berbagai kelompok masyarakat di Jambi bisa saling mengenal lebih dekat saudara sebangsa.

“Jadi melalui pendekatan budaya, sekat-sekat di tengah masyarakat semakin bisa dikikis, sehingga semakin tercipta sikap toleransi dan kerukunan. Melalui Cap Go Meh akulturasi ini kami juga mengharapkan seluruh umat Konghucu di Jambi semakin membaur, memiliki jiwa persatuan, tanpa membedakan suku, agama dan antar golongan untuk kemajuan Provinsi Jambi,”katanya.

Sementara itu, Wali Kota Jambi, Syarif Fasha pada kesempatan tersebut mengatakan, Festival Cap Go Meh di Kota Jambi diharapkan mampu membangkitkan semangat toleransi di tengah masyarakat Jambi. Pentas seni budaya Tionghoa yang dipadu dengan seni budaya berbagai etnis di Jambi bisa menjadi momentum bagi segenap warga masyarakat Kota Jambi membangun saling pengertian, saling menghargai dan hidup rukun.

“Segenap warga Kota Jambi kami harapkan bisa tetap hidup rukun, bersama-sama membangun Jambi dan bangsa kita. Karena itu melalui festival budaya dalam rangka perayaan Cap Go Meh di luar lingkungan kelenteng ini, pembauran warga Tionghoa dan warga masyarakat Jambi semakin baik,”katanya.

Dikatakan, pergelaran seni budaya Tionghoa dan nusantara pada perayaan Cap Go Meh di Kota Jambi tersebut juga menjadi salah satu agenda wisata bagi warga kota itu. Karena itu Festival Cap Go Meh tersebut digelar di lolasi yang dekat dengan masyarakat, yakni di lapangan kantor Wali Kota Jambi, bukan di kelenteng atau wihara.

Secara terpisah, Gubernur Jambi, Zumi Zola dalam sambutannya yang disampaikan pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi, Erwan Malik pada perayaan Cap Go Meh di Kelenteng Klenteng Hok Kheng Tong, Kota Jambi, Sabtu (11/2) malam mengapresiasi perayaan Cap Go Meh bernuansa akulturasi di Jambi.

Melalui pergelaran seni budaya Tionghoa dan nusantara yang digelar pada perayaan Cap Go Meh di Jambi, semua kalangan dan elemen masyarakat di Jambi semakin membaur dan mampu menjaga kerukunan di Provinsi Jambi. Perayaan Cap Go Meh bernuansa akulturasi di daerah itu diharapkan mampu membangun kebersamaan bagi segenap elemen masyarakat Jambi agar tetap menjaga suasana kondusif, serta bersama-sama mewujudkan kerukunan dan perdamaian.

“’Persatuan dan kebersamaan itu sangat baik dan menjadi modal penting dalam pembangunan. Karena itu saya meminta seluruh elemen masyarakat Jambi senantiasa menjaga dan memelihara persatuan dan kebersamaan,”katanya. (SP)

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar