Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Kenapa Wujud TSK “Penista Agama” Ornamen Natal Novita Hotel Jambi "Disembuyikan!" Ada Apa?


Kapolda Jambi Brigjen Pol Yazid Fanani (kedua dari kiri) didampingi Gubernur Jambi H Zumi Zola (tengah), Kajati Jambi JW Purba (kedua dari kanan) dan Walikota Jambi Sy Fasha (paling kiri) di Gedung Siginjai Polda Jambi, Kamis (5/1/2017). IST

Jambipos Online, Jambi-Seluruh insan pers tadinya berharap wujud pakai sebo tersangka kasus dugaan penistaan Agama pada Ornamen Natal di Hotel Novita Kota Jambi dapat diperlihatkan kepada publik saat Press Release yang dilakukan di Ruang Siginjei Polda Jambi, Kamis (5/1/2017) siang.

Namun hingga Press Release, wujud TSK tak kunjung dihadirkan kehadapan wartawan. Biasanya saat ekspose kasus di Mapolda Jambi barang bukti dan tersangka diperhadapkan ke publik, dengan tersangka memakai sebo. Namun pada ekspose kali ini wujud tersangka tak ada dihadirkan. (Baca: Tersangka RZ Mahasiswa Semester II)

Hal ini masih menjadi tanda tanya publik kenapa begitu sulitnya Mapolda Jambi menampakkan wujud tersangka dan barang bukti. Namun dengan alasan masih dalam pengembangan, sehingga tersangka tidak dihadirkan ke publik. 

Pihak aparat juga berencana mengembangkan kasus ini, hingga diduga ada terungkap siapa aktor intelektualnya. Kemudian pemosting gambar dan video ke sosial media yakni Bram Aprianto juga sempat diperiksa sebagai saksi. Pasalnya karena postingan disosial media itu jadi viral sehingga mengundang reaksi massa dan berujung pada unjukrasa hingga penutupan paksa Novita Hotel Jambi.

Ada Titik Cerah

Gubernur Jambi,H.Zumi Zola,S.TP,MA menyatakan bahwa dirinya bersyukur Kepolisian Daerah (Polda) Jambi telah menetapkan pelaku permasalahan di Hotel Novita. "Alhamdulillah, kita mendapat titik cerah permasalahan di Hotel Novita," ujar Zola dalam Press Release Ungkapan Kasus Dugaan Penistaan Agama TKP Hotel Novita Kota Jambi, bertempat di Ruang Siginjei Polda Jambi, Kamis (5/1/2017) siang.

Press release tersebut untuk mengungkap pelaku pembuat ornamen pohon natal yang berlafaz Allah di Hotel Novita, Kota Jambi pada minggu keempat Desember 2016. “Alhamdulillah menjelang Perayaan HUT Provinsi Jambi, tepatnya sehari sebelum HUT Provinsi Jambi, kita mendapat titik cerah dari permasalahan di Hotel Novita," tutur Zola.

"Alhamdulillah, kita harus bersyukur kepada Allah SWT, akhirnya, kasus insiden di Hotel Novita ini dapat terungkap melalui upaya yang luar biasa dari kepolian, Polda Jambi, yang terus-menerus dan dalam waktu yang singkat. Kita apresiasi pihak kepolisian," kata Zola.

"Tadi sudah disampaikan, pelakunya adalah laki-laki, statusnya pegawai di Hotel Novita, umur kurang lebih 20 tahun, Inisial RZ. Motifnya tidak ada hubungan dengan agama, atau mau melecehkan agama, tidak. Itu disampaikan langsung oleh yang bersangkutan. 

Setelah mengakui perbuatannya, dia mengatakan, motifnya adalah motif pribadi, merasa tidak puas dengan upah yang diberikan oleh pihak hotel. Itu sudah disampaikan dan masuk ke dalam penyelidikan, diperkuat dengan bukti-bukti yang didapat, dan juga koordinasi dengan pihak kejaksaan. 

Saat ini dalam proses penyelidikan untuk melengkapi berkas, untuk dipelajari ada kemungkinan lain atau tidak, tetapi semua kemungkinan itu harus bisa dibuktikan secara hukum, tidak bisa hanya duga-duga, tidak bisa hanya isu-isu," jelas Zola.

"Kita sepakat permasalahan ini kita percayakan pada proses hukum yang berlaku. Kita juga sepakat bahwa siapapun pelakunya harus dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku," tambah Zola.

Zola menjelaskan, Pemerintah Provinsi Jambi beserta Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Provinsi Jambi dan Pemerintah Kota Jambi sudah melakukan pertemuan dengan MUI, NU, Muhammadiyah, perwakilan Ormas FPI, dan HMI membahas permasalahan tersebut.

"Sudah terungkap pelakunya dan sudah dihadirkan juga, yang bersangkutan sudah meminta maaf, dia menyatakan sangat menyesal dengan apa yang telah dilakukannya," ungkap Zola.

Zola menjelaskan, Kapolda Jambi telah mempertemukan pelaku dengan dirinya, dan dari pengakuannya, pelaku mengatakan tidak ada niat dari pelaku untuk menistakan agama, tetapi lebih pada motif pribadi, yakni karena merasa kurang diperhatikan oleh pihak pimpinan dan pemilik hotel, terutama kaitannya dengan gaji. "Dia sudah minta maaf dan sangat menyesali perbuatannya, dan diapun tidak menyangka dampaknya akan sebesar ini," tambah Zola.

Zola dangat mengapresiasi Kapolda Jambi dan seluruh jajarannya atas kerja keras yang telah dilakukannya dalam mengungkap kasus tersebut, yang prosesnya berlangsung sangat cepat.

Selanjutnya, Zola meminta sekaligus menghimbau seluruh pihak untuk menyampaikan informasi yang benar kepada masyarakat agar jangan meresahkan masyarakat.

"Karena sudah mulai ada titik terang, bagaimana nasib pegawai, menurut Walikota Jambi, 90% pegawainya umat Muslim. Saya mengusulkan, untuk membuka segel, tetapi pembukaan segel harus secara hukum. Membuka segel harus dari sisi hukum dan kemanusiaan, dari sisi hukum supaya tidak melanggar aturan yang berlaku, dari sisi kemanusiaan untuk memikirkan nasih para tenaga kerjanya. Mohon kita semua dapat bersikap arif dan bijaksana karena juga berimbas besar kepada saudara-saudari kita semua. Mari kita semua menjadikan ini pembelajaran supaya ini tidak terjadi lagi," pungkas Zola.

Kapolda Jambi, Brigjen Pol. Yazid Fanani menyatakan, permasalahan tersebut sempat menjadi viral dan menyebar di media sosial. “Namun, kecepatan langkah dari gubernur, walikota, dan seluruh elemen bisa membantu menghindarkan anarki dan Jambi yang kondusif bisa kita pertahankan," ungkap Yazid Fanani.

“Rabu, 28 Desember 2016, beberapa elemen Islam melakukan unjuk rasa untuk percepatan penanganan oleh Polda. Polda Jambi menaruh rasa hormat atas support seluruh elemen yang membantu kami mengungkap tabir. Penyidik telah memperoleh berbagai keterangan saksi, petunjuk, dan juga bukti. Penyidik menyatakan pelaku berinisial RZ, karyawan kontrak atau pegawai harian lepas Hotel Novita Jambi," jelas Yazid Fanani.

“Saat ini penyidik terus melakukan pengembangan, kalau ada perkembangan yang signifikan, kami akan memberikan keterangan lebih lanjut. Mari kita jaga agar Provinsi Jambi ini tetap aman dan kondusif, untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan," himbau Yazid Fanani.

"Semoga dalam waktu dekat kami akan selesai melengkapi berkas perkara dan kalau sudah lengkap kami limpahkan ke kejaksaan, dan proses hukum terus berlanjut," tutur Yazid Fanani.

Walikota Jambi, H.Sy.Fasha menyatakan, setelah kejadian, dia menyegel Hotel Novita Jambi. "Saya melakukan penyegelan, penuh dengan resiko hukum, saya bisa dituntut oleh pemilik hotel, namun kalau tidak saya segel, bisa terjadi anarki. Saya menyegel untuk menjaga resiko yang sangat besar," ungkap Fasha.

Dikatakan oleh Fasha, dirinya telah memanggil manajemen Hotel Novita Jambi untuk melakukan permohonan maaf kepada umat Muslim di Kota Jambi, Provinsi Jambi, dan Indonesia.

Fasha menyatakan, untuk rencana pembukaan segel Hotel Novita, akan dibuka setelah rapat dengan seluruh pihak terkait. "Disegel dengan rapat, akan dibuka dengan rapat," ujar Fasha.

Fasha mengemukakan, dalam membuka segel Hotel Novita, akan dilakukan acara adat Kota Jambi semacam cuci kampung, dan memang direncanakan setelah kasus terungkap.

Terkait nasib para karyawan/wati Hotel Novita, Fasha menyatakan bahwa dia telah berkoordinasi dengan pihak hotel supaya pihak Hotel Novita memberikan gaji karyawan/wati selama hotel disegel dan pihak hotel menyanggupi membayar gaji karyawan/wati selama Hotel Novita disegel.

Senada dengan apa yang disampaikan oleh gubernur, Walikota Jambi ini mengapresiasi Kapolda Jambi dan seluruh jajarannya yang telah berhasil mengungkap pelaku kasus tersebut dengan sangat cepat. “Kita harus menerima resiko hukum, termasuk jika pelakunya seiman dengan kita," ungkap Fasha. 

Kajati Jambi JW Purba, Kepala Badan Intelijen Daerah Provinsi Jambi, perwakilan pimpinan MUI Provinsi Jambi, perwakilan pimpinan FPI Jambi, perwakilan pengurus KAMMI Jambi, serta para undangan lainnya juga turut hadir dalam acara tersebut. (JP-03/Rel)

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar