Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Jambi Jaring Dana Repatriasi

TRANSPORTASI : Pelabuhan Talang Duku yang dikelola PT Pelindo II sebagai salah satu jantung perekonomian Jambi.
Jambipos Online, Jambi-Bank Indonesia Jambi menyarankan agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi menjaring dana repatriasi amnesti pajak. Setidaknya pemerintah harus pro aktif melobi investor.

Konglomerat Indonesia yang menarik uangnya dari luar negeri (repatriasi) cukup banyak dan berbagai latar belakang. Dana repatriasi yang ditargetkan pada amnesti pajak hingga Maret 2017 sebesar Rp1.000 triliun. Namun baru terealisasi Rp137,08 triliun.

“Dana yang masuk itu banyak. Jangan sampai Jambi kalah saing dengan daerah tetangga seperti Palembang dan Riau, yang memang mengintai dana repatriasi. Dan melobi investor, agar berinvestasi di daerahnya,” kata Deputi Bank Indonesia Jambi, Meily Ika Permata 
, Selasa (4/10).

Ia mengatakan dana repatriasi yang telah terealisasi sebesar Rp137,08 triliun. Harus dimanfaatkan pemerintah Jambi untuk menggenjot industri hilir, komoditas karet dan sawit atau perumahan maupun pertambangan.

Menurut dia, pemerintah memang harus pro aktif untuk mendatangkan investor pemegang dana repatriasi. Sehingga semua kemudahan, seperti infrastruktur, kemudahan izin, keamanan investasi dan bahan baku yang banyak.

Mengucurnya dana repatriasi memang harus dioptimalkan di daerah. Apalagi kinerja perbankan secara global tumbuh melambat. Kemudian pertumbuhan ekonomi juga sulit mencapai target 5,4 persen. Opsi lain dengan memanfaatkan dana repatriasi untuk menstimulus ekonomi Jambi.

“Perbankan sangat memperhatikan resiko untuk mengucurkan pendanaan. Ini karena pelemahan harga komoditas karet dan sawit. Penyaluran kredit ke UMKM saja tumbuh melambat,” sebutnya.

Menurut Meily, kinerja perbankan mengalami peningkatan dibanding triwulan sebelumnya. Dimana penyaluran kredit mencapai Rp30,4 triliun, tumbuh 11,1 persen (yoy). Selanjutnya dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp24,08 triliun, terkontraksi 0,5 persen. “Itu karena kontraksi perlambatan pertumbuhan tabungan dan simpanan berjangka,” tegasnya.

Untuk mendongkrak ekonomi Jambi, lanjut Meily, perbankan telah jor-joran mengucurkan kredit. Sehingga penyaluran kredit lebih tinggi dibanding pertumbuhan DPK. “Loan Deposit Rasio (LDR) itu naik 416 bps menjadi 126,22 persen,” terangnya.

Kendati demikian, lanjut Meily, aset perbankan cenderung melambat, hanya tumbuh Rp38,14 triliun, hanya tumbuh 1,3 persen. Sedangkan tahun sebelumnya mencapai 8,7 persen. Dampaknya juga noan performing loan (NPL) juga tinggi berada di atas 3 persen.

Kondisi ini kinerja perbankan yang sedikit melambat, kemudian penundaan dan pemotongan anggaran dari pusat ke pemerintah daerah. Agar target pertumbuhan ekonomi tercapai. Pemprov Jambi harus bekerja keras, mendatangkan investor dari dana repatriasi. (JP-02)                   

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar