Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Pemprov Jambi Defisit Anggaran Untuk Pangan Rp 240 Miliar



Jambipos Online, Jambi-Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi mengalami defisit anggaran untuk pengembangan produksi pangan di Jambi sebesar Rp 240 Miliar. Meski defisit, Pemprov Jambi tetap memaksimalkan kualitas dan produktivitas pangan serta kesejahteraan petani. 

Gubernur Jambi H.Zumi Zola berharap agar kajian Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), bisa memaksimalkan komodoti pangan Provinsi Jambi. Dalam artian meningkatkan kualitas dan produktivitas pangan serta kesejahteraan petani. Meski Pemerintah Provinsi Jambi defisit anggaran sampai Rp240 miliar, namun pertanian pangan harus dimaksimalkan. 

Hal itu dikemukakan Zumi Zola kepada para wartawan usai Pertemuan dan Diskusi Pemerintah Provinsi Jambi dengan Wantimpres, bertempat di Ruang Utama Kantor Gubernur Jambi, Rabu (31/8) sore. Hadir Wakil Gubernur Jambi, Dr.Drs.H.Fachrori Umar,M.Hum dan kepala SKPD dalam lingkup Pemerintah Provinsi Jambi yang berkaitan dengan pangan juga ikut serta dalam pertemuan tersebut.

Zola menyatakan bahwa kedatangan Wantimpres ke Provinsi Jambi sangat berarti. "Ini menjadi suatu kehormatan bagi kita semua, baik Pemerintah Provinsi maupun seluruh masyarakat Provinsi Jambi. Rombongan Wantimpres datang dari Jakarta khusus membahas pertanian. Kami sampaikan tadi bahwa pangan, kebijakan dari Pak Presiden untuk mandiri pangan dan kedaulatan pangan, kita Jambi juga punya komitmen," ujar Zola.

"Pemerintah Provinsi Jambi, walaupun kita defisit sampai Rp240 miliar, bagaimanapun juga pertanian pangan harus dimaksimalkan. Dana yang begitu terbatas kita coba naksimalkan," lanjut Zola.

"Kita perhatikan masyarakat petani kita, UMR-nya kita upayakan naikkan, NTP-nya kita coba naikkan, sekarang kan belum sampai 100, artinya pendapatan dan biaya yang dikeluarkan petani kita tidak seimbang. Kita coba dorong itu dengan cara perhatikan alsintan, cetak sawah, dan yang lainnya," tambah Zola. Zola mengungkapkan, irigasi juga merupakan persoalan besar dalam pertanian di Provinsi Jambi.

"Ini kita sampaikan kepada Pak Jan dan rombongan. Tentu kita butuh bantuan dari kementerian terkait, Kementerian Pertanian, sehingga komoditi kedelai hitam untuk kecap dan komoditi-komoditi lainnya bisa lebih maksimal lagi," jelas Zola.

Zola menambahkan, dalam waktu dekat, Menteri Pertanian akan datang ke Provinsi Jambi dan permasalahan-permasalahan pertanian Provinsi Jambi akan dia sampaikan kepada Menteri Pertanian. 

"Supaya inflasi Provinsi Jambi bisa kita tekan, yang salah satunya disebabkan oleh ketergantungan komoditi pangan dari provinsi lain. Kita ingin mandiri, tentu butuh dukungan dari masyarakat juga. Selama ini mungkin sangat tergantung pada komoditi karet dan sawit, dengan kondisi seperti sekarang ini, ayo kita coba carikan solusinya, salah satunya dengan tanaman pangan," tutur Zola.

Sebelumnya, dalam pertemuan dengan rombongan Wantimpres, Zola menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Jambi mendukung program Pemerintah Pusat dalam upaya mewujudkan swasembada, kemandirian, dan ketahanan pangan.

Zola mengatakan, salah satu program Pemerintah Provinsi Jambi untuk membantu petani adalah Satu Eskavator Satu Kecamatan, yang bisa digunakan oleh para petani dalam membuka dan mengolah lahan.

Zola mengungkapkan, permasalahan dalam pembangunan pertanian tanaman pangan di Provinsi Jambi, diantaranya adalah masalah infrastruktur dan banyaknya sawah yang tadah hujan.

Selain itu, kata Zola, tambahan tantangan saat ini adalah pemotongan Dana Alokasi Umum (DAU) dari Pemerintah Pusat, yakni DAU Pemerintah Provinsi Jambi dipotong sampai hampir mencapai Rp250 miliar. 

Namun demikian, Zola mengemukakan, meskipun dengan pemotongan DAU, agar pertanian jangan sampai korban. Zola mengapresiasi peninjauan lapangan komoditi Kedelai Hitam di Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang dilakukan oleh rombongan Wantimpres.

Zola menyatakan, Provinsi Jambi juga kaya akan Kayu Manis di Kerinci, yang dikatakannya, menurut Menko Perekonomian salah satu kayu manis dengan kualitas terbaik di dunia.

Dikatakan oleh Zola, Pemerintah Provinsi Jambi berusaha untuk mengurangi ketergantungan masyarakat pada komoditi karet dan sawit.

Terkait kajian dari Wantimpres, Zola mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Jambi akan menerimanya dengan baik, baik kritik maupun saran. "Masukan baik kritik maupun saran akan kami terima dengan baik dan ditindaklanjuti kepada dinas instansi terkait untuk perbaikan kinerja kami," pungkas Zola.

Wakil Gubernur Jambi, H.Fachrori Umar menambahkan, dia berharap agar semua pihak memikirkan masyarakat. "Kita harus sama-sama melihat ke bawah, apa yang bisa kita lakukan untuk masyarakat," ungkap Fachrori Umar.

Ketua Rombongan Wantimpres, Jan Darmadi mengatakan, rombongan Wantimpres datang ke Provinsi Jambi untuk melakukan penelitian tentang pertanian, secara khusus terhadap komoditi kacang kedelai hitam, bahan untuk pembuatan kecap.

Jan Darmadi menekankan agar ada insentif terhadap para petani, agar masyarakat mau bertani. Jan Darmadi mengatakan, permasalahan yang sering dihadapi para petani adalah rendahnya harga jual ketika panen, yang menyebabkan kesejahteraan petani sangat rendah. Jan berharap agar semua pihak, termasuk gubernur dan jajarannya mengupayakan solusi terhadap permasalahan tersebut.

"Kita selalu ingin berproduksi lebih tinggi. Masalahnya bukan hanya produksinya, yang terpenting adalah manusia, harus ada insentif. Insentif untuk menarik kembali petani," ujar Jan Darmadi.

"Saya berharap gubernur bisa membantu, bukan dengan subsidi, tetapi harga yang layak," lanjut Jan Darmadi. Jan Darmadi menekankan, dirinya berharap petani bisa mendapatkan setidak-tidaknya sesuai dengan UMR. "Kalau bisa di atas UMR," sebut Jan Darmadi.

IGK Manila, rombongan Wantimpres menjelaskan, tahun ini Jambi dipilih sebagai daerah penelitian atau kajian Wantimpres karena Provinsi Jambi pernah menjadi penghasil kedelai terbesar di Indonesia.

Bulan Oktober 2016, lanjut IGK Manila, kajian sudah harus selesai dan disampaikan kepada presiden Republik Indonesia. 

Staf Ahli Gubernur Jambi Bidang Ekonomi dan Keuangan, Tagor Mulia Nasution melaporkan, Wantimpres telah melakukan kunjungan lapangan ke Kabupaten Tanjung Timur, yakni ke Kelurahan Simpang meninjau usaha kelompok tani cocok tanam kedelai hitam untuk bahan pembuat kecap, yang dilanjutkan dengan pertemuan dengan kelompok tani di Rantau Rasau. "Dari pertemuan itu, masyarakat sangat mengharapkan jaminan pemasaran," ujar Tagor Mulia Nasution. (Lee)

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar